Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Koordinator Aktivis Muda Sufi, Alek Fauzan, menyoroti langkah-langkah yang ditempuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terkait penanganan isu Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN).
Menurutnya, pendekatan yang digunakan PBNU terkesan provokatif, politis, dan cenderung terbuka di ruang publik, khususnya di media sosial, sehingga memicu polemik di kalangan internal dan eksternal.
“Langkah PBNU yang menonjolkan cara provokatif dan terbuka di dunia maya justru memperkeruh suasana. Ini seolah mengabaikan nilai-nilai syura (musyawarah) yang menjadi tradisi dan ruh organisasi, terutama dalam berkomunikasi dengan pengurus JATMAN,” ujar Alek Fauzan di Jakarta, Minggu (08/12/2024).
Alek juga menyoroti bahwa meskipun sebelumnya telah diadakan pertemuan syura di Surabaya untuk membahas isu tersebut, hasil dari pertemuan itu tampaknya tidak dijadikan pedoman utama oleh PBNU.
“Syura itu bagian inti dari prinsip musyawarah dalam Islam. Kalau hasilnya tidak diindahkan, lalu apa gunanya musyawarah tersebut? Ini sangat disayangkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Alek menegaskan bahwa langkah-langkah seperti ini dapat menimbulkan dampak negatif pada harmonisasi internal Nahdlatul Ulama, yang selama ini dikenal menjaga tradisi keilmuan dan kebersamaan.
“Perbedaan pendapat wajar, tetapi harus dikelola dengan bijak. Jangan sampai cara-cara seperti ini justru menimbulkan perpecahan dan kesalahpahaman di kalangan warga Nahdliyin,” tuturnya.
Alek Fauzan berharap PBNU dapat kembali kepada prinsip musyawarah yang lebih tertutup dan mendalam, sesuai dengan tradisi ulama-ulama terdahulu.
“Kita perlu langkah-langkah yang lebih substantif dan bertumpu pada nilai-nilai keilmuan serta etika komunikasi organisasi, bukan retorika di media,” pungkasnya.
Sebagai informasi PBNU telah menetapkan tanggal pelaksanaan Kongres JATMAN Ke-13, bertempat di Asrama Haji, Boyolali, Jawa Tengah. pada hari Sabtu, 21-22 Desember 2024. (MFA)