• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Cara Baca Doa Qunut yang Benar Saat Jadi Imam

Cara Baca Doa Qunut yang Benar Saat Jadi Imam

March 21, 2024
Polemik Tambang dan Kerusakan Alam, PNIB : Waspada Kepentingan Asing Mengeruk SDA dan Memecah Belah Bangsa

Polemik Tambang dan Kerusakan Alam, PNIB : Waspada Kepentingan Asing Mengeruk SDA dan Memecah Belah Bangsa

June 12, 2025
SPMB

KPK Sinyalir ada Potensi Korupsi saat Pelaksanaan SPMB 2025

June 12, 2025
Gus Fahrur

Komisaris PT Gag Nikel dari PBNU, Pemerintah tidak Cabut IUP Tambang Plat Merah

June 12, 2025
Yusuf mars

Lonceng Demokrasi Itu Tersentak, Ketika Purnawirawan Mengetuk Nurani

June 11, 2025
Aliansi Relawan Prabowo Gibran Akan Gelar Konsolidasi Akbar Agustus 2025, Bahas Capaian Keberhasilan dan Evaluasi Pemerintah

Aliansi Relawan Prabowo Gibran Akan Gelar Konsolidasi Akbar Agustus 2025, Bahas Capaian Keberhasilan dan Evaluasi Pemerintah

June 11, 2025
Sulaiman Djaya

Demokrasi di Era Digital

June 11, 2025
Menag Nasar

Menag Nasaruddin Lepas Pemulangan Kloter 01 Embarkasi Makassar

June 11, 2025
Kurban

Pelaksanaan Qurban di Ranting NU Teluk Pucung Berjalan Lancar

June 11, 2025
PNIB-Kurban

PNIB: Hikmah Idul Adha momentum untuk kuatkan Persatuan, Toleransi dan Kesetaraan, Waspada Propoganda Khilafah Terorisme kian massive

June 11, 2025
Pengacara

Dua Tersangka Pengeroyokan Advokat di Cengkareng Ditangkap. Arnol Sinaga: Mohon kepolisian Tangkap Pelaku Lain

June 11, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Thursday, June 12, 2025
  • Login
Liputan 9
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan 9
No Result
View All Result
Home Dunia Islam Syiar Islam

Cara Baca Doa Qunut yang Benar Saat Jadi Imam

Oleh: Ustadz Muhammad Zainul Millah

liputan9news by liputan9news
March 21, 2024
in Syiar Islam
A A
0
Cara Baca Doa Qunut yang Benar Saat Jadi Imam
535
SHARES
1.5k
VIEWS

Jakarta, LIPUTAN 9 NEWS
Pada separuh akhir bulan Ramadan umat Islam disunahkan membaca doa qunut dalam rakaat terakhir shalat witir. Yaitu dengan ketentuan dan tata cara yang sama dengan qunut shalat subuh.

Dalam satu hadits disebutkan:

أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ جَمَعَ النَّاسَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فَكَانَ يُصَلِّي لَهُمْ عِشْرِينَ لَيْلَةً وَلَا يَقْنُتُ بِهِمْ إِلَّا فِي النِّصْفِ الْبَاقِي

Artinya, “Umar bin Al-Khattab ra mengumpulkan orang-orang kepada Ubay bin Ka’b. Dia shalat berjamaah bersama mereka selama dua puluh malam dan tidak membaca doa qunut kecuali pada paruh akhir Ramadhan.” (HR Abu Dawud).

BeritaTerkait:

PNIB Berterima Kasih Pada Densus 88 Jaga Ramadan, Nyepi, Idul Fitri, dan Paskah Aman dari Terorisme

Menghidupkan Nuansa Ramadan

Tuntunan Mengqashar Shalat

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak, Keluarga, hingga Orang Lain, Dilengkapi Latin dan Terjemah

Dalam membaca doa qunut, imam dianjurkan untuk membaca doa dengan lantang, dan bagi makmum yang mendengarkan bacaan imam, dianjurkan untuk membaca “amin”. Kecuali pada bagian tsana’ (puji-pujian kepada Allah), yaitu mulai pada lafal “fainnaka taqdhi”, maka makmum dianjurkan untuk membaca sendiri dengan lirih bersamaan dengan bacaan imam.

Pada pelaksanaannya, saat imam membaca puji-pujian, biasanya sebagian imam ada yang membaca dengan lirih karena makmum tidak dianjurkan membaca “amin”. Sehingga praktik yang ditemukan adalah imam dan makmum semua membaca puji-pujian sendiri-sendiri dengan lirih. Benarkah demikian?

Menanggapi permasalahan ini, para ahli fiqih mengatakan ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, bisa jadi imam membaca lirih, sama dengan makmum, sebagaimana saat membaca dzikir-dzikir shalat, seperti membaca tasbih rukuk dan sujud, yang mana imam membacanya dengan lirih sama seperti makmum.

Kemungkinan kedua, imam membaca puji-pujian dengan lantang. Artinya bacaan qunut imam semuanya dibaca dengan lantang dan tidak ada yang dibaca lirih. Sebagaimana saat imam membaca doa meminta rahmat, meminta perlindungan dari neraka di dalam shalat, anjurannya imam membaca dengan lantang dan didengar oleh makmum.

Dari dua kemungkinan di atas, ulama lebih condong pada kemungkinan kedua, yakni imam tetap membaca lantang pada bacaan puji-pujian. Sehingga praktik yang seharusnya dilakukan adalah imam membaca semua bacaan qunut dengan lantang, sedangkan makmum membaca “amin” dari awal qunut dan ketika sampai redaksi “fainnaka taqdhi”, maka makmum membaca puji-pujian sendiri secara lirih lirih bersamaan bacaan imam yang keras.

Syekh Zakaria Al-Anshari menjelaskan dalam kitab Asnal Mathalib: ad Baca Juga Ini Hukum Qunut Witir Setelah Separuh Ramadhan

قَوْلُهُ: وَفِي الثَّنَاءِ يُشَارِكُ إلَخْ إذَا قُلْنَا إنَّ الثَّنَاءَ يُشَارِكُهُ فِيهِ الْمَأْمُومُ فَفِي جَهْرِ الْإِمَامِ بِهِ نَظَرٌ يُحْتَمَلُ أَنْ يُقَالَ يُسِرُّ كَمَا فِي غَيْرِهِ مِمَّا يَشْتَرِكَانِ فِيهِ وَيُحْتَمَلُ الْجَهْرُ كَمَا إذَا سَأَلَ الرَّحْمَةَ ، أَوْ اسْتَعَاذَ مِنْ النَّارِ وَنَحْوِهَا فَإِنَّ الْإِمَامَ يَجْهَرُ بِهِ وَيُوَافِقُهُ فِيهِ الْمَأْمُومُ وَلَا يُؤَمِّنُ كَمَا قَالَهُ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَقَوْلُهُ وَيُحْتَمَلُ الْجَهْرُ أَشَارَ إلَى تَصْحِيحِهِ

Artinya, “Ungkapan: “Dia turut serta dalam membaca puji-pujian …” Jika kita katakan bahwa makmum turut serta dalam membaca puji-pujian bersama imam, maka hukum imam membaca puji-pujian dengan suara keras ada pertimbangan.

Yaitu ia membaca lirih, seperti halnya pada dzikir lain yang sama-sama dibaca oleh imam dan makmum; dan boleh jadi ia mengucapkan puji-pujiannya dengan lantang, seperti saat dia meminta ampun, atau mencari perlindungan dari Neraka dan semisalnya, sungguh imam mengucapkannya dengan lantang. Sementara makmum membaca bacaan yang sama dan tidak membaca “amin”, seperti yang dikatakan oleh An-Nawawi dalam Syarhul Muhaddzab.

Adapun ungkapan penulis kitab: “Mungkin diucapkan dengan lantang,” menunjukkan penilaian shahih atau benar pada pendapat tersebut.” (Zakaria Al-Anshari, Asnal Mathalib, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2013], juz II, Halaman 434).

Penyataan yang sama juga disampaikan oleh Imam Ar-Ramli dalam kitab Nihayah:

وَأَنَّهُ يَقُولُ الثَّنَاءَ سِرًّا وَهُوَ مِنْ فَإِنَّك تَقْضِي إلَى آخِرِهِ، أَوْ يَسْتَمِعُ لَهُ لِأَنَّهُ ثَنَاءٌ وَذِكْرٌ لَا يَلِيقُ بِهِ التَّأْمِينُ وَالْمُشَارَكَةُ أَوْلَى كَمَا فِي الْمَجْمُوعِ، وَالثَّانِي يُؤَمِّنُ فِيهِ أَيْضًا، وَإِذَا قُلْنَا بِمُشَارَكَتِهِ فِيهِ فَفِي جَهْرِ الْإِمَامِ بِهِ نَظَرٌ، يُحْتَمَلُ أَنْ يُقَالَ: يُسِرُّ بِهِ كَمَا فِي غَيْرِهِ مِمَّا يَشْتَرِكَانِ فِيهِ، وَيُحْتَمَلُ وَهُوَ الْأَوْجَهُ الْجَهْرُ بِهِ كَمَا إذَا سَأَلَ الرَّحْمَةَ أَوْ اسْتَعَاذَ مِنْ النَّارِ وَنَحْوِهَا فَإِنَّ الْإِمَامَ يَجْهَرُ بِهِ وَيُوَافِقُهُ فِيهِ الْمَأْمُومُ وَلَا يُؤَمِّنُ كَمَا قَالَهُ فِي الْمَجْمُوعِ

Artinya, “Dan (pendapat pertama-red) makmum mengucapkan puji-pujian secara lirih, yaitu dari lafal “fainnaka taqdh …”; atau hendaknya dia mendengarkan imam, karena itu adalah puji-pujian dan zikir yang tidak patut dibacakan “amin”. Tapi membaca bersama imam lebih baik. Pendapat kedua, makmum tetap membaca “amin”.

Jika kita berpendapat makmum ikut membaca bersama imam, maka ada pertimbangan mengenai kerasnya bacaan imam.

Bisa dikatakan (1) imam membaca puji-pujian secara lirih seperti bacaan dzikir- dzikir lain yang sama-sama dibaca oleh imam dan makmum; dan (2) boleh jadi, dan ini pendapat aujah atu lebih kuat, imam membaca puji-pujian dengan lantang, seperti halnya saat imam meminta ampun atau berlindung dari api neraka dan semisalnya, karena Imam dianjurkan mengucapkannya dengan suara lantang. Makmum juga membaca puji-puiian yang sama dan tidak membaca “amin”, seperti pendapat Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’.” (Syamsuddin Muhammad Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2009] Juz I, Halaman 319)

Berdasarkan pendapat aujah atau yang lebih kuat tersebut, jika imam membaca puji-pujian dengan lirih, maka ia mendapat pahala doa qunut, tapi tidak mendapat pahala anjuran melantangkan bacaan, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Hasyiyatul Jamal:

قَوْلُهُ أَيْضًا وَأَنْ يَجْهَرَ بِهِ إمَامٌ أَيْ : حَتَّى فِي الثَّنَاءِ … فَإِنْ أَسَرَّ الْإِمَامُ بِالدُّعَاءِ حَصَّلَ سُنَّةَ الْقُنُوتِ وَفَاته سُنَّةُ الْجَهْرِ خِلَافًا لِمَا اقْتَضَاهُ كَلَامُ الْحَاوِي الصَّغِيرِ مِنْ فَوَاتِهِمَا ا هـ شَرْحُ م ر

Artinya, “Ungkapan: “Hendaknya imam membaca qunut dengan lantang”, artinya meskipun sampai bacaan puji-pujian … Jika imam membaca doa qunut dengan lirih, maka dia telah memenuhi kesunahan qunut tapi terlewat mendapatkan kesunahan membacanya secara suara keras. Hal ini berbeda dengan pendapat Al-Hawi Al-Saghir yang menyatakan hilangnya pahala kedua-duanya. Demikian penjelasan dari syarah Ar-Ramli.” (Sulaiman Al-Jamal, Hasyiyatul Jamal, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2013] Juz II, Halaman 72)

Uraian di atas dapat disederhanakan, bahwa praktik membaca doa qunut yang benar dalam jamaah adalah sebagai berikut:

  1. Imam membaca semua bacaan doa qunut dengan suara keras, termasuk ketika membaca puji-pujian mulai redaksi “fainnaka taqdhi” dan seterusnya.
  2. Makmum mendengarkan bacaan doa qunut imam dan menyambutnya dengan membaca “amin”, kecuali ketika imam sampai lafal “fainnaka taqdhi”, maka makmum membaca sendiri pujian-pujian tersebut secara lirih bersamaan dengan bacaan imam yang keras. Wallahu a’lam.

Doa Qunut Shalat Subuh/Witir

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam

Artinya: “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”

Ustadz Muhammad Zainul Millah, Pengasuh Pesantren Fathul Ulum Wonodadi Blitar Jawa Timur.

Tags: Qunut NazilahQunut SubuhQunut WitirRamadan
Share214Tweet134SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

PNIB
Nasional

PNIB Berterima Kasih Pada Densus 88 Jaga Ramadan, Nyepi, Idul Fitri, dan Paskah Aman dari Terorisme

by liputan9news
April 21, 2025
0

Jakarta | LIPUTAN9NEWS Momentum keagamaan terselenggara hampir bersamaan dalam bulan maret dan April tahun ini, Ramadhan, Nyepi, Idul Fitri dan...

Read more
Zakky Mubarok

Menghidupkan Nuansa Ramadan

April 10, 2025
Shalat Rabo Wekasan

Tuntunan Mengqashar Shalat

April 8, 2025
Ilustrasi zakat fitrah / foto Shutterstock

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Istri, Anak, Keluarga, hingga Orang Lain, Dilengkapi Latin dan Terjemah

March 27, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2397
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

733
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

140
Polemik Tambang dan Kerusakan Alam, PNIB : Waspada Kepentingan Asing Mengeruk SDA dan Memecah Belah Bangsa

Polemik Tambang dan Kerusakan Alam, PNIB : Waspada Kepentingan Asing Mengeruk SDA dan Memecah Belah Bangsa

June 12, 2025
SPMB

KPK Sinyalir ada Potensi Korupsi saat Pelaksanaan SPMB 2025

June 12, 2025
Gus Fahrur

Komisaris PT Gag Nikel dari PBNU, Pemerintah tidak Cabut IUP Tambang Plat Merah

June 12, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In