Sidoarjo | LIPUTAN9NEWS
Kitab Al-Hikam adalah karya Syekh Ibnu Atha’illah, yang sangat monumental dalam kajian bidang tasawuf khususnya. Beliau adalah seorang mursyid ketiga dalam Thariqah Syadziliyah. Sedangkan pendiri thariqah ini adalah Syekh Abu Hasan Ali Asy-Syadzili, yakni seorang ulama besar yang berasal dari Maroko yang menetap di Iskandariah, Mesir, dan wafat pada tahun 1258 M.
Hingga saat ini Kitab Al-Hikam yang beliau tulis ini masih sangat relevan, baik untuk sumber baca’an maupun tambahan referensi khususnya dalam kajian bidang tasawuf. Terlebih untuk memperkuat konstruksi bangunan dan jaringan usaha dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT secara sempurna. Sebagaimana dalam Kitab Al-Hikam Pasal 1 tertulis seperti berikut:
مِنْ عَلاَ مَةِ اْلاِعْـتِــمَادِ عَلَى الْعَمَلِ، نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُـودِ الزّ َلَلِ
“Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya, adalah kurangnya ar-raja’ (rasa harap kepada rahmat Allah) di sisi alam yang fana.”
Dalam syarahnya Al-Hikam Pasal 1 ini mengingatkan kita agar bersandar kepada Allah Swt semata, bukan pada banyaknya amal perbuatan baik yang kita lakukan. Dalam terminologi agama, istilah Ar-raja’ sebagaimana tersebutkan diatas memiliki makna mengharap kepada Allah Swt.
Istilah Ar-raja’ itu sendiri tidak selalu berkaitan dengan pengharapan akan ampunan Allah Swt, melainkan lebih menyifati orang-orang yang mengharapkan kedekatan dengan Allah Swt (taqarrub). Sedangkan istilah “wujuudi zalal”, memiliki makna segala wujud yang akan hancur, yang diterjemahkan sebagai “alam yang fana” ini. Sehingga status ini menunjukkan seseorang yang masih hidup di dunia yang masih terikat dengan alam hawa nafsu dan alam syahwat.
Ini semua yang dinamakan wujud al-zalal (wujud yang akan musnah) dikemudian hari. Sehingga menjadi suatu catatan bersama kita, bahwa seorang mukmin yang kuat tauhidnya, meskipun masih hidup di dunia dan terikat pada semua wujud yang fana ini, namun seharusnya memiliki harapan dekat kepada Allah Swt semata.
Jika kita berharap akan rahmat-Nya, maka kita tidak akan menggantungkan harapan kepada amal-amal kita nantinya, baik itu amal besar maupun kecil. Dan, penting kita tahu juga hal yang paling mahal dalam suluk (cara mendekatkan diri kepada Allah Swt) adalah kualitas hati. Yakni akan pandainya memilah dan memilih apa yang seharusnya dicari dalam hidup ini. Sedangkan dunia ini akan menguji sejauh mana kualitas raja’ (berharap) kita kepada Allah Swt.
Pada pasal 1 ini, dijelaskan bahwa orang yang merasa sudah cukup dengan bersandar pada amal-amalnya, ini berarti dirinya kurang memiliki rasa berharap bisa dekat dengan Allah Swt. Memang beramal untuk mencapai surga Allah Swt penting. Namun ada hal yang jauh lebih penting melampaui itu semua, yakni kedekatan kita dengan Allah Swt. Sebab segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini tidak cukup jika dinilai berdasarkan seberapa besar pahala yang mungkin kita diterima nantinya. Namun, nilai yang lebih berharga dari itu semua adalah menjadikan kita dekat dengan Allah Swt.
Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah seseorang masuk surga dengan amalnya.” Ditanyakan, “Sekalipun engkau wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Sekalipun saya, hanya saja Allah telah memberikan rahmat kepadaku.” – H.R. Bukhari dan Muslim
Simpulnya, kita sebagai muslim dalam Kitab Al-Hikam pasal 1 ini hendaknya memahami secara tegas bahwa hakikat ibadah itu bukanlah imbalan pahala sebagai skala prioritas kita, melainkan kedekatan kepada Allah Swt adalah yang utama. Sebab secara syari’at, Allah menyuruh kita berusaha dan beramal. Namun secara hakikatnya, seorang hamba tidak boleh bersandar pada amalan yang ia lakukan dan melupakan bersandar kepada Allah Swt.
Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I., Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya; Pengasuh Balai Peduli Pendidikan Indonesia; Pengurus LTMNU PCNU Sidoarjo; Ketua LDNU MWCNU Krembung.
Looking to stake on Solana? Marinade Finance is leading the charge with trusted, non-custodial Marinade liquid staking. Stake with ease using the Marinade app and earn yield through Marinade mSOL—all while keeping control of your assets. Curious about Marinade Finance review? Users love the performance, transparency, and safety. Want to know how to Marinade Stake SOL? It’s simple—connect your wallet and start staking. Ready to earn? Visit https://marinade.ink and boost your Marinade Yield today!