Jakarta, LIPUTAN9.ID – DPP Jaringan Nasional Keumatan (JNK) menyoroti dan menyimak perkembangan politik akhir-akhir ini yang semakin tidak mengarah pada pendidikan politik yang konstruktif. Namun justru menjurus pada tindakan politik identitas yang destruktif.
Hal tersebut, disampaikan Jaringan Nasional Keumatan (JNK) atas beredarnya video Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang memberi kesan mempermainkan, bahkan melecehkan ritual agama Islam, yakni ibadah shalat.
“Dalam video tersebut, Zulhas menggambarkan adanya kelompok yang dipengaruhi oleh fanatisme terhadap salah satu paslon Capres-Cawapres saat menjalankan shalat tidak berani mengucapkan “Amin” ketika imam shalat selesai membaca surat Al-Fatihah,” tulis rilis JNK yang diterima Liputan9.id, Selasa (19/12/23).
Melalui Ketuanya Nanang Firdaus Masduk, JNK menyayangkan tayangan video tersebut. Zulhas, menggambarkan sekelompok umat Islam yang saking fanatiknya terhadap salah satu paslon Capres-Cawapres.
“Hingga adekan itu tidak mau menjulurkan satu telunjuk jarinya saat tasyahhud (tahiyyat) karena khawatir dikira mendukung paslon lain,” ujarnya.
Lebih jauh, Zulhas bahkan memperagakan alih-alih menjulurkan satu (telunjuk) jari, malah mengubahnya dengan menjulurkan dua jarinya.
“Apa yang terjadi dalam video yang diperankan oleh Zulhas itu harus dihentikan. Zulhas juga harus meminta maaf kepada umat Islam karena telah menodai sakralitas ibadah shalat,” tutur Nanang Firdaus.
Karena itu, DPP JNK mengimbau kepada semua tokoh dalam musim politik ini tidak menarik-narik unsur agama menjadi komsumsi politik yang provokatif. Tujuannya agar tidak menyulut berkembangnya politik identitas di level masyarakat.
“Jika politik identitas itu tersulut, maka bisa menimbulkan dampak sosial yang jauh lebih besar,” jelasnya.
Karena itu, DPP JNK mengimbau semua tokoh politik dapat berhati-hati dalam membuat pernyataan yang terkait dengan masalah agama agar stabilitas nasional tetap terjaga. Tutup rilis yang dibagikan pada awak media tersebut. (AMA)