Indonesia Pusaka
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Selalu dipuja-puja bangsa
Disana, tempat lahir beta
Dibuai, dibesarkan bunda
Tempat berlindung dihari tua
Tempat akhir menutup mata
Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memuja-Nya
Indonesia ibu pertiwi
Kau ku puja, kau ku kasihi
Tenagaku, bahkan pun jiwaku
Kepadamu, rela ke beri
Tenagaku, bahkan pun jiwaku
Kepadamu, rela ku beri ”
Lirik lagu kebangsaan ini diciptakan oleh Ismail Marzuki.
Pengertian Hermeneutika
Kata hermeneutika (hermeneutics) berasal dari bahasa Yunani, yaitu hermeneutice atau hermeneutikos. Kata hermeneutikos dibentuk dari perkataan hermeneuin yang berarti ‘menafsirkan’. Kata bendanya adalah hermeneia yang berarti ‘penafsiran’ atau ‘interpretasi’ dan hermeneutes yang berarti ‘interpreter’ atau ‘penafsir’. (Webster, 1979: 851).
Istilah kedua (hermeneutics, hermeneutika) merupakan kata benda. Kata tersebut mengandung tiga arti, yaitu ilmu penafsiran, ilmu untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam kata-kata dan ungkapan penulis, dan penafsiran yang secara khusus menunjuk pada penafsiran kitab suci (Faiz, 2003: 20).
Pemahaman Hermeneutik
Yang pertama adalah judul lagu kebangsaan yaitu Indonesia Pusaka. Apa yang dimaksud dengan Indonesia dan pusaka dan apa maksud Indonesia pusaka?.
Indonesia adalah negeri yang dikenal dengan nama resmi Republik Indonesia atau lebih lengkapnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Oseania sehingga dikenal sebagai negara lintas benua, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, Sebuah kepulauan yang terletak di seberang Khatulistiwa dan jaraknya setara dengan seperdelapan keliling Bumi, dikelompokkan menjadi Kepulauan Sunda Besar Sumatra, pulau jawa batas selatan Kalimantan dan Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil Nusa Tenggara, pulau Bali dan rangkaian pulau yang membentang ke arah timur melalui Timor; maluku antara Sulawesi dan pulau New Guinea dan batas barat New Guinea.
Pusaka, kita ketahui seperti benda yang diwariskan dari leluhur hingga keturunannya, karena itu disebut pusaka. Jadi pusaka secara istilah digunakan terhadap benda atau barang yang memiliki nilai khusus yang dimiliki oleh suatu keluarga, kelompok atau negara tertentu yang diwariskan secara turun-temurun dari beberapa generasi, Benda-Benda Replika Barang kuno yang disakralkan juga bisa disebut Pusaka dengan ketentuan Memiliki nilai Isoteri dan Eksoteri yg disakralkan seperti Keris, Contoh dari pusaka yang diwariskan adalah kitab suci, barang antik, senjata, atau perhiasan.
Indonesia adalah pusaka kita, dengan darah, nyawa, dan kesadaran untuk menjaganya hingga akhir nanti. Indonesia adalah tumpah darah kita, Indonesia adalah diri kita, Indonesia adalah nafas hidup kita. Indonesia dan kita seperti 2 mata sisi yang yang yang tak bisa dipisahkan, Indonesia adalah harga diri kita, siapa yang mengancamnya maka kehancuran baginya.
Makna Hermeneutik
“Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya”
Indonesia adalah tanah kita bersama, tempat lahir, hidup dan matinya kita. Meski agama kita berbeda, meski suku kita beda, meski bahasa kita beda, meski adat istiadat juga berbeda, ini Indonesia adalah negeri kita. Menjaga Indonesia seperti menjaga pusaka, dan membangun Indonesia untuk kejayaan, untuk kemakmuran kita bersama.
“Indonesia sejak dulu kala
Selalu dipuja-puja bangsa”
Sejak Kerajaan Sriwijaya, negeri kita ini dilihatnya sebagai surganya dunia, para biksu Budha dari Nepal, dan Tiongkok silih berganti datang ke Sriwijaya. Salah satu biksu yang ikut memperdalam agama Buddha di Sriwijaya adalah I-Tsing. Biksu dari China ini dikenal sebagai seorang penjelajah dan penerjemah teks agama Buddha. Dalam pelayarannya dari China ke India dirinya pernah singgah di Sriwijaya.
I-Tsing adalah salah satu tokoh yang berperan besar dalam mengungkap Kerajaan Sriwijaya dan perkembangan ajaran Buddha di Nusantara pada abad ke 7 Masehi. Dalam catatannya, dia kagum dengan keindahan alamnya dan kagum atas perkembangan agama Buddha di Sriwijaya.
Abad 12 Masehi, Kaisar Kubilai Khan seorang kaisar Tiongkok yang ingin merebut Nusantara dari genggaman Singosari dibawah kekuasaan Raja Kertanegara karena mengagumi Nusantara sebagai negeri yang indah, negeri yang damai.
Pedagang-pedagang Gujarat India, dan petualang dunia Ibnu Batutah pada abad 14 Masehi singgah di Samudera Pasai, telah mengagumi negeri Nusantara ini hingga ia begitu tertarik untuk mempelajari budaya di daerah yang disinggahinya. Maka, tak heran saat kembali ke Maroko, iapun menceritakan keindahan Nusantara kepada Sultan Fez.
Bangsa Portugis di bawah pimpinannya Alfonso de Albuquerque melihat Nusantara terutama Malaka sebagai negeri yang kaya rempah, alamnya indah dan bangsanya sangat beradab. Karena itulah Portugis ingin menguasai Malaka sebagai cara untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, cengkih dan pala yang di pasaran Eropa begitu sulitnya akibat selat Bosphorus dikuasai Turky Usmani yang telah menaklukkan Konstantinopel pada 1453 Masehi.
VOC pada awal abad 17 Masehi dibawah pimpinan Jean peterzoon Coen berkepentingan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, cengkih dan pala di wilayah Nusantara karena kekayaan alam Nusantara sangat melimpah, dan yang terpikirkan olehnya untuk menguasainya meski dengan cara kekerasan, dan kita tahu bahwa sejak keserakahan bangsa Eropa terutama Belanda dalam upaya menguasai negeri Nusantara adalah awal dari penjajahan.
Hingga hampir 3 abad lamanya Belanda merampok kekayaan alam Indonesia, peninggalan peninggalan leluhur bangsa, Seni, sastra, budayanya. Sejarah telah mencatatnya negeri kita Nusantara ini selalu dipuja puji tetapi sekaligus dirampok dan dirampas alamnya.
“Tempat berlindung dihari tua
Tempat akhir menutup mata”
Negeri kita adalah negeri yang kaya raya, indah, damai dan sejahtera. Negeri kita Indonesia adalah negara bhineka tunggal Ika, Indonesia adalah pedoman bakti kita, di tanah ini pulalah tempat akhir menutup mata.
Sekali merdeka tetap merdeka, Merdeka selama-lamanya.
KHM. Hamdan Suhaemi, Pengajar Pesantren Ashhabul Maimanah Sampang Susukan Tirtayasa Serang, Wakil Ketua PW GP Ansor Banten, Ketua PW Rijalul Ansor Banten, Sekretaris komisi Haub MUI Banten, dan Sekretaris Tsani Idaroh wustho Jam’iyah Ahlith Thoriqah Mu’tabaroh An-Nahdliyah Jatman Banten.