• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Gus Baha

Diluruskan Gus Aziz Jazuli Tentang Nasab Ba’alwi, Gus Baha Belum Standar Ilmiah

February 18, 2025
Logo JATMAN

Dzikir Sejati tidak Butuh Sorotan Lampu

August 9, 2025
Dr. KH. Zakky Mubarok, MA, Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU)

Kesempurnaan Ajaran Agama

August 8, 2025
Ayik Heriansyah: Doktrin al Wala wal Bara Sebabkan Prasangka Buruk Terhadap Umat Islam

Jangan Su’uzhan kepada Ulama yang Dekat dengan Pengauasa

August 8, 2025
Pra-peradilan Kasus OTT Kades Golo Bilas di Labuan Bajo Sarat dengan dugaan Mafia Peradilan

Pra-peradilan Kasus OTT Kades Golo Bilas di Labuan Bajo Sarat dengan dugaan Mafia Peradilan

August 8, 2025
PNIB: Rakyat Indonesia Patut Bersyukur Punya Densus 88, Selalu Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme seluruh Indonesia dari Aceh Hingga Papua

PNIB: Rakyat Indonesia Patut Bersyukur Punya Densus 88, Selalu Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme seluruh Indonesia dari Aceh Hingga Papua

August 7, 2025
KNPI

Ketua Umum DPP KNPI Resmikan Satgas Pemuda Asta Cita untuk Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran

August 7, 2025
Arifa Widiasari, mahasiswa asal Pati sekaligus Sekretaris Wilayah BEM PTNU DIY

Menaikkan PBB Hingga 250 Persen! Mahasiswa Asli Pati Geram, Tuntut Bupati Buka Telinga

August 7, 2025
Yaqut

Didampingi Kuasa Hukumnya Yaqut Cholil Qoumas Penuhi Panggilan KPK

August 7, 2025
BEM PTNU

BEM PTNU DIY Soroti Penangkapan Pemain Judi Online: Kenapa Bukan Bandarnya yang Ditangkap?

August 7, 2025
Yaqut Cholil Qoumas

Hari Ini! KPK Panggil Eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Terkait Kasus Korupsi Kuota Haji Khusus

August 7, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Saturday, August 9, 2025
  • Login
Liputan 9
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan 9
No Result
View All Result
Home Artikel Opini

Diluruskan Gus Aziz Jazuli Tentang Nasab Ba’alwi, Gus Baha Belum Standar Ilmiah

Oleh: KH Imaduddin Utsman Al Bantani

liputan9news by liputan9news
February 18, 2025
in Opini
A A
0
Gus Baha

Foto: KH. Bahauddin Nursalim (Gus Naha)

929
SHARES
2.7k
VIEWS

Banten | LIPUTAN9NEWS

Ada konten menarik dari channel Gus Aziz Jazuli, Tentang Gus Baha dan nasab Ba’alwi. Dalam konten itu Gus Aziz Jazuli “mentertawakan” pengetahuan Gus Baha tentang ilmu sejarah dan nasab. Semua narasi yang diutarakan Gus Baha dalam sebuah ceramah tentang sejarah Hadramaut dan nasab Ba’alwi tak ayal dibantai tanpa ampun oleh Gus Aziz Jazuli.

Gus Baha yang selama ini dikenal sebagai penceramah popular dan ahli baca kitab kuning itu seakan terjebak ke dalam lembah maut kepalsuan nasab Ba’alwi. Memang, para ulama yang selama ini membela nasab Ba’alwi terjerembab dalam labirin cipta sejarah yang dipabrikasi di abad sembilan oleh kalangan internal Ba’alwi sendiri. citra keulamaan mereka pun kemudian dipertaruhkan ketika ternyata apa yang mereka fahami itu hanya sejarah palsu yang mudah ditelusuri kepalsuannya yang dengan semua itu mereka kemudian terdegradasi dari citra sebagai ulama ilmiah ke hanya ulama level pembaca saja.

Jika kealiman dalam tradisi NU dilihat dari apakah ia dapat membaca kitab kuning dengan baik atau tidak, maka Gus Baha masuk dalam kategori itu, Tetapi dalam tradisi NU, kemampuan membaca kitab saja belum cukup untuk mengangkat level seorang ulama ke dalam derajat ulama ilmiah (mujtahid). Yang penulis maksud dengan ulama ilmiyah adalah ulama yang memiliki integritas ilmiah yaitu sikap ilmiyah yang dalam memahami dan menyimpulkan suatu masalah agama telah memenuhi sarat-sarat ilmiah dan sesuai dengan standar kebenaran ilmiyah.

BeritaTerkait:

Ibnu Hajar Al-Haitami: Keturunan Nabi Asli Mustahil Berzina, Sodomi Dan Kufur: Kuliah Gratis Untuk Kiai Makruf Khozin

Membaca Ombak, Menjaga Arah: PBNU di Tengah Polemik Nasab dan Tambang

Kiai Imad dan Polemik Nasab: Guncangan Wacana dalam Catatan Seorang Podcaster

Menimbang Instruksi PBNU: Saat Polemik Nasab Menuntut Ruang Dialog Terbuka

Ada lima hal yang menandai sikap ilmiah seorang ulama, yaitu:

  1. Pertama, adanya “spirit of science” yaitu keinginan untuk mengetahui dan memahami;
  2. Kedua, kemauan mencari data dan makna yang benar-benar dapat dijadikan patokan yang masuk akal dan dapat diuji;
  3. Ketiga, kemauan untuk menguji secara empiris;
  4. Keempat, adanya penghargaan terhadap logika;
  5. Kelima, kecendrungan menyelidiki kebenaran atau kesalahan suatu kesimpulan dengan logika yang dapat dipertanggungjawabkan.

Gus Baha telah memiliki point pertama yaitu “spirit of science”, tetapi ia belum memenuhi empat sarat lainnya untuk disebut sebagai ulama ilmiah. Gus Baha, dalam konteks kasus nasab dan sejarah Ba’alwi tersebut, baru menempati level elementer yang mampu membaca lalu mengahafal bacaan kemudian menyampaikannya ke hadapan public. Setelah ia membaca suatu buku, Gus Baha tidak melangkah ke point sikap ilmiah di atasnya yaitu mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya sehingga dapat menemukan informasi-informasi yang benar benar dapat menjadi patokan kebenaran.

Ketertinggalan Gus Baha dalam tahapan ini, otomatis menjadikannya tertinggal pula pada tahapan sikap ilmiah di atasnya, yaitu menguji secara empiris setiap data dengan fakta-fakta sebenarnya. Misalnya dalam konteks Sayyid Ahmad bin Isa, Gus Baha menyimpulkan dalam video tersebut bahwa ia adalah keturunan Nabi yang pertama yang memasuki Yaman, Gus Baha hanya menerima “taken for gruanted” informasi dari apa yang ia baca dari Wikipedia atau buku-buku Ba’alwi yang menyatakan demikian, kemudian ia mempercayainya tanpa mengadakan tahapan “muqobalah al mashadir” (membandingkan berbagai literatur) dengan informasi yang lebih kredibel dan lebih dekat masanya.

Gus Baha belum memahami cara menguji kebenaran suatu informasi historis semacam itu. seharusnya, pertama kali yang dilakukan Gus Baha adalah mencari data dan informasi untuk mengetahui titimangsa kehidupan Ahmad bin Isa, lalu ia mencari i formasi lanjutan: adakah kitab-kitab yang ditulis dalam waktu tersebut yang berbicara tentang sosok Ahmad bin Isa atau tentang para keturunan Nabi di Yaman?

Dengan melempar narasi bahwa Ahmad al-Muhajir adalah keturunan Nabi yang pertama kali hijrah ke Yaman, Gus Baha telah melakukan tiga kesalahan kesimpulan ilmiah:

  1. pertama tentang Ahmad bin Isa Hijrah ke Yaman,
  2. kedua tentang bahwa Ahmad bin Isa orang yang pertama hijrah ke Yaman,
  3. ketiga bahwa ia bergelar Al-Muhajir.

Sebelum Gus Baha menyampaikan proposisi bahwa Ahmad bin Isa adalah orang pertama dari keturunan Nabi yang hijrah ke Yaman, ia harus membuktikan terlebih dahulu apakah benar Ahmad bin Isa hijrah ke Yaman?

Ketika Gus Baha telah salah mengambil kesimpulan bahwa Ahmad bin Isa hijrah ke Yaman, tentu ia akan lebih salah lagi ketika mengatakan bahwa Ahmad bin Isa adalah orang pertama yang hijrah ke Yaman dari keturunan Nabi.

Gus Baha tidak akan pernah mampu untuk membawakan satu referensi pun yang menyatakan Ahmad bin Isa hijrah ke Yaman dari kitab-kitab yang ditulis pada masa di mana Ahmad bin Isa hidup, atau yang mendekatinya. kenapa? karena memang Ahmad bin Isa tidak pernah hijrah ke Yaman.

Cerita bahwa Ahmad bin Isa berhijrah ke Yaman hanyalah cerita khurafat yang diciptakan kaum Ba’alwi di abad ke-9 H untuk sekedar melegitimasi nasab mereka saja. Gus Baha diharapkan membaca kitab Al-Gaybah karya Al-Tusi yang wafat tahun 460 H yang menyatakan Ahmad bin Isa ada di Kota Madinah dan tidak ada satu pun berita yang menyatakan ia ke luar dari Kota Madinah, apalagi berita tentang hijrahnya ke Yaman tidak ada.

Apakah Gus Baha sanggup untuk membawakan satu kitab yang lebih tua dari Al-Gaybah yang menyatakan Ahmad bin Isa berhijrah ke Yaman? -lamun bisa tek mai hadiah peci anyar nomor wolu sing duhure sepuluh centi-.

Proposisi Gus Baha yang menyatakan bahwa Ahmad bin Isa adalah keturunan Nabi yang pertama hijrah ke Yaman terbantah oleh kitab-kitab tua yang menyatakan bahwa keluarga Al-Rasi adalah keturunan Nabi pertama yang hijrah ke Yaman pada tahun 286 H, informasi itu seperti yang terdapat dalam kitab Al- Majdi yang ditulis oleh Al-Umari yang wafat tahun 459 H.

Untuk mempertahankan proposisi bahwa Ahmad al Muhajir adalah keturunan Nabi yang pertama kali berhijrah ke Yaman, mampukah Gus Baha medatangkan kitab yang ditulis sebelum kitab Al-Majdi? -lamun bisa tek mai hadiah sarung atlas kotak-kotak-.

Gus Baha juga salah dalam bernarasi bahwa Ahmad bin Isa bergelar Al-Muhajir, karena gelar Al-Muhajir itu gelar yang diberikan Ba’alwi pada abad ke-11 H. tidak ada sebelumnya satu kitab pun yang mencatat bahwa Ahmad bin Isa bergelar Al-Muhajir.

literatur-literatur kitab-kitab nasab yang otoritatif pada abad ke 5-9 H seperti kitab Tahdzibul Ansab dsb, mencatat Ahmad bin Isa dengan nama Ahmad al-Abah dan atau Ahmad Al-Naffat, tidak ada yang mencatatnya dengan nama Ahmad Al-Muhajir. Gelar Al-Muhajir diberikan oleh Ba’alwi kepada Ahmad bin Isa hanya sebagai legitimasi bahwa Ahmad bin Isa hijrah ke Yaman. padahal, sebagaimana telah penulis sampaikan, tidak ada satupun kitab nasab sebelum abad ke-9 yang menyebut Ahmad bin Isa hijrah ke Yaman.

Gus Baha benar-benar telah terjerembab dalam cipta sejarah palsu yang dilakukan kaum Baalwi. Mampukah Gus Baha membawa kitab yang lebih tua dari kitab Tahdzibul Ansab yang menyebutkan bahwa Ahmd bin Isa bergelar Al Muhajir? tidak akan mampu. -lamun mampu tek mai hadiah cincin pirus-.

Gus Baha juga tidak memenuhi standar sikap ilmiah yaitu kemauan untuk menguji secara empiris misalnya tes DNA yang sudah terbukti bahwa Baalwi ini, secara hasil uji DNA, bukanlah keturunan paternal Nabi Muhammad SAW, bahkan bukan pula keturunan Nabi Ibrahim.

Gus Baha juga, dalam konteks sejarah dan nasab Ba’alwi ini tidak memenuhi standar sikap ilmiah berikutnya yaitu tidak adanya penghargaan terhadap logika, di mana suatu narasi sejarah yang tidak masuk akal, masih diterima dan disampaikan ke hadapan publik.

Gus Baha bisa lebih banyak membaca kitab-kitab nasab dan sejarah untuk mengetahui berbagai “qadiyah-qadiyah” yang tidak masuk akal dari cipta sejarah Ba’alwi, misalnya tentang bahwa Ahmad bin Isa hijrah ke Yaman bersama leluhur Bani Ahdal, Muhammad bin Sulaiman, pada tahun 317 H, sedangkan Ahmad bin Isa wafat 345 H dan Muhammad bin Sulaiman wafat tahun 540 H. Bagaimana orang yang berhijrah tahun 317 H masih bisa hidup tahun 540 H? walaupun yang demikian itu “mumkinun ‘aqlan” (secara aqal memungkinkan), tetapi “mustahilun ‘urfan” (secara kebiasaan mustahil terjadi). Logika yang sehat akan menolak adanya postulat yang menggelikan demikian. Ketika Gus Baha menerima secara partikular bahwa Ahmad bin Isa hijrah ke Yaman, artinya Gus Baha juga menerima adanya ketidaklogisan sejarah dan nasab Ba’alwi secara general.

Gus Aziz Jazuli, meluruskan berbagai macam kekeliruan Gus Baha dalam chanelnya itu terkait ketidakilmiahan Gus Baha dalam konteks nasab Ba’alwi. Dalam video yang ditayangkan Gus Aziz Jazuli itu pula Gus Baha menyampaikan bahwa Walisongo adalah bagian dari Ba’alwi, juga narasi-narasi lain yang tidak berbasis data terkait dengan asal nama Hadramaut.

Dari kasus Gus Baha ini kita menyadari bahwa sistem pendidikan pesantren kita, selain berbagai keunggulan yang dimilikinya, memerlukan tambahan konsentrasi sistem pembelajaran yaitu metodologi penelitian ilmiah yang dalam hal ini penguatan fan Ushul Fiqh, Mantiq dan filsafat atau Ilmu Kalam. Selain fan-fan ilmu yang sumberdayanya tersedia di Pondok Pesantren secara tradisional, agaknya dalam konteks kemoderenan, penerapan metodolgi penelitian ilmiah moderen harus pula menjadi perhatian civitas akademika pesantren.

Hal yang demikian sangatlah urgen karena berbagai macam ajaran agama kita banyak yang terkait dengan metodologi penelitian ilmiah seperti tentang membantah narasi atheisme, penelitian kesahihan hadits, sejarah para Nabi dan syariatnya, mengetahui klaim adanya ijma, dsb.

Artikel dengan judul “Diluruskan Gus Aziz Jazuli Tentang Nasab Ba’alwi Belum Standar Ilmiah” ini, sebelumnya telah tayang di halaman nahdlatul-ulum.com portal berita resmi Ponpes Salafiyah Nahdlatul Ulum pimpinan Kiai Imaduddin Utsman Al-Bantani, pada Sabtu 14 Febriari 2025.

KH. Imaduddin Utsman Al Bantani, Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kampung Cempaka, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Tags: Ba'alwiGus BahaIsu NasabNasab Habib
Share372Tweet232SendShare
liputan9news

liputan9news

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

KH. Imaduddin Utsman Al Bantani, Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum
Opini

Ibnu Hajar Al-Haitami: Keturunan Nabi Asli Mustahil Berzina, Sodomi Dan Kufur: Kuliah Gratis Untuk Kiai Makruf Khozin

by liputan9news
July 10, 2025
0

BANTEN | LIPUTAN9NEWS Dalam diskursus nasab Ba’alwi pandangan-pandangan keagamaan dan fatwa Imam Ibnu Hajar al-Haitami (W.974 H.) kerap muncul ke...

Read more
Yusuf mars

Membaca Ombak, Menjaga Arah: PBNU di Tengah Polemik Nasab dan Tambang

June 23, 2025
Yusuf mars

Kiai Imad dan Polemik Nasab: Guncangan Wacana dalam Catatan Seorang Podcaster

June 9, 2025
Yusuf mars

Menimbang Instruksi PBNU: Saat Polemik Nasab Menuntut Ruang Dialog Terbuka

June 5, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2420
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

740
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

140
Logo JATMAN

Dzikir Sejati tidak Butuh Sorotan Lampu

August 9, 2025
Dr. KH. Zakky Mubarok, MA, Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU)

Kesempurnaan Ajaran Agama

August 8, 2025
Ayik Heriansyah: Doktrin al Wala wal Bara Sebabkan Prasangka Buruk Terhadap Umat Islam

Jangan Su’uzhan kepada Ulama yang Dekat dengan Pengauasa

August 8, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In