Jakarta, LIPUTAN9.ID – Suhu politik Pemilu 2024 sudah mulai memanas, seiring perubahan arah politik NU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berbeda pandangan merebak diruang publik dewasa ini.
Terbukti magnet NU dengan suara warga nahdliyyin yang seksi menjadi rebutan partai-partai politik untuk meraup suara.
Hal tersebut mendapat sorotan tajam dari cendikiawan Nahdlatul Ulama, Gus Nadirsyah Hosen dengan mengatakan “Mempersilahkan semua partai mengambil suara warga NU tanpa mempersiapkan apa agenda nahdliyin yang harus diperjuangkan partai-partai tersebut sama saja mempersilahkan tetangga masuk rumah kita mengambil semua perabotannya dengan dan bebas dan gratis. Jangan kasih cek kosong,” tulis Gus Nadirsyah di akun medsos pribadinya.
Atas warning Gus Nadirsyah tersebut, Ayik Heriansyah, aktivis dan cendikiawan NU lainnya, menyampaikan “Setuju. Jangan beri cek kosong kepada pasangan Capres-Cawapres,” ujarnya.
Ayik menegaskan harus ada perjanjian hitam di atas putih dengan materai yang berisi apabila pasangan Capres-Cawapres terpilih.
“Siap memberi Bansos kepada NU sebesar 40 T / tahun yang diberikan melalui PBNU. Dengan asumsi 1 T untuk tiap PW. Selebihnya untuk PB,” ucapnya kepada jurnalis LIPUTAN9.ID Kamis, (23/02/2023)
Selain itu, bantuan pembangunan, pemeliharaan dan perawatan pesantren, masjid, madrasah, sekolah dan perguruan tinggi NU sebesar 50 T / tahun melalui PBNU cq RMI, LTM, LP Ma’arif dan LPPTNU.
“Memberikan kuota beasiswa LPDP sebanyak 15% per tahun kepada NU melalui GP. Ansor, Fatayat, IPNU dan IPPNU,” gagas Ayik.
“Memberi kuota 20% kursi ASN/PPPK kepada NU melalui GP. Ansor, Fatayat dan Pergunu setiap ada pembukaan lowongan,” imbuhnya.
Lebih jauh Ayik berharap Capres-Cawapres harua memberikan porsi jabatan Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja, Menteri PAN RB, Menteri Sosial dan Gubernur BI kepada kader NU atas rekomendasi PBNU.
“Mengangkat Panglima TNI dan Kapolri atas rekomendasi PBNU,” pungkasnya. (Ai)
Norak n kampungan, NU tidak sebanding dengan hitung2an materialistik seperti yang ayik sampaikan.
komitmen-nya harusnya support dari bawah, siap meningkat potensi sumberdaya NU, masa ada jatah2an material begitu, mustinya khan peningkatan sdm-nya, lha kalo jatahnya jatuh sama person yg kualitasnya rendah, rusak negeri ini kalo seperti itu, saya juga NU tapi malu kalo NU terus ditunggangi dengan kepentingan materialistik n receh.
hayu NU kita bangkit, dukung yang paham NU dan pasti bisa meningkatkan taraf sdm NU untuk bisa mengolah negeri ini.
itu pandangan dia