Jakarta, Liputan9.id – Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta gelar Orientasi Kader Mubalig, PKM Angkatan XXX, dengan tema Dinamika Dakwah di Ibu Kota Jakarta, di Griya Inkoppabri, Cisarua Bogor, Rabu, (15/3/23).
Ketua KODI DKI Jakarta, KH. Jamaluddin F. Hasyim menyebut serorang Mubalig harus menguasai psikologi audiens serta peka akan karakter masyarakatnya.
“Seorang mubalig harus tahu atau melek terhadap kaumnya, mengetahui karakter kebutuhan urbannya seperti apa? dai harus menguasai psikologi auidens nya, bicaralah kepada kaumnya sesuai dengan kadar ilmu, harus menguasai sosio kultural yang baik”, jelas Ketua Bidang HI dan Kerjasama Antar Lembaga LADISNU.
Ia juga menyerukan agar para da’i di Jabodetabek lebih kompetitif, memperkaya literasi serta harus berwawasan luas.
“Seorang Da’i di Jabodetabek harus berwawasan luas, sehingga jika betul-betul memahami karakter masyarakat, bahkan sampai bahasa masyarakatnya dipahami oleh seorang Da’i, maka yaqinlah dakwah akan berhasil,” lanjut Ketua KODI DKI Jakarta tersebut.
Kiai Jamal mempertegas bahwa DKI Jakarta masyarakatnya yang kompleks dan beragam, terdapat beberapa problematika yang harus dipecahkan oleh para da’i.
“Pertama adalah Kualitas da’i, masih banyak dai yang menjadikan dakwah sebagai hiburan bukan tuntunan, kualitas dai belum layak namun mampu mengemas dirinya, gaya eksotik namun isinya kurang berbobot”, terangnya.
“Kedua, Degradasi kualitas da’i kian menurun maka, seharusnya Da’i harus terus mengupgrade diri, mengikuti perkembangan, jangan ketinggalan”, sambungnya.
Terakhir, ia menekankan orientasi da’i berdakwah harus diluruskan, jangan sampai terjebak pada kubangan duniawi.
“Jika Orientasi Dakwah untuk dunia maka berhentilah jadi da’i”, pungkasnya. (MFA)