Jakarta, LIPUTAN9.ID – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebutkan potensi suara pendukung pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran bagaikan bejana berhubungan yang saling terkait.
“Kalau pola seperti ini berlanjut, di mana basis pola pemilih Jokowi di Ganjar pindah ke Pak Prabowo sementara pemilih Anies tetap atau naik secara landai. maka suara antara Ganjar dan Pak Prabowo seperti bejana berhubungan,” ujarnya pada awak media di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagaiman dilansir dari Viva.co.id, Rabu, (29/11/23).
Berdasarkan survei, Burhan mengatakan ketika suara pasangan Prabowo-Gibran meningkat. maka yang biasanya menjadi korban adalah suara dari pasangan Ganjar-Mahfud.
Hal itu terjadi, kata dia, ditandai dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh Polling Institute yang mencatat adanya penurunan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dari 36 persen ke 24 persen.
“Sementara Mas Anies minimal tetap suaranya dan [kalau] tidak ada satu pun calon yang mendapatkan 50 persen plus satu, kemungkinan besar yang masuk ke putaran dua adalah Prabowo versus Anies,” tuturnya.
Namun demikian, Burhan menegaskan agar masyarakat jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil kesimpulan, karena masih terdapat waktu dua setengah bulan untuk melakukan kampanye sebelum proses pemungutan suara.
Selain itu, ia juga menyebutkan apa yang dipaparkannya adalah hasil dari survei yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir, sehingga analisis yang dilakukannya tidak dapat menjadi acuan pasti terkait apa yang akan terjadi pada 2024.
“Toh, survei akan berlangsung terus menerus untuk mengecek pergerakan suara. Siapa yang mengira, termasuk saya, saya sendiri tidak mengira, setelah pendaftaran Prabowo-Gibran, ternyata suara Pak Prabowo malah naik,” ungkapnya.
Kendati demikian, ia menegaskan sampai saat ini belum ada satu pun lembaga survei yang memberikan analisis akan terjadinya Pemilu Presiden berlangsung satu putaran.
“Pak Prabowo juga belum tentu aman, karena suaranya belum mencapai 50 persen. Artinya, satu putaran, meskipun mungkin, per hari ini masih belum terjadi,”pungkasnya. (MFA)