• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
KH. Abdul Jalil Mustaqim, Mursyid Thariqah Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabadiyah Pondok PETA Tulungagung Jawa Timur

Biografi KH. Abdul Djalil Mustaqim, Ulama Thariqah yang Menjadi Mursyid Sejak Kanak-kanak

January 9, 2025
Tambang PBNU

BEM PTNU Se-Nusantara: Distorsi Isu Tambang dan Upaya Pencemaran Nama Baik PBNU Harus Dihentikan

June 15, 2025
KH Agus Salim HS

KH. Agus Salim Apresiasi Pemkab Bekasi atas Penertiban Pasar Tumpah SGC

June 15, 2025
Kiai Taufik Hasyim

KH. Taufik Hasyim Ketua PCNU Pamekasan Wafat Usai Alami Kecelakaan di Tol Pasuruan-Probolinggo

June 15, 2025
Haji 2025

Terlambat Siapkan Makan Jemaah, BPKH Limited Berikan Dana Kompensasi kepada 20 Ribu Jemaah Haji

June 14, 2025
AA Bupati

Tingkatkan Layanan Publik, Ade Kunang Launching Platform Digital Lapor AA Bupati

June 14, 2025
Menag Nasar

Jemaah Tidak Dapat Makan, Nasaruddin Umar Minta BPKH Limited Beri Kompensasi Uang

June 14, 2025
BEM PTNU

BEM PTNU Terbitkan Seruan Terbuka, Minta Tindak Tegas Algoritma Tiktok Demi Keselamatan Generasi Bangsa

June 13, 2025
Masjid Ali-Iraq

Khutbah Jumat: Tetap Istiqamah Pasca Hari-hari Agung Dzulhijjah

June 13, 2025
Foto: Masjid Kinbaluh

Khutbah Jumat: Penyesalan Manusia di Akhirat

June 13, 2025
Polemik Tambang dan Kerusakan Alam, PNIB : Waspada Kepentingan Asing Mengeruk SDA dan Memecah Belah Bangsa

Polemik Tambang dan Kerusakan Alam, PNIB : Waspada Kepentingan Asing Mengeruk SDA dan Memecah Belah Bangsa

June 12, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Sunday, June 15, 2025
  • Login
Liputan 9
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan 9
No Result
View All Result
Home Tokoh

Biografi KH. Abdul Djalil Mustaqim, Ulama Thariqah yang Menjadi Mursyid Sejak Kanak-kanak

Abdus Saleh Radai by Abdus Saleh Radai
January 9, 2025
in Tokoh
A A
0
KH. Abdul Jalil Mustaqim, Mursyid Thariqah Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabadiyah Pondok PETA Tulungagung Jawa Timur

KH. Abdul Jalil Mustaqim (1942-2005), Mursyid Thariqah Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabadiyah Pondok PETA Tulungagung Jawa Timur

500
SHARES
1.4k
VIEWS

Tulungagung | LIPUTAN9NEWS

KH. Abdul Djalil Mustaqim adalah putera KH. Mustaqim yang menjadi penerus garis kemursyidan Thariqah Syadziliyah sekaligus Pengasuh Pondok PETA Tulungagung. Ia lahir pada tahun 1942 M.

Sebelum kelahirannya, banyak ulama yang sudah memprediksi bahwa ia akan menjadi ulama besar. Salah satunya KHR. Abdul Fattah Mangunsari Tulungagung yang mengatakan kepada ibunya Nyai Halimah Sa’diyah dengan Bahasa Jawa,

“Nyai, anak yang ada di dalam kandunganmu kelak akan menjadi pakunya tanah Jawa.” ujar KHR. Abdul Fattah Mangunsari Tulungagung.

BeritaTerkait:

Drama Bidaah: Antara Kritik Sosial dan Propaganda Tersembunyi

Ahlus Suffah: Kaum Sufi dan Kemiskinan Ideal

Mengenang KH. Muhammad Romly Tamim di Haulnya yang Ke-69 (16 Ramadan 1377 H – 16 Ramadan 1446 H)

Ajaran Thariqah Syadziliyah Menurut Syekh Abi Al-Abbas bin Ahmad bin Zaruq Al-Fasi

Benar saja, tepat di tahun 1947 M, ketika Kiai Abdul Djalil masih berusia 5 tahunan, ia telah di bai’at thariqah oleh Syekh Abdur Rozaq at-Tarmasi Pacitan Jawa Timur.

Pada saat itu, Syekh Abdur Rozaq ingin mengadopsinya sebagai anak, namun sang ibu merasa keberatan. Karena tidak diizinkan untuk mengadopsi, Syekh Abdur Rozaq tetap meminta izin untuk membawa Kiai Abdul Jalil ke suatu tempat.

Menurut cerita Kiai Abdul Djalil, ia dipanggul oleh Syekh Abdur Rozaq berjalan mengelilingi alun-alun Tulungagung, di sinilah ia diba’at.

Setelah dibai’at oleh Syekh Abdur Rozaq, pada usianya ke-11 tahun, ia sudah diajari dan disuruh oleh ayahnya, Kiai Mustaqim untuk menggantikannya membai’at murid-muridnya. Padahal saat itu ia masih hobi bermain layangan dan bercelana pendek. Hal ini terus berlangsung hingga ayahnya wafat pada tahun 1970 M.

Pendidikan Kiai Abdul Djalil

Sejak kecil, Kiai Abdul Djalil dididik langsung oleh kedua orang tuanya. Di samping itu, ia juga belajar ilmu dasar-dasar agama seperti mengaji al-Qur’an, Fiqh, Akhlak kepada KH. Ahmad Suja’i, seorang tokoh agama yang tidak jauh dari rumahnya serta bersekolah di SMDP Tulungagung.

Setelah lulus dari SMDP Tulungagung sekitar tahun 1958, pada akhir 1959 di usianya yang ke-16 tahunan, Kiai Abdul Djalil memperdalam ilmu agama di pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri selama dua tahun di bawah asuhan KH. Achmad Djazuli Utsman, saat itu ia menempati di komplek Darussalam atau komplek “D”.

Selama di pesantren, Kiai Abdul Djalil sangat menghormati dan memuliakan kiainya. Ia memiliki kebiasaan membalikkan terompah kiainya itu, baik ketika berada di rumah atau di masjid.

Sehingga ketika Kiai Djazuli masuk ke rumah atau ke dalam masjid, maka terompah yang semula menghadap ke arah dalam, akan selalu dibalik ke arah luar oleh Kiai Abdul Djalil.

Kebiasaan ini akhirnya dihafal betul oleh Kiai Djazuli, sampai-sampai ketika Kiai Djazuli akan mengenakan terompah dan keadaannya tidak terbalik (tetap mengarah ke dalam), maka ia bertanya kepada santri lain dengan bahasa jawa “Gus Djalil apa sedang pulang?”

Kiai Abdul Djalil juga pernah bercerita bahwa selama menuntut ilmu di sana, setiap kali ia pulang dan akan berangkat kembali ke pondok, ia sering mendengar suara binatang seperti burung, ikan yang mendo’akannya agar diberikan ilmu yang bermanfaat. Kejadian ini terus berlangsung sampai ia mondok di Mojosari Nganjuk.

Setelah belajar ilmu agama di pondok Al-Falah Ploso Mojo Kediri selama dua tahun, tepatnya di tahun 1961, Kiai Abdul Djalil pindah ke pesantren Mojosari Nganjuk di bawah asuhan KH. Manshur yang mana ia merupakan pengganti KH. Zainuddin Mojosari yang terkenal menjadi wali agung.

Selain menjadi santri di Mojosari, Kiai Abdul Djalil juga sempat nyambi kuliah di Jurusan Bahasa Arab IAIN Tulungagung. Namun tidak sampai tuntas karena hanya berlangsung selama dua tahun. Ketika itu, kakaknya, KH. Arif Mustaqim menjadi salah satu dekan di kampus tersebut.

Karamah Kiai Abdul Djalil

Sejak kecil, Kiai Abdul Djalil sudah menampakkan perbedaan dibanding anak-anak lain pada umumnya. Ia dianugerahi Allah terbukanya mata hati (mukasyafah) sehingga ketika menuntut ilmu agama di pesantren Mojosari Nganjuk, ia pernah diperdengarkan suara dari dalam kubur.

Pada suatu hari, Kiai Abdul Djalil sedang melewati pemakaman umum desa tetangga Mojosari. Tiba-tiba ada suara memanggil-manggil namanya, suara itu minta tolong dengan bahasa jawa, “Mbah Djalil kesini, saya minta tolong.”

Kemudian Kiai Abdul Djalil mendekat ke arah sumber suara itu. Ternyata suara tersebut bersumber dari arah makam seorang perempuan yang menyampaikan permohonannya agar kiai berkenan menemui anaknya yang bernama Fulan yang alamatnya desa ini.

“Mbah Djalil, tolong sampaikan kepada anak saya agar mengirimi do’a (selamatan/hajatan) untuk saya, sebab sudah lama ia tidak kirim do’a untuk saya”.

Singkat cerita akhirnya Kiai Abdul Djalil menemui Fulan yang dimaksud si mayit. Setelah diceritakan panjang lebar, terkejutlah si Fulan karena ia merasa memang sudah lama tidak mengirimkan do’a untuk almarhumah ibunya lewat selamatan/hajatan.

Setelah si Fulan mengadakan selamatan untuk ibunya, selang beberapa hari kemudian Kiai Abdul Djalil melewati pemakaman umum itu lagi. Ia dipanggil si mayit yang intinya mengucapkan terima kasih dan menyampaikan bahwa anaknya sudah berkirim do’a untuknya.

Selain peristiwa di atas, ada peristiwa lain yang diceritakan langsung dari H. Ali Imron bin Ghozali Ringinrejo, Kediri.

Pada suatu hari Kiai Abdul Djalil dan H. Ali Imron sedang menunggu di sebuah gubuk yang disediakan untuk orang-orang yang akan menaiki perahu getek, setelah perahu hampir terisi penuh, si tukang perahu mengajak untuk segera naik perahu, namun ia tidak bersedia seraya berkata,

“Sudah, kamu berangkat saja dahulu, saya nanti saja. Ini, rokok”

Kemudian Kiai Abdul Djalil menyuruh H. Ali Imron untuk memberi sebungkus rokok kepada tukang perahu tersebut. Pada saat perahu sudah di tengah sungai Brantas, barulah Kiai Abdul Djalil mengajak H. Ali Imron untuk menyeberang dengan berjalan kaki sambil membaca shalawat terus-menerus.

Kemudian dua orang itu turun ke sungai dan berjalan ke arah seberang sungai. Kedua kaki Kiai Abdul Djalil dan H. Ali Imron masuk ke dalam air hanya sampai di bawah lutut, padahal kedalaman sungai itu bisa mencapai antara tiga sampai empat meter. Melihat kejadian itu, tukang perahu dan semua penumpang menjadi takjub luar biasa.

Penampilan Sehari-hari Kiai Abdul Djalil

Penampilan sehari-hari Kiai Abdul Djalil selalu rapi, bersih, segar dan ceria. Rambutnya selalu tersisir rapi, serta kumis, kuku, jenggot dan cambang selalu di potong saat panjang.

Kiai Abdul Djalil juga selalu berbau harum, sebab di sakunya selalu terdapat botol kecil minyak wangi. Minyak wangi ini selalu ia usapkan ke telapak tangan dan bajunya. Sehingga, ketika para tamu bersalaman dan mencium tangannya, mereka akan mencium aroma wangi.

Dalam berpakaian sehari-hari, Kiai Abdul Djalil selalu berpenampilan sederhana yakni bersarung, berkopiah hitam dan kaos oblong warna putih atau berbaju koko apabila menemui tamu. Sedangkan saat bepergian biasanya ia mengenakan celana panjang berwarna hitam lengkap dengan alat pinggangnya, kemeja lengan panjang atau pendek yang dimasukkan di dalam celana serta berkopiah hitam.

Namun semua barang yang pakai mulai baju, celana, ikat pinggang, dompet, korek api, arloji, dan alas kaki adalah barang-barang berkualitas tinggi yang tentu saja tidak menggelapkan matanya dari silaunya dunia, karena yang di hatinya hanya ada Allah Swt. semata.

Wafatnya Sang Mursyid

Kiai Abdul Djalil kembali ke hadirat Allah Swt. sekitar pukul 01.30 dini hari, pada Jum’at Wage, Januari 2005. Sebelum wafat, ia mengalami sakit selama tujuh hari dan dirawat di Rumah Sakit ORPEHA, Tulungagung.

Kiai Abdul Djalil di makamkan di dalam kawasan Pondok PETA Tulungagung bersama ayahandanya KH. Mustaqim bin Husain. (ASR)

Sumber: JATMAN
Tags: Hasbulloh MarzukiKH Mahfudz SyafiiKH. Abdul Jalil Mustaqim (1942-2005)KH. Mahfudz Syafi'ieMursyid Thariqah Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabadiyah Pondok PETA Tulungagung Jawa TimurNaqsabandiyahQodiriyahSyadziliyahSyekh Mustaqim bin HuseinTasawuf
Share200Tweet125SendShare
Abdus Saleh Radai

Abdus Saleh Radai

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

Bidaah
Opini

Drama Bidaah: Antara Kritik Sosial dan Propaganda Tersembunyi

by liputan9news
April 18, 2025
0

Jakarta | LIPUTAN9NEWS Beberapa hari terakhir, jagat maya Indonesia diramaikan oleh viralnya sebuah drama asal Malaysia berjudul Bidaah atau Broken...

Read more
Imam Jazuli

Ahlus Suffah: Kaum Sufi dan Kemiskinan Ideal

April 16, 2025
KH. Muhammad Romly Tamim

Mengenang KH. Muhammad Romly Tamim di Haulnya yang Ke-69 (16 Ramadan 1377 H – 16 Ramadan 1446 H)

March 18, 2025
Makam Abu Hasan As-Syadzili

Ajaran Thariqah Syadziliyah Menurut Syekh Abi Al-Abbas bin Ahmad bin Zaruq Al-Fasi

January 29, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2397
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

733
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

140
Tambang PBNU

BEM PTNU Se-Nusantara: Distorsi Isu Tambang dan Upaya Pencemaran Nama Baik PBNU Harus Dihentikan

June 15, 2025
KH Agus Salim HS

KH. Agus Salim Apresiasi Pemkab Bekasi atas Penertiban Pasar Tumpah SGC

June 15, 2025
Kiai Taufik Hasyim

KH. Taufik Hasyim Ketua PCNU Pamekasan Wafat Usai Alami Kecelakaan di Tol Pasuruan-Probolinggo

June 15, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In