• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Messianisme di Asia Tenggara: Perlawanan Kiai Dharmojoyo Menghadapi Kolonialisme Belanda Akhir Abad XIX – Awal XX

Messianisme di Asia Tenggara: Perlawanan Kiai Dharmojoyo Menghadapi Kolonialisme Belanda Akhir Abad XIX – Awal XX

February 10, 2023
Syekh Naim

Sekjen Hizbullah Sebut Serangan ke Rumah Netanyahu Tunjukkan Keberhasilan Intelijen yang Signifikan

October 28, 2025
UMKM Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

October 28, 2025
Ibn Khaldun

Ibn Khaldun, Filsafat Sejarah, Sejarah Sosial

October 28, 2025
Pasar Lama Cikarang dibongkar

Tata Ulang Kawasan SGC, Pemkab Bekasi Relokasi PKL ke Area Pasar Cikarang

October 28, 2025
PNIB

Refleksi Hari Santri dan Sumpah Pemuda, PNIB: Bahaya Medsos dan Game Online sebagai Alat Propaganda 

October 28, 2025
Pagar Nusa

Pagar Nusa Apresiasi Polri atas Kinerja Berantas Narkoba

October 28, 2025
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 28, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
MUI

MUI Sentil Tampilnya Biduan dalam Peresmian Masjid di Jawa Tengah

October 27, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Wednesday, October 29, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Messianisme di Asia Tenggara: Perlawanan Kiai Dharmojoyo Menghadapi Kolonialisme Belanda Akhir Abad XIX – Awal XX

Moh. Faisal Asadi by Moh. Faisal Asadi
February 10, 2023
in Uncategorized
A A
0
Messianisme di Asia Tenggara: Perlawanan Kiai Dharmojoyo Menghadapi Kolonialisme Belanda Akhir Abad XIX – Awal XX

Foto Penyerahan Cideramata kepada Narasumber UtaMA Dr. Johan Wahyudhi oleh Sekjend LADISNU, Ir. H. Darma Azwan dan Hadir disampingnya Pemateri Pembanding KH. Imaduddin.

507
SHARES
1.4k
VIEWS

Jakarta, Liputan9.id – Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) gelar kajian rutin bulanan ke-2 dengan tema “MESSIANISME DI ASIA TENGGARA: Perlawanan Kiai Dharmojoyo Menghadapi Kolonialisme Belanda Akhir Abad XIX – Awal XX”, Rabu (9/2/23).

Tema diatas menarik karena disertasi dari Dr. Johan Wahyudi, M.Hum di UNUSIA.  Dalam kajian ini Dr. Johan menyebut kiai Dharmojoyo adalah potret kiai kampung, kiai desa yang aslinya orang Kudus.

“Kebetulan hasil penelitian saya hanya mendapatkan guru-gurunya yang hidup di akhir abad 19 mengajinya dimana. Ada beberapa tokoh yang saya kira bisa menambah pengetahuan awal kita, pertama beliau itu mengaji pada seseorang yang bernama Raden Bagus Suradi. Ternyata saya sudah melacak makamnya terletak di Kudus dan makamnya di dukuh Aringan,” ungkap Dr. Johan saat mengisi kajian hasil disertasinya di kantor LADISNU.

BeritaTerkait:

Kesaksian Ulama Yaman Tentang Peran Ba’alwi dalam Pemalsuan Sejarah Hadramaut

Menjawab Kitab Al-Idzhar Karya Ahmad Bin Aud Bin Alwi Al Ibrahim Dari Kesultanan Oman

Studi Teks Nasab Ba’alwi dalam Kitab As-Sakhawi: Kurtubi Lebak dan Ahmad Baso Perlu Memahami Ini

Rhoma Irama, Kiai Imad dan Sayyid Mahdi Raja’i (Sebuah Catatan Seorang Penonton)

Beliau menambahkan, sejak muda Kiai Dharmojoyo namanya bukan Dharmojoyo, melainkan Bagus Talban. Bagus Talban berkelana dan memutuskan nyantri di Ndresmo.

“Dalam catatan mantan pejabat tinggi Surabaya namanya Lekkerkerker, menyebut bahwa Ndresmo menjadi 1 dari 7 pesantren terkemuka di Jawa selain Tegalsari, kemudian Ndresmo dan ada pesantren lain di Madiun diantaranya,” jelas dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

“Dalam catatan kolonial, kawasan pesantren Ndresmo disebut sebagai tempat orang-orang jahat,” imbuhnya

Dr. Johan berpesan agar kita sebagai bangsa pribumi Indonesia jangan langsung percaya. Ini juga menjadi catatan bagi pemerhati sejarah semua informasi dari Belanda jangan ditelan bulat-bulat.

“Meskipun saya katakan adalah sumber primer, sumber penting tapi harus kita olah dengan khazanah kelokalan kita. Bahasa kasarnya Pangeran Diponogoro menurut mereka adalah orang yang memberontak, tapi kita sebagai orang Indonesia punya ikatan kolektif mereka pahlawan,” pesannya.

Dr. Johan memaparkan bahwa mendekati akhir abad XX, Kondisi Jawa semakin terpuruk akibat pemberlakukan kebijakan Cultuurstelsel oleh Pemerintah Hindia Belanda.

“Paket kebijakan ini antara lain bertumpu pada rangsangan pembangunan industri berbasis perkebunan, seperti gula, teh dan kopi. Sawah padi yang menjadi andalan perekonomian masyarakat Jawa, perlahan digantikan oleh perkebunan komoditas produksi. Jumlah upah yang didapat para petani, kerap tidak sepadan dengan tenaga yang dikeluarkan. Penderitaan ini dilengkapi dengan aksi semena-mena yang ditunjukkan pemilik produksi dan pemerintah colonial,” jelasnya.

Keadaan di atas menurut Dr. Johan menyulut perlawanan yang digalang sejumlah elit masyarakat, salah satunya adalah Kiai Dharmojoyo dari Dukuh Bendungan, Kabupaten Berbek. Semasa muda, ia sempat berguru ke sejumlah pesantren seperti Sidosermo dan Tegalsari. Dalam pengembaraannya ini terdapat suatu pengetahuan yang diyakininya, yakni tentang wahyu Ratu Adil atau paham messianisme.

“Menurut catatan kolonial, Kiai Dharmojoyo menahbiskan diri sebagai Ratu Adil dan melakukan suatu perlawanan yang menewaskan sejumlah tokoh masyarakat yang berpihak pada Belanda,” paparnya.

Tetapi menurut Dr. Johan dari sumber keluarga, klaim Ratu Adil sebenarnya bukan merupakan alasan utama perlawanan ini digelar. Kiai Dharmojoyo kerap menerima ketidakadilan saat berperkara dengan pemerintahan Hindia Belanda dan para pengikutnya.

“Di samping itu, para buruh pabrik gula dan petani di sekitar Bendungan kerap mengeluhkan nasib mereka karena kurangnya kesejahteraan dan perlakukan tidak adil yang ditunjukkan pejabat pabrik dan pemerintah kolonial,” tambahnya.

Dr. Johan berharap banyak dengan fenomena tersebut agar LADISNU menjadi gerbong melakukan kajian tentang sejarah, kajian turats kemudian kajian tentang khazanah besar Islam Nusantara.

Sebagai pemateri pembanding, KH. Imaduddin, menjelaskan bahwa Kiai Darmojoyo jaringan pangeran Diponogoro dan beliau berguru pada muridnya Kiai Hasan Basari.

“Kiai Hasan Basari salah satu pengikutnya atau muridnya Pangeran Diponogoro. Saya ada riwayat dari Gus Maksum Lirboyo, keturunan Kiai Hasan Basari tidak mempan di santet termasuk juga keturunan Gus Maksum,” jelasnya.

Kiai Imad melihat jejaring pangeran diponogoro melahirkan pesantren-pesantren di Jawa. Jadi tidak cuma tradisi perjuangan, kemudian tradisi keilmuan yang dijaring oleh Pangeran Diponogoro.

Termasuk di Betawi, pengaruh Mataram sangat kuat. Maka ada yang namanya Matraman, tempat pelariannya pengikut Sultan Agung menyerang Belanda yang kalah. Banyak juga masjid masjid tua di Jakarta dibangun oleh pasukannya Sultan Agung,” tambah Kiai Imad ketua Bidang Politik, Hukum, Sosial dan Advokasi LADISNU

Beliau mengungkapkan bahwa cara efektif menghancurkan sebuah bangsa itu dengan menghapus sejarahnya.

“Cara menghapusnya, pertama dengan cara menghilangkan peninggalan peninggalan arkeologisnya. Kedua, Belanda datang ke Indonesia tidak cuma merampok kekayaan alam Negeri kita. Tetapi merampok juga kekayaan intelektual bangsa kita,” ungkap Kiai Imad.

“Tujuannya agar bangsa kita menjadi bangsa yang inlander, bangsa yang bodoh dan bangsa yang tidak punya peradaban,” pungkasnya. (MFA)

Tags: Dr. Johan WahyudhiKH. ImaduddinKolonial BelandaMessianisme di Asia Tenggara
Share203Tweet127SendShare
Moh. Faisal Asadi

Moh. Faisal Asadi

Aktual, Faktual, Kompeten, Konsisten dan Terpercaya

BeritaTerkait

KH. Imaduddin Utsman Al Bantani, Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum
Opini

Kesaksian Ulama Yaman Tentang Peran Ba’alwi dalam Pemalsuan Sejarah Hadramaut

by liputan9news
September 23, 2024
0

Banten, LIPUTAN 9 NEWS "Cara-cara yang dilakukan oleh para penjajah untuk menghapus sejarah suatu bangsa, menurut Abdullah bin Shalih, adalah...

Read more
KH. Imaduddin Utsman Al Bantani, Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Menjawab Kitab Al-Idzhar Karya Ahmad Bin Aud Bin Alwi Al Ibrahim Dari Kesultanan Oman

July 23, 2024
KH. Imaduddin Utsman Al Bantani, Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum

Studi Teks Nasab Ba’alwi dalam Kitab As-Sakhawi: Kurtubi Lebak dan Ahmad Baso Perlu Memahami Ini

July 16, 2024
Rhoma Irama, Kiai Imad dan Sayyid Mahdi Raja’i (Sebuah Catatan Seorang Penonton)

Rhoma Irama, Kiai Imad dan Sayyid Mahdi Raja’i (Sebuah Catatan Seorang Penonton)

June 28, 2024
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2463
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
Syekh Naim

Sekjen Hizbullah Sebut Serangan ke Rumah Netanyahu Tunjukkan Keberhasilan Intelijen yang Signifikan

October 28, 2025
UMKM Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

Langkah Awal Membangun Kewirausahaan

October 28, 2025
Ibn Khaldun

Ibn Khaldun, Filsafat Sejarah, Sejarah Sosial

October 28, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In