Tunisia, LIPUTAN9.ID – Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi menghadiri Penutupan Kajian Keislaman Mahasiswa Indonesia di Tunisia, yang dibimbing oleh Syaikh Shalahuddin al-Mustawi di Masjid Petilasan Imam Abul Hasan al-Syadzili, atau yang dikenal “Maghar Imam Abul Hasan al-Syadzili” Tunis (08/09/23).
Kegiatan ini rutin digelar oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI Tunisia) bekerjasama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU Tunisia) pada musim panas, selama 2 bulan.
Adapun buku-buku yang dikaji, diantaranya: al-‘Aqidah al-‘Asy’ariyyah, Arba’in Hadis Imam al-Nawawi, Hikam Ibnu ‘Athaillah al-Sakandari, dan Ushul al-Nidzam Ijtima’i fi al-Islam li al-‘Allamah Muhammad Thahir bin ‘Asyur.
Dubes Zuhairi Misrawi menyampaikan, bahwa kajian keislaman yang digelar oleh para mahasiswa Indonesia di Tunisia ini dapat memperkokoh pemahaman dan pendalaman atas khazanah Islam. Sehingga dapat membangun pemikiran dan tindakan yang moderat dan toleran.
“Tradisi kajian keislaman yang intensif setiap musim panas ini akan membentuk cara pandang yang moderat dan toleran,” ujarnya.
Sebab, khazanah keislaman yang dikaji dapat memperkaya pemahaman, bahkan pendalaman atas khazanah Islam yang amat kaya.
“Di samping itu, kajian intensif ini juga dapat mengasah kemampuan para mahasiswa Indonesia dalam berbahasa Arab, karena materi disampaikan dalam bahasa Arab oleh ulama Tunisia yang mumpuni”, ujar Duta Besar RI lulusan Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir ini.
Dubes Zuhairi Misrawi juga menegaskan, bahwa kajian keislaman pada akhirnya akan membentuk kepribadian para mahasiswa, sehingga mempunyai kearifan, ketulusan, serta kemauan untuk saling menghormati dan menghargai.
“Pada akhirnya, setelah mengikuti kajian keislaman secara intensif selama 2 bulan, maka diharapkan dapat membentuk kepribadian setiap mahasiswa,” harap Dubes Zuhairi.
Idealnya, kajian keislaman ini dapat membentuk kearifan, ketulusan, serta kehendak untuk saling menghormati dan saling menghargai.
“Para mahasiswa adalah calon-calon ulama dan pemimpin di masa depan, karenanya perlu membekali diri dengan khazanah keislaman yang kokoh dan mendalam”, pungkasnya.
Sementara itu, Syaikh Shalahuddin al-Mustawi berharap agar para mahasiswa Indonesia terus belajar sungguh-sungguh dan menggunakan kesempatan emas selama menuntut ilmu di Tunisia untuk menguasai khazanah keislaman dengan baik dan benar. (Ai)