LIPUTAN9.ID – Bershalawat kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam merupakan salah bentuk ketaatan yang luar biasa kepada Allah subhanahu wata’ala sekaligus menunjukkan bukti mahbbah (kecintaan) kita kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam
Shalawat adalah amalan yang super agung, teramat sangat mulia, istimewa, luar biasa dan super dahsyat. Kàrena sholawat meruapakan amalan Allah SWT beserta seluruh MalaikatNya.
Khutbah Pertama
الْحَمْدُللهِ الْقَوِيّ سُلْطَانُهْ. اَلْوَاضِحِ بُرْهَانُهْ. اَلْمَبْسُوْطِ فِى الْوُجُوْدِ كَرَمُهُ وَاِحْسَانُهْ. تَعَالَى مَجْدُهُ وَعَظُمَ شَانُهْ. خَلَقَ الْخَلْقَ لِحِكْمَهْ. وَطَوَى عَلَيْهَاعِلْمَهْ. وَبَسَطَ لَهُمْ مِنْ فَائِضِ الْمِنّةِ مَاجَرَتْ بِهِ فِى اَقْدارِهِ الْقِسْمَهْ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَه. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ.
اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيهِمۡۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَستَغفِرُونَ
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43) تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلامٌ وَأَعَدَّ لَهُمْ أَجْرًا كَرِيمًا (44) }
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: “Salam, ” dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.”
Salah satu zikir kepada Allah subhanahu wata’ala adalah bersholawat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
Makna dan hakikat sholawat
BERSHOLAWAT kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam merupakan salah bentuk ketaatan yang luar biasa kepada Allah subhanahu wata’ala sekaligus menunjukkan bukti mahbbah (kecintaan) kita kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam
Shalawat adalah amalan yang super agung, teramat sangat mulia, istimewa, luar biasa dan super dahsyat. Kàrena sholawat meruapakan amalan Allah SWT beserta seluruh MalaikatNya.
Dengan bershalawat berarti kita meniru, mencontoh serta mengamalkan amalan Allah Subhanahu wata’aalaa yang maha mulia dan para MalaikatNya yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala. Sehingga kita akan mendapatkan keberkahan demi keberkahan berupa kemuliaan, kehormatan, keselamatan, kesejahteraan, kesuksesan dari Allah SWT.
Shalawat merupakan amalan yang teramat sangat special serta mempunyai keistimewaan dan kedudukan khusus di sisi Allah SWT dibandingkan dengan amal-amal saleh lainnya.
Diantara keistimewaan dan khususan sholawat dibanding amalan-amalan lainnya adalah :
1. Shalawat merupakan satu-satunya amalan dimana Allah SWT juga ikut mengamalkannya.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadaNya”.(QS al-Ahzab [33]: 56)
Dalam ayat di atas Allah SWT memerintahkan kita untuk bershalawat. Allah SWT beserta para malaikatNyapun secara intens terus-menerus bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
2. Shalawat juga merupakan satu-satunya amalan yang pasti diterima tanpa syarat apapun.
Tidak disyaratkan harus Ikhlas, tidak disyaratkan harus memahami makna sholawat dan tidak disyaratkan harus ada guru/mursyid dan ijazah
Ini karena kedudukan Nabi Muhammad yang begitu agung di sisi Allah,
Dalam Kitab Kifayatul Atqiya’ dikatakan
وأن جميع الأعمال منها المقبول و منها المردود الا الصلاة على النبي صلى الله عليه و سلم فإنها مقطوع بقبولها إكراما له صلى الله عليه و سلم و حكى اتفاق العلماء على ذلك
Sesungguhnya sebagian dari amal itu ada yang diterima, ada juga yang tertolak, kecuali shalawat kepada Nabi, maka ia dipastikan diterima karena sebagai bentuk pemuliaan kepada Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan kesepakatan ulama tentang hal ini.
a. Tidak disyaratkan harus Ikhlas.
Imam Qulyubi dimuat dalam Kitab Sa’adah al-Darain mengatakan :
فهي أسهل الطاعات وأقربها إلى الملك الجليل وهي مقبولة من كل واحد في كل حالة و من المخلص فيها و كذا من المرائي بها على الأقوال
Shalawat merupakan bentuk ketaatan yang paling mudah untuk dilakukan dan paling dekat untuk diterima oleh Allah Al-Malik Al-Jalil. Shalawat akan diterima dari setiap orang dan dalam setiap keadaan baik dari orang yang ikhlas maupun orang yang riya berdasarkan beberapa pendapat. (Sa’adah al-Darain halaman 34)
Sekalipun dengan riya shalawat tetap berpahala. Ini karena kedudukan Nabi Muhammad yang begitu agung di sisi Allah
b. Tidak disyaratkan harus lhsyu’
(memahami makna sholawat)
Dalam kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh, Syaikh Abdul Wahhab Asy Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Asy Syadzily berkata :
رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟
Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad SAW, aku bertanya “Ada hadis yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya ?”
قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً
Kemudian Nabi menjawab “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat meski tidak faham arti shalawat yang ia baca” Allah Ta’ala memerintahkan malaikat untuk selalu memohonkan do’a kebaikan dan memintakan ampun bagi orang tersebut. Terlebih jika ia membaca dengan hati hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah yang mengetahuinya
Al Hafidz Al Syaraji berkata, “Semua dzikir tidak diterima kecuali dengan khusyuk dan hadir hatinya kecuali shalawat, maka akan diterima meskipun tanpa khusyuk dan hadirnya hati. Karena itu Abul Hasan Al Bakri berpesan: “Seharusnya tiap hari seseorang jangan kurang membaca shalawat dari 500 kali.”
3. Shalawat Merupakan Konsensus Tauhid
Sholawat mempunyai filosofi teologis atau tauhid yang mengandung unsur pengakuan yang esensial dan mendudukkan relasi antara Allah dan Nabi secara proporsional. Mengakui Allah sebagai Tuhan sekaligus mengakui Nabi Muhammad Saw sebagai hambaNya.
Dalam shigat (redaksi/bacaan) sholawat Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad, menunjukan kedudukan Allah sebagai Dzat yang Maha Pemberi dan Nabi Muhammad sebagai penerima atau yang diberi. Betapapun tinggi derajatnya dan berstatus makhluk terbaik, Nabi Muhammad tetaplah hamba Allah bukan tuhan
“Jadi, membaca sholawat itu, di samping menunjukkan mahabbah (cinta) kita kepada Rasulullah, dengan menyatakan beliau sebagai makhluk terbaik yang paling layak mendapat azka sholawat dari Allah, juga menyatakan Allah sebagai (Tuhan) yang memberi,”_
Penjelasan ini dilandaskan pada pandangan Sayyid Muhammad Murtadha Az-Zabidi, pengarang kitab kitab Ithafus Sadatil Muttaqin, syarah atas kitab Ihya Ulumudin, buah karya Imam Al-Ghazali.
و أن النبي و إن جلّ قدره فهو محتاج إلى رحمة الله عزّ وجل
Artinya: “Betapapun tingginya kedudukan Nabi Muhammad saw, ia tetap membutuhkan kasih sayang dan kemurahan Allah swt.”
Inilah yang dimaksudkan sholawat sebagai penjaga akidah, umat muslim tetap mengagungkan Rasulullah sebagai status hamba Allah, dan tidak sampai menuhankannya.
Inilah perbedaan antara umat Islam dan umat Nasrani. Umat Nasrani sudah melakukan kesalahan fatal, yaitu menganggap Nabi Isa sebagai tuhan, sedangkan orang Yahudi yang tidak suka dengan Nabi Isa, menuduh Isa sebagai anak hasil zina. Sementara umat Nabi Muhammad saw, tetap menganggungkan Rasulullah dengan status sebagai hamba Allah, tidak sampai menuhankannya.
Penegasan senada juga tertuang dalam salah satu bait Qashidah Burdah karya Imam Al-Bushiri.
دَعْ مَا ادَّعَتهُ النَّصَارَى في نَبِيِّهِمُ * وَاحْكُمْ بِمَا شِئْتَ مَدْحًا فِيْهِ وَاحْتَكِمِ
“Tinggalkanlah olehmu apa-apa yang disangkakan oleh orang Nasrani. Tak mengapa kamu memuji Nabi secara berlebihan, tapi tinggalkanlah tradisi yang dilakukan orang Nasrani.”
Sedalam-dalam cintanya kita menyanjung Nabi Muhammad, sebagai muslim kita tidak akan terjebak sampai mendudukkan Rasulullah setingkat dan sederajat dengan Allah Swt.
Pahala Bershalawat Tak Terhingga
Dalam Kitab Mukasyafatul Qulub, karya Imam Al-Ghozali disebutkan:
جاء في الخبر عن النبي صلي الله عليه وسلم انه قال : ان الله تعالي خلق ملكا له جناح في المشرق وجناح في المغرب ورأسه تحت العرش ورجلاه تحت الارض السابعة وعليه بعدد خلق الله تعالي ريش , فاذا صلي رجل او امرأة من امتي علي , امره الله تعالي ان ينغمس في بحر من نور تحت العرش فيه , فينغمس فيه , ثم يخرج وينفض جناحه فيقطر من كل ريشة قطرة فيه , فيخلق الله تعالي من كل قطرة ملكا , يستغفر له الي يوم القيامة.
“Telah datang kabar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan Malaikat yang mempunyai satu sayap di timur dan satu sayap di barat, kepalanya di bawah ‘Arsy, kedua kakinya berada di bawah bumi ke tujuh dan malaikat ini mempunyai bulu sebanyak hitungan makhluk-Nya Allah Ta’ala
Ketika salah seorang dari umatku baik laki-laki maupun perempuan membaca shalawat kepadaku, maka Allah Ta’ala memerintahkan kepada Malaikat tersebut untuk menceburkan diri ke dalam lautan dari cahaya yang berada di bawah ‘Arsy.
Lalu Malaikat menceburkan diri ke dalamnya kemudian keluar dan mengibas-ngibaskan sayapnya, maka meneteslah dari setiap bulu satu tetes. Kemudian Allah Ta’ala menciptakan dari setiap tetesnya satu Malaikat yang memintakan ampun untuk orang yang membaca sholawat tadi sampai hari Kiamat
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Semoga Allah swt senantiasa memudahkan kita untuk menghidupkan sunnah-sunnah nabi-Nya dan Allah membersamakan kita dengan Rasulullah di surga-Nya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْأنِ اْلعَظِيْم، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْم، وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنْكُم تِلاَوَتَهُ ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ، أَعُوْذُ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَا صَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Wallahu a’lam bisshowaab
Naskah khutbah Jum’at dengan judul Shalawat Merupakan Konsensus Tauhid disampaikan pada sidang shalat jum’at 15 Desember 2023 M/02 Jumadil Akhir 1445 H, di Masjid Imanuddin Graha Raya Bintaro.
Hasan Yazid Al-Palimbangy, (Penyusun Buku Menyingkap Tabir Rahasia Kedahsyatan Sholawat)