LIPUTAN9.ID – Agar kita dapat memahami sampai sejauh mana amal kebajikan yang dilakukan, apakah telah sampai ke tingkat yang lebih tinggi, kita bisa memperhatikan dengan teliti dalam beberapa hal, yaitu (1) bisa merasakan manisnya amal kebajikan dan merasakan nikmatnya dari amal tersebut. (2) dikerjakan secara konsisten, dan (3) dibekali dengan kesabaran dan keikhlasan.
Kesabaran bersifat luas, seperti sabar dalam berkorban, dalam memerangi hawa nafsu, dalam menghadapi penderitaan, dan sebagainya. Orang-orang yang sabar mendapat pujian yang tinggi, dari al-Qur’an sehingga digambarkan bahwa orang tersebut memperoleh ridha dari Allah s.w.t..
Kita diperintahkan agar memohon pertolongan kepada Allah dengan bersikap tabah dan sabar. Demikian juga melaksanakan shalat dengan sungguh-sungguh, karena hal itu dirasakan berat bagi manusia biasa. Namun begitu, bagi orang-orang yang sudah mencapai kekhusyuan, akan merasakan kegiatan shalat itu sebagai sesuatu yang ringan dan menyenangkan.
وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (QS. Al-Baqarah, 02:45).
Orang-orang yang sabar akan memperoleh keridhaan Allah s.w.t. sehingga mereka akan memperoleh kebahagiaan lahir dan batin, kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Allah s.w.t. senantiasa meridhai orang-orang yang melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semua aktivitas itu harus dilakukan dengan ketabahan dan kesabaran serta ikhlas semata-mata mencai keridhaan-Nya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah, 02:153).
Manusia muslim diarahkan agar melatih diri untuk mencapai ketabahan dan kesabaran yang tinggi, sebagaimana kesabaran yang dimiliki para rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Ada lima orang Rasul terbesar yang memperoleh gelar ulil azami, yaitu Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad s.a.w..
فَٱصۡبِرۡ كَمَا صَبَرَ أُوْلُواْ ٱلۡعَزۡمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسۡتَعۡجِل لَّهُمۡۚ
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. (QS. Al-Ahqaf, 46:35).
Apabila kita telah dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam beramal baik, menunjukkan amal kita telah memasuki tingkat yang lebih tinggi. Mengenai hal ini, Rasulullah s.a.w. bersabda:
وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ
Dan dijadikan kebahagiaanku yang paling tinggi ketika aku melaksanakan shalat. (HR. Ahmad, 13079).
Dr. KH. Zakky Mubarok Syakrakh, MA., Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)