• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Islam, Tradisi, Sastra: Tentang Perjumpaan Tekstual

Islam, Tradisi, Sastra: Tentang Perjumpaan Tekstual

February 17, 2024
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 27, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
MUI

MUI Sentil Tampilnya Biduan dalam Peresmian Masjid di Jawa Tengah

October 27, 2025
Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

October 27, 2025
Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

October 27, 2025
Melda Safitri

The Ultimate Life Perspektif Islam 

October 26, 2025
BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

October 26, 2025
BNPT Gelar Rakor Deradikalisasi Di Yogyakarta, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan Jadi Narasumber

BNPT Gelar Rakor Deradikalisasi Di Yogyakarta, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan Jadi Narasumber

October 25, 2025
Zakky Mubarok

Merajut Hubungan Vertikal dan Horizontal

October 25, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Tuesday, October 28, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Islam, Tradisi, Sastra: Tentang Perjumpaan Tekstual

Oleh: Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya by Sulaiman Djaya
February 17, 2024
in Uncategorized
A A
0
Islam, Tradisi, Sastra: Tentang Perjumpaan Tekstual

Sulaiman Djaya, adalah esais dan penyair dan pengasuh pondokpesantren

508
SHARES
1.5k
VIEWS

Banten, LIPUTAN 9

SAYIDINA ALI berkata: Musibah terbesar adalah kebodohan. Tak ada agama yang akan tumbuh dengan orang-orang bodoh.

Segalanya bermula dari perjumpaan dengan dunia membaca, ketika saya belajar secara formal di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan menjadi seorang pembaca dan pengkaji literatur di Forum Mahasiswa Ciputat. Berjumpa dengan pikiran para penulis dari Timur (Iran) dan dari Barat (para filsuf Anglo-Saxon dan Kontinental Eropa) serta Amerika hingga khazanah sastra Indonesia, Arab dan Barat.

Sebagai seorang yang pernah akrab dengan kitab kuning di dunia pesantren, saya mendapatkan hal baru ketika berjumpa literatur dan buku-buku filsafat, dari ateisme hingga Marxisme ketika beberapa tahun numpang duduk di kelas di Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin sebuah kampus Islam di Ciputat, yang bersamaan dengan itu saya ikut aktif dalam sebuah forum studi dan kajian para mahasiswa di kawasan Semanggi-Ciputat. Kemudian segera mengenal seni atau khazanah dan produk-produk kultural yang terkait dengan Marxisme dan gerakan-gerakan kiri, semisal mengenal penyanyi yang bernama Nathalie Cardone dan Ibrahim Ferrer yang menyenandungkan lagu tentang Che Guevara: Hasta Siempre. Sejak itu, yang namanya Marxisme, ateisme, buku-buku para filsuf Iran bukan lagi sebagai bacaan-bacaan yang tabu bagi saya –sembari menikmati lagu-lagunya Ibrahim Ferrer dan Nathalie Cardone.

BeritaTerkait:

Adab dan Adat: Ruh yang Menyatu dalam Tradisi Pesantren

Pikiran yang Terlambat

Paradoks Kritik Teologis A. A. Navis (Bagian Kedua)

Paradoks Kritik Teologis A. A. Navis (Bagian Pertama)

Begitulah, ada masa-masa ketika saya mencampakkan Islam, masa-masa ketika saya bergairah mencandra filsafat Barat dan khazanah ateisme. Masa-masa itu kemudian berakhir ketika saya membaca buku-buku yang ditulis para intelektual Islam di Iran -dan segera saya pun kembali menemukan Islam, dan tentu saja dengan pemahaman yang berbeda, bahkan merasa menemukan Islam yang memang sudah lama hilang dan disembunyikan dari narasi sejarah tradisi Islam saya sebelumnya.

Saya mengenal Islam, dan kemudian “menghidupinya”, mula-mula tentulah karena saya lahir dari keluarga muslim –yang seperti nanti akan saya paparkan, berbeda dengan ketika saya berkenalan dengan sastra secara khusus, dan kesenian secara umum. Saya dididik dalam tradisi Islam sejak kanak-kanak oleh almarhumah ibu saya sendiri –sebelum saya belajar Islam, utamanya al Qur’an, kepada ustad-ustad saya di kampung, dan belajar fikih, nahwu, sharaf di pesantren selepas saya lulus sekolah menengah pertama. Namun, ada persamaan mendasar: Islam dan Sastra yang saya kenali dan saya akrabi ada dan hadir dalam sebuah “tradisi”, yang pertama tradisi keagamaan dan yang kedua tradisi pendidikan sekuler.

Awalnya, saya mengenal dan mengakrabi Islam dengan anggapan bahwa Islam merupakan agama yang hanya berkenaan dengan tauhid dan ibadah ritual semata –yang kemudian anggapan itu berubah ketika saya menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi Islam di Ciputat. Di fase inilah, saya menjadi seorang yang kembali mencari Islam –setelah saya berkenalan dengan Islam yang telah saya katakan itu, yang kemudian tanpa sengaja, saat saya bergelut dengan dunia kajian mahasiswa di Ciputat, saya menjumpai Islam yang demikian luas: sebagai sebuah khazanah sekuler dan wawasan peradaban.

Dengan apa yang saya paparkan itu, dapatlah dikatakan, perkenalan saya dengan Islam, setelah perkenalan dari tradisi di kampung dan dalam keluarga sendiri, yang kemudian juga perkenalan saya dengan sastra, kemudian karena sebuah pergulatan, meski mula perjumpaannya bisa dibilang sebagai kebetulan, yang barangkali dengan bahasa lain dapat disebut karena “takdir”. Adalah juga sebuah kebetulan –yang barangkali memang takdir, saya berkenalan dengan dunia kajian di luar kuliah dan kemudian merasa nyaman dengan dunia tersebut, setelah salah-seorang teman saya, yang justru kuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Diryarkara, mengajak saya untuk hadir di sebuah diskusi tentang Karl Marx.

Saya merasa perlu memaparkan hal tersebut tak lain karena perjumpaan dengan dunia dan “tradisi” yang lain itu telah memperkaya pemahaman saya tentang Islam, sebelum bersamanya pula saya berkenalan dan kemudian akrab dengan sastra –juga terjadi di Ciputat. Bila di keluarga sendiri dan di pesantren saya hanya belajar al Qur’an, fikih, nahwu, sharaf, di Ciputat itulah saya jadi tahu bahwa Islam juga berkenaan dengan sejarah, peradaban, pemikiran, bahkan seni, dan tentu pula kesusastraan. Itu semua merupakan hal-hal baru, juga khazanah baru –yang kemudian memancing minat saya, ditambah lagi forum kajian yang saya ikuti menyelenggarakan jadwal kajian Islamic Studies secara berkala seminggu sekali.

Andai saya tidak memilih Ciputat, mungkin ceritanya akan lain. Sekedar informasi, saya juga mendaftarkan diri saya ke IAIN Maulana Hasanuddin Banten, selain ke Ciputat, dan kebetulan diterima di kedua kampus tersebut. Namun, entah karena dorongan apa, yang saya tak ingat lagi, saya memutuskan untuk memilih Ciputat, memilih IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah di Ciputat, dan kemudian menjalani masa-masa yang bersahaja namun bergairah dalam dunia kajian mahasiswa di luar jam kuliah –mengakrabi filsafat, bahkan sempat meninggalkan tradisi ritual keagamaan saya karena terpengaruh wacana-wacana filsafat ateisme, hingga tak jarang saya melontarkan hal-hal yang “tabu” menyangkut Islam.

Tetapi waktu memang terus berjalan, dan saya diberi kesempatan menikmati rahmat terbesar saya dari Tuhan –yaitu usia, hingga saya kemudian berkenalan dengan khazanah dan diskursus pemikiran Islam, “dunia” filsafat dan pemikiran dari para penulis Islam di Iran, semisal Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari, Syahid Sayid Muhammad Baqir Sadr, dan Ali Syari’ati –yang pelan-pelan mengembalikan saya ke Islam. Demikian lah perkenalan saya berlanjut hingga membaca buku-bukunya Mohammed Arkoun, Syed Hossein Nasr, Fazlur Rahman, dan yang lainnya. Dari sanalah, saya menjumpai Islam sebagai kekayaan yang lain, dalam arti bukan semata wacana fikhiyyah –dan yang tak diragukan lagi, telah membuka mata saya tentang keberadaan khazanah ilmu Islam yang sebelumnya tidak saya ketahui.

Di Ciputat itulah, saya berkenalan dengan pemikiran dan tulisan-tulisan Karl Marx dan Marxisme, yang kemudian tanpa sengaja, beberapa bulan kemudian, berkenalan dengan Marx-nya Islam, yaitu Ali Syari’ati. Sembari terus mengakrabi filsafat Barat dan kesusastraan, saya membaca tulisan-tulisan para filsuf, ulama, dan penulis Islam Iran, tentu juga khazanah Islam lainnya. Inilah fase di mana saya “kembali berjumpa” dengan Islam –setelah dalam waktu yang cukup lama saya mencampakkannya ketika asik dengan khazanah filsafat sekuler dan ateisme.

Sebab, haruslah saya akui, ketika saya asik dalam khazanah materialisme, ateisme, dan sekulerisme itulah saya mulai berani meragukan agama, dan bahkan mulai berani meninggalkan ritual Islam saya. Sementara itu, khazanah kesusastraan saya kenal lewat jurnal dan majalah berkala, semisal majalah sastra Horison dan jurnal Kalam –yang selebihnya dari lembar-lembar koran –alias harian, di setiap hari minggu, karena kebetulan tempat kajian di mana kemudian saya tinggal, berlangganan semua terbitan itu.

Bersamaan dengan itu semua, saya mulai terbuka dengan khazanah Islam yang lain, semisal Islam di Iran –yah lewat pembacaan tekstual, lewat buku dan tulisan. Dengan sendirinya saya mulai memandang tinggi tradisi menulis, tak lain karena saya berjumpa dengan khazanah yang sebelumnya saya tidak ketahui tersebut dapat saya kenali, saya akrabi, saya kaji, singkatnya: saya baca, tak lain lewat buku dan tulisan.

Akhirnya, dapatlah dikatakan bahwa perjumpaan saya dengan kesusastraan dan perjumpaan kembali saya dengan Islam, tak lepas dari pembacaan, “tradisi yang lain”, pergulatan serta pencarian intelektual itu sendiri –yang memang tidak terlepas dari buku-buku, tulisan, singkatnya dengan “teks”, setelah sebelumnya saya juga menjumpainya, yang dalam hal ini sisi keagamaan saya, dalam “tradisi”, dalam sebuah dunia yang tidak terlepas dari “situasi epistemiknya” serta wawasan dan khazanahnya. Dalam hal ini, “pembacaan” dan “penulisan” merupakan sebuah ikhtiar dalam rangka “menghidupkan” sekaligus merawat, dan tentu juga dalam rangka menghindari “kemalasan intelektual” sejauh menyangkut keduanya.

Sulaiman Djaya, lahir di Serang, Banten. Menulis esai dan fiksi. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Koran Tempo, Majalah Sastra Horison, Indo Pos, Pikiran Rakyat, Media Indonesia, Majalah TRUST, Majalah AND, Majalah Sastra Kandaga Kantor Bahasa Banten, Rakyat Sumbar, Majalah Sastra Pusat, Jurnal Sajak, Tabloid Kaibon, Radar Banten, Kabar Banten, Banten Raya, Tangsel Pos, Majalah Banten Muda, Tabloid Cikal, Tabloid Ruang Rekonstruksi, Harian Siantar, Change Magazine, Banten Pos, Banten News, basabasi.co, biem.co, buruan.co, Dakwah NU, Satelit News, simalaba, dan lain-lain. Buku puisi tunggalnya Mazmur Musim Sunyi diterbitkan oleh Kubah Budaya pada tahun 2013. Esai dan puisinya tergabung dalam beberapa Antologi, yakni Memasak Nasi Goreng Tanpa Nasi (Antologi Esai Pemenang Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013), Antologi Puisi Indonesia-Malaysia, Berjalan ke Utara (Antologi Puisi Mengenang Wan Anwar), Tuah Tara No Ate (Antologi Cerpen dan Puisi Temu Sastra IV di Ternate, Maluku Utara Tahun 2011), Sauk Seloko (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI di Jambi Tahun 2012)), Kota, Kata, Kita: 44 Karya Para Pemenang Lomba Cipta Cerpen dan Puisi 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Yayasan Hari Puisi, Antologi Puisi ‘NUN’ Yayasan Hari Puisi Indonesia 2015, dan lain-lain.

Tags: IslamSastraSulaiman DjayaTradisi
Share203Tweet127SendShare
Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya, lahir di Serang, Banten. Menulis esai dan fiksi. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Koran Tempo, Majalah Sastra Horison, Indo Pos, Pikiran Rakyat, Media Indonesia, Majalah TRUST, Majalah AND, Majalah Sastra Kandaga Kantor Bahasa Banten, Rakyat Sumbar, Majalah Sastra Pusat, Jurnal Sajak, Tabloid Kaibon, Radar Banten, Kabar Banten, Banten Raya, Tangsel Pos, Majalah Banten Muda, Tabloid Cikal, Tabloid Ruang Rekonstruksi, Harian Siantar, Change Magazine, Banten Pos, Banten News, basabasi.co, biem.co, buruan.co, Dakwah NU, Satelit News, simalaba, dan lain-lain. Buku puisi tunggalnya Mazmur Musim Sunyi diterbitkan oleh Kubah Budaya pada tahun 2013. Esai dan puisinya tergabung dalam beberapa Antologi, yakni Memasak Nasi Goreng Tanpa Nasi (Antologi Esai Pemenang Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013), Antologi Puisi Indonesia-Malaysia, Berjalan ke Utara (Antologi Puisi Mengenang Wan Anwar), Tuah Tara No Ate (Antologi Cerpen dan Puisi Temu Sastra IV di Ternate, Maluku Utara Tahun 2011), Sauk Seloko (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI di Jambi Tahun 2012)), Kota, Kata, Kita: 44 Karya Para Pemenang Lomba Cipta Cerpen dan Puisi 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Yayasan Hari Puisi, Antologi Puisi ‘NUN’ Yayasan Hari Puisi Indonesia 2015, dan lain-lain.

BeritaTerkait

Tuhan pun Mau Diajak Bernegosiasi: Hikmah Isra-Mi’raj
Opini

Adab dan Adat: Ruh yang Menyatu dalam Tradisi Pesantren

by liputan9news
October 16, 2025
0

"Mencium tangan guru atau kiai merupakan bentuk penghormatan yang paling umum di pesantren." (Gus Nadir) Pendahuluan Dalam tradisi pesantren, adab...

Read more
Sulaiman-Djaya

Pikiran yang Terlambat

October 10, 2025
Sulaiman Djaya

Paradoks Kritik Teologis A. A. Navis (Bagian Kedua)

September 30, 2025
Sulaiman Djaya

Paradoks Kritik Teologis A. A. Navis (Bagian Pertama)

September 29, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2463
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 27, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In