Tunisia, Liputan9.id – Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, Zuhari Misrawi menyampaikan kesannya terhadap khazanah kelimuan melalui karya-karya ilmiah monomental yang ada d Tunisia, baik klasikatu modern.
Menurutnya, Tunisia menjadi salah satu negara di kawasan Arab Barat dan Afrika Utara yang mempunyai keistimewaan tersendiri, karena para ulama yang merupakan Bapak Pendiri Tunisia modern mempunyai pemikiran progresif dan reformis dalam konteks keislaman.
“Di antaranya, Thahir Haddad dan Abdul Aziz al-Tsa’alabi. Thahir Haddad sosok cendekiawan dan aktivis yang lahir dari rahim Zaitunah. Ia merupakan pemikir reformis yang membentangkan jalan bagi kesetaraan perempuan di Tunisia dan dunia Islam. Karyanya yang sangat monumental, “Imraatuna fi al-Syari’ah wa al-Mujtama”, Perempuan Kami di dalam Syariat dan Masyarakat,” paparnya.
https://twitter.com/Liputan9id/status/1576203823495815173?s=20&t=75wQOq6R-IgPXmYekjXxIw
Karya penting ini, yang membentangkan jalan bagi lahirnya Jurnal Hukum Keluarga di Tunisia pada tahun 1959, sehingga menjadi karakteristik Tunisia modern, yang ditandai dengan kemerdekaan Tunisia.
“Di Tunisia, kemerdekaan perempuan adalah kemerdekaan Tunisia,” tulis Zuhairi Misrawi, Dubes asal Sumenep Madura, yang dikutip liputan9.id, (01/10/2022)
Sosok kedua, Kata Zuhairi adalah Abdul Aziz al-Tsa’alabi. Ia juga seorang pemikir dan aktivis yang berjuang melawan penjajah. Ia juga jebolan Zaitunah, yang mendapatkan inspirasi dari al-Quran dalam menggaungkan kemerdekaan, rasionalitas, dan kemajuan.
“Salah satu karyanya, “al-Ruh al-Taharruriyyaj fi al-Quran”, Spirit Pembebasan dalam al-Quran,” ungkap Dubes yang juga cendikawan Nahdlatul Ulama itu.
Ia juga menyampaikan, hari-hari saya di Tunis begitu luar biasa dan sangat menyenangkan, karena di samping melaksanakan tugas-tugas negara, saya mendapatkan asupan pemikiran progresif yang sangat menyegarkan hati dan pikiran dari para ulama dan pemikir Tunisia. Sebab itu, saya bersyukur masih bisa menambah ilmu. Tiada henti mengabdi dan belajar.
“Tadi malam, Dubes Inggris untuk Tunisia yang juga bisa berbahasa Arab memuji saya, “Bahasa Arabmu bagus sekali. Sempurna”. Para menteri, guru besar, ulama, dan wartawan, juga memuji bahasa Arab dan pemikiran saya. Semua itu, karena saya setiap saat masih membaca buku. Seminggu bisa khatam 3 hingga 4 buku,” pungkasnya. (Red)