JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Bandar Pangan Nusantara (BAPANTARA) Grup, sebuah induk perusahaan yang sudah membawahi 18 anak perusahaan yang akan berkibar di Nusantara. Hal itu disampaikan HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy (Haji Lilur) Founder Owner perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis pangan tersebut.
“Di Negara Agraris seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak boleh lagi ada Warganya yang Kelaparan karena tak mampu membeli beras,” ujarnya pada Liputan9news, Jumat (01/08/2025).
Haji Lilur menuturkan bahwa awalmula rihlah perjalanannya pertama kali ke Vietnam pada Tahun 2013. Lalu, mulai menggarap dalam berbagai jenis usaha pada 2015.
Saat itu, 10 Tahun lalu banyak yang menawarkanya berbisnis beras. Namun, ia tertawa sambil dengan gembira menyela pertanyaan yang belum diselesaikan kawannya.
“Gw ini orang dusun, rumah Gw di dusun dikelilingi sawah, barat, timur, utara, selatan adalah sawah yang kebetulan hampir semuanya milik Eyang Gw, Gw jenuh dengan usaha berbau Sawah,” tutur pengusaha sukses asal Situbondo, Jawa Timur.
“Begitu jawaban Saya pada ajakan berbisnis beras di Vietnam Tahun 2015,” sambungnya singkat.
Kini, 10 Tahun kemudian, di sela-sela menuntaskan perizinan berbudidaya lobster di Vietnam, ajakan berbisnis beras datang lagi menghampiri. Kali ini, justru datang dari Kawan-kawan pengusaha besar pertanian Vietnam yang juga berbisnis Batubara dan berbisnis Lobster.
Haji Lilur mengatakan bahwasanya, tawaran dari lingkungan usaha yang tidak bisa di tolak, seerti usaha dagang batubara, usaha dagang benih bening Lobster, usaha dagang beras.
“Hubungan dagang terbesar RI – Vietnam ada di tiga bidang. Pertanian beras, pertambangan batubara, dan Perikanan Lobster dan jenis perikanan lainnya,” kata Sang Petani Nusantara.
Berdagang Beras
Selajutnya, Edo Ydha Negara menyampaikan, di Republik Indonesia berdagang beras secara mmum dibagi menjadi dua; beras jenis (CBP) Beras Cadangan Pemerintah dan beras khusus yaitu beras kualitas susper premium.
“Saya petani, anak petani, berkakek petani, bereyang petani. Eyang saya dari nenek di desa Saya adalah Pemilik sawah terbanyak, Tuan Takur Tanah, Eyang saya di desa adalah orang terkaya pemilik ratusan hektar tanah. Saya marah dan mersakan kemarahan keluarga petani jika saat panen harga gabah murah,” katanya tegas.
“Saya anti impor beras. Betul, saya anti impor beras !!!,” imbuh pengusaha bergelar KRH Krendo Panulahar itu.
Lebih lanjut menegaskan, dirinya anti impor beras CBP – Cadangan Beras Pemerintah (BULOG), Impor Beras CBP selama Indonesia merdeka hanya menghancurkan gabah petani. Sebagai petani jelas, ia memusuhi impor beras berjenis begitu.
“Tapi beras khusus itu berbeda; Beras Khusus berharga tinggi. Harganya di kisaran Rp. 25.000 – Rp. 65.000, tidak banyak petani RI yg menanam padi begini. Saya akanberdagang beras begini, perdagangan beras yang tidak menghancurkan petani NKRI,” ungkapnya.
“Berapa Volume Impor RI utk Beras Khusus ini? pemerintah RI menetapkan bahwa volume impor beras khusus Tahun 2025 adalahsekitar 420.000 Ton,” jelas Cicit Ken Arok tersebut.
Hikmah Perjalanan
Kemudian, Haji Lilur mengisahkan hikmah perjalanan usahanya di luar negeri.
“Di Trip kali ini saya menikmati betul perjalanan survei ke tiga provinsi lumbung padi Vietnam di Vietnam Selatan, seperti Provinsi Dong Thap, Provinsi An Giang, dan Provinsi Can Tho,” Haji Lilur mengisahkan.
Menurutnya, pada tiga Provinsi ini terdapat ribuan pabrik padi, sangat banyak dan sangat masif.
Dirinya, jadi berhasrat untuk juga membangun Pabrik-pabrik padi di banyak kabupaten di Indonesia dan terlibat aktif mencetak sawah-sawah baru seperti yang dilakukan para konglomerat RI di Papua dengan membuka jutaan hektar sawah baru.
“Sebenarnya, tekad menjadi petani besar sudah lebih dari 7 tahun lalu saya canangkan, tapi selama ini saya fokus ke tambang lalu ke usaha perikanan budidaya,” tuturnya.
Kini, kata Haji Lilur, hikmah dari perjalanan ini, bertekad kembali menjadi petani semakin membuncah di hati, beberapa perusahaan pertanian yang sudah saya dirikan lebih dari 10 Tahun lalu sudah saya buatkan Induk Perusahaannya, yaitu BAPANTARA Grup.
“Bismillah. Dabatuka, salam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.
























