LIPUTAN9.ID – Mubaligh terambil dari bahasa Arab, asal katanya adalah بلغ (balagh). yaitu arti ‘sampainya sesuatu ke sesuatu yang lain.
Pengertian mubaligh adalah orang yang menyampaikan ajaran Islam baik secara lisan atau tulisan. Mubaligh juga bisa menyampaikannya dengan bertatap muka langsung, atau juga bisa melalui media cetak dan elektronik.
Berdasarkan uraian di atas mubaligh mempunyai peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan moral, sehingga seorang yang dikatakan mubaligh harus mempersiapkan diri sebelum pesan yang akan disampaikannya tidak salah dan salah sasaran.
Kesalahan dalam menyampaikan pesan akan berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian audiens yang menangkap pesan moral itu, jika isi pesan baik maka baik pula apa yg diterima sebaliknya jika isi pesan itu jelek maka hasil pesan yg diterima akan jelek pula, tentunya seorang mubaligh harus berhati-hati dan mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan memilih dan memilah pesan apa yang akan disampaikan, lalu validitas dalam mengolah dan menerima pesan harus benar-benar selektif sebab informasi pesan yang akan disampaikan kepada khalayak akan berpengaruh besar dalam membentuk karakter masyarakat nantinya.
Sebelum juru dakwah diuji oleh masyarakat tentang kemampuannya dalam menyampaikan isi pesan, maka sepatutnya bagi juru dakwah mengukur diri sekiranya pesan apa yang akan disampaikan, apakah pesan ini akan diterima atau tidak tergantung cara dan karakteristik lingkungan yang akan mempengaruhinya.
Ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125:
ادع الى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي احسن ان ربك هو اعلم بمن ضل عن سبيله وهو اعلم بالمهتدين ( النحل: ١٢٥ )
Artinya: Ajaklah oleh-Mu manusia kepada jalan tuhan-Mu dengan jalan hikmah dan pelajaran yang baik dan berdiskusilah dengan cara yang baik bahwa sesungguhnya Tuhan-Mu lebih mengetahui terhadap orang yang sesat dari jalannyan dan juga dia lebih mengetahui terhadap orang yang mendapat petunjuk.
Dalam Sabda Nabi SAW dikatakan :
قال النبي صلى الله عليه وسلم : خاطبوا الناس على قدر عقولهم.
Artinya: Rosululloh SAW bersabda berbicarlah kamu kepada manusia itu sesuai dengan kadar kemampuan akal mereka.
Oleh karenanya, kesiapan bagi para mubaligh disaat berangkat ke medan dakwah sudah barang tentu akan berhadapan dengan bermacam-macam paham dan pegangan Tradisional yang sudah berurat berakar dan juga tingkat kecerdasan masyarakatnya yang berbeda-beda. Masing-masing jenis itu harus dihadapi dengan cara yang sepadan dengan tingkat kecerdasannya. Maka bagi para mubaligh seyogyanya, ilmu yang dimiliki baik tekstual dan kontekstual yang dipadu oleh kultur lingkungan baik georafis, demografis dari sasaran dakwah yang akan disampaikan harus benar-benar dipersiapkan secara matang.
Dalam konteks saat ini, dengan beragam informasi yang simpang-siur kejelasan sumber informasi kadang sangat sulit untuk membedakan apakah valid atau tidak,hoak atau bukan. Maka mubaligh yang baik adalah seorang yang sanggup mempersiapkan diri terlebih dahulu untuk membuka cara fikir dan keluasan wawasan dg pemahaman metodologi keilmuan sehingga ia mampu menjadi pengayom dan pemersatu bangsa.
Menjadi pemersatu saat ini sangat sulit!, dengan perubahan jaman yang begitu cepat informasi yang mudah diakses tanpa ada batasan, bahkan kejahatan informasi bagaikan jamur di musim hujan, seorang mubaligh sangat kesulitan dalam mengolah data informasi bahkan ketika mengolah ia pun harus terjebak dengan kondisi psikologis politik yang mana dirinya berada dalam pusaran itu.
Marwah sebagai juru dakwah saat ini harus dikembalikan dengan keyakinan bahwa, untuk menjadi mubaligh dirinya adalah sebagai penerus penyampai pesan Rosulullah kepada ummat yang tidak faham ajaran Islam yang sebenarnya, maka kesiapan ilmu bagi mubalig harus benar-benar mumpuni, bukan malah seorang mubaligh yang mestinya penerus risalah Rosulullah dia sendiri yang justru penebar hoax dan pemecah belah.
Dengan Perkembangaan dan kekuatan opini saat ini bukan lagi dikendalikan para wartawan tapi kini dominasi opini itu digerakkan oleh kekuatan media sosial (medsos). Informasi dunia maya ini melesat cepat merubah mindset dan perilaku manusia. Parahnya medsos dijadikan alat provokasi, fitnah dan caci maki, dengan menghalalkan segala cara
الغاية تبرر الوسيلة
karena semestinya kaidah yang benar adalah “tujuan tidak boleh menggunakan segala cara kecuali dengan dalil
الغاية لاتبررالوسيلة الا بالدليل
Informasi hoax yang massif dan bergentayangan di tengah masyarakat dari satu gadget ke gadget yang lain disantapnya tanpa sensor, seolah menjadi kebenaran. Informasi hoax sudah dianggap sebagai berita haq, fakta yang mutawatir, hal ini sunggguh memprihatinkan.
Apakah penyebar hoax mengira, medsos merupakan alat perang, sehingga tipu daya dan hoax dibenarkan
الحرب خدعة
Jika berkeyakinan menganggap medsos disamakan dengan ‘medan peperangan’ sungguh keliru besar.
Medsos adalah sarana komunikasi dan informasi, sehingga alangkah indahnya, jika ia dijadikan media silaturrahim, media pemberi nasehat kebaikan, pendidikan, kesehatan, dan informasi aktual positif lainnya. Karena media adalah upaya untuk meraih sebuah gool idea, antara sarana dan tujuan sehinga mempunyai bobot hukum yang sama (الوسائل لها احكام المقاصد).
Tantangan Mubaligh saat ini dan yang akan datang sangat besar, maka harus menjadi perekat keutuhan bangsa dan persatuan umat bukan malah menjadi sumber penebar berita hoak dan perpecahan bangsa.
Ahmad Suhadi, S.Pd.I, Ketua Ikatan Mubaligh-mubalighoh Nusantara (IMMAN) DPD Kabupaten Bogor dan Katib JATMAN Kabupaten Bogor.