Jakarta, Liputan9.id – Ketua Umum Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU), KH. Agus Salim HS mengucapkan selamat dan sukses dalam penyelenggaraan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah Surakarta, Solo, Jawa Tengah, 18-20 November 2022.
Kiai Agus Salim menjelaskan bawah Muhammadiyah lahir dari rahim ulama Nusantara, Kyai Ahmad Dahlan, pada tahun 1912.
“Lalu, pada tahun 1926 atau 14 tahun kemudian, NU lahir. Juga dari tangan ulama Nusantara, Hadlratus Syeikh Hasyim Asy’ari,” papar Kiai Agus.
“Bahkan, sanad keilmuan beliau berdua pun sama, bertemu di titik dua ulama besar Nusantara: Kyai Kholil Bangkalan dan Kyai Sholeh Darat, dan titik temu sanad lainnya,” imbuhnya.
Menurut Kiai Agus, baik NU maupun Muhammadiyah berkontribusi secara intens dan masif, baik dalam dakwah Islamiyah maupun dakwah wathaniyah (kebangsaan). Baik di ranah perjuangan kemerdekaan, pendidikan, ekonomi, civil society, maupun bidang-bidang strategis lainnya.
“Artinya, kedua ormas ini adalah saudara kandung seperjuangan, sejak dulu, hingga sekarang. Saling menopang, meski kadang bersinggungan. Tentu merupakan hal yang sangat wajar dan lumrah dalam sebuah dinamika pergerakan,” ujar Rois Idarah Su’biyyah Ahlith Tahriqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) tersebut.
Abi Agus (beliau biasa dipanggil) menegaskan bahwa, sinergitas NU-Muhammadiyah harus terus dirawat. Melestarikan sinergitas antara keduanya, sama dengan merawat sinergitas antar sebagian besar/mayoritas anak bangsa. Jika keduanya beres, Indonesia beres.
“Semoga Muktamar Muhammadiyah Ke-48 ini dapat melahirkan pimpinan Muhammadiyah yang mengerti betul signifikansi sinergitas tersebut. Sehingga Islam tipologi Nusantara dapat semakin membuktikan sisi rahmatan lil ‘âlamîn-nya,” harapnya.
Selamat bermuktamar ke-48 untuk Saudara-saudaraku Muhammadiyyin. InsyaAllah sukses dan membawa keberkahan dan kemanfaatan untuk Islam, Indonesia dan semesta, amin. tutup Abi Agus Salim HS. (AMA)