Jakarta, Liputan9.id – Menjelang pergantian tahun, dimalam tahun baru 2023 Masehi 1444 Hijriah, H. Hendra Cipta Dinata Menggelar acara Silaturrahim dan Muhasabah akhir tahun. Acara digelar di Jalan RE Martadinata Gg. Al Hikmah No. 02 Kp. Tanah Baru Desa Karang Baru, Cikarang Utara Bekasi, di Kediaman Anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Partai Kebankitan Bangsa (PKB) Sabtu, (31/12/2022).
Kegiatan Silaturrahim dan Muhasabah akhir tahun tersebut, diisi dengan silaturrahim, tawashul, dzikir, dan muhasabah sekaligus refliksi perjalanan kehidupan selama satu tahun yang telah berlalu.
“Dengan di gelarnya kegiatan ini, mudah-mudahan negeri kita di jauhkan dari bencana,”ujar H. Hendra dalam sambutan panjangnya.
Secara khusus acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Lajnah Dakwah Islam Nusanatara (LADISNU) KH. Agus Salim HS. Ulama sufi, Rois Idarah Syu’biyah JATMAN tersebut dimohonkan untuk memimpin tawashul dan memberikan cahaya hikmah dalam rangka memuhasabahi hadirin yang hadir dalam acara rutinan tahunan itu.
Sebelum tawashul Kiai Agus memberikan mutiara hikmah dengan mengutip sebuah ayat al Qur’an Surat al-Hasyr ayat 18:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Malam ini adalah malam terakhir dari tahun 2022 dan malam pertama menjelang tahun 2023.
“Tadi selaku tuan rumah, shohibul hajat, shohibul bait yang juga Anggota Dewan Kabupaten Bekasi memberikan sambutannya. Kita doakan panjang umurnya, berkah hidupnya, dan dapat membawa Bekasi kepada kemajuan yang berarti. Kalo sekarang dewan besok jadi Bupati, yang diamini oleh hadirin,” ucap Kiai Agus.
Jadi sebagaimana disampaikan oleh Sayyidina Umar bin Khattab yang mengatakan, “Hasibu anfusakum qobla antuhasabu.“ Evaluasilah (hisablah kalian, hitung-hitunglah) dirimu sendiri sebelum kalian dihisab (di hadapan Allah kelak).
“Perkataan sahabat Umar tersebut mengajarkan kepada kita untuk terus mengintrospeksi diri, menghitung-hitung amalan kita apakah amal baik melebihi amal jelek kita? Atau malah sebaliknya,” ulas Kiai Agus.
Lalu, Kiai Agus menjelaskan, jadi prinsip orang muhasabah itu sangat penting. Di dunia ini sering-sering muhasabah nanti di akhirat akan menjadi ringan dengan sebab sering mengoreksi diri.
“itulah manfaat muhasabah tahu kesalahan, ngerti kesalahan. Kita sebagai orang yang menjalankan prinsip guru muhasabah itu dengan musyawarah namanya. Musyawarah! kalo bulan-bulan kemarin jarang sekali, tahun-tahun berikutnya, tahun besok lebih rajin lagi,” Kiai Agus memperingatkan.
Lebih lanjut Kiai Agus menerangkan bahwa muasyawarah itu muhasabah diri melalui guru, yang isinya adalah tafakur tentang hadirat Allah Subhanahu Wata’ala.
“Seperti dalam keterangan “kamu tafakur 1 jam itu sama atau lebih baik daripada ibadah selama 60 tahun.” (dalam riwayat lain disebutkan 70 tahun) ibadah yang diterima,” jelasnya.
قال النبي صلى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “تفكر ساعة خير من عبادة ستين سنة” ( في رواية أخرى: سبعين سنة)
“Hadits di atas di kalangan ahli hikmah (tasawuf) sangat mashur, bahwa berpikir kritis (kontemplasi) terhadap semua ciptaan Allah berupa nikmat Allah, alam semesta, ilmu Allah itu lebih utama daripada melakukan ibadah selama 70 tahun. Kiai Agus juga menegaskan umur kita belum tentu 70 tahun, ibadah kita belum juga diterima. Maka dari itu banyak-banyaklah mushasabah,” imbuhnya.
Ayat al Qur’an Surat al-Hasyr yang saya bacakan tadi kata Kiai Agus, menerangkan tentang prinsip muhasabah ini adalah ingat kepada Allah, berapa persen kira-kira dalam setahun ingat Allah, lebih banyak ingatnya atau lupanya dalam setahun.
“Jadi muhasabah itu jangn neko-neko, ingat amal? jangan dihitung malah hilang. Siapa orang nyebut-nyebut amal kebaikan kata nabi padahal kebaikannya belum tentu diterima oleh Allah, itu tanda-tanda umatku yang celaka. Jadi muhasabah ini maksudnya banyak-banyakingat Allah, ya Ittakullah itu,” terang Kiai Agus.
Maka beruntunglah kita yang senantiasa mawas diri, selalu introspeksi diri, selalu banyak merasa salah.
“Jadi nanti disana itu hisabnya ringan. Maka dari itu banyak-banyak hisab diri di dunia. Kebalikannya orang yang selama di dunia tidak pernah muhasabah, tidak pernah introspeksi diri maka berat hisabnya. Sering saya katakan “Man usibah faudzibah” barang siapa yang dihisab pasti celaka. “Wamannukisah fahuwa yahlik” apalagi sampai diteliti pasti hancur,” paparnya.
Menurutnya, muhasbah dalam pandangan tasawuf prakteknya banyak-banyak ingat Allah. Orang yang belajar dzikir, walaupun wiridannya rajin, shalat tahajudnya rajin, shadaqahnya banyak, tapi gak muhasabah dan tidak tafakur atau musyawarah tidak akan jalan, kata Kiai Agus.
Oleh sebab itulah jika hari ini kita mengalami kegagalan, segeralah introspeksi diri. Barang kali ada langkah-langkah kita yang kurang sempurna. Jika hari ini kita mengalami kerugian, segeralah introspeksi diri. Barang kali ada usaha kita yang terlewat. Jika hari ini kita mengalami penurunan prestasi, segerah introspeksi diri. Barang kali ada waktu luang kita yang terabaikan. Jika hari ini kita mengalami keretakan hubungan, segeralah introspeksi diri. Barang kali ada hak-hak saudara kita yang belum ditunaikan. Jika hari ini kita mempunyai masalah apapun, segeralah introspeksi.
Perhatikanlah terus penampilan batin kita sebagaimana kita memperhatikan penampilan luar kita. Sebaik-baiknya manusia, adalah yang menyiapkan bekal terbaik sebelum menghadap Tuhan-Nya. Wallahu a’lam. (Ai)