Tunisia, LIPUTAN 9 NEWS
Dalam rangkaian Konferensi Cabang Istimewa Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Tunisia, Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia melakukan ziarah kubro ke makam ulama sufi Tunisia terkemuka, Sidi Bousaid Al-Baji (21/07/24).
Menurut Dubes Zuhairi Misrawi, ziarah ini merupakan bagian dalam napak tilas peta jalan keulamaan dan intelektualisme PCINU Tunisia. Ia mengatakan, turut serta dalam kegiatan tersebut, seluruh Mustasyar, Syuriah, Tanfidziyah, dan anggota PCINU Tunisia.
Dubes Zuhairi Misrawi menegaskan, bahwa keulamaan dan intelektualisme dalam lingkungan NU mempunyai nuansa dan substansi spiritualisme-humanis.
“NU menganut pandangan teologis Asy’ariyah dan Maturidiyah, pandagan fikih empat mazhab: Abu Hanifah, Malik bin Anas, Syafii, dan Ahmad bin Hanbal, serta tasauf Junaid al-Baghdadi dan al-Ghazali. Sebab itu, jalan sufisme merupakan tradisi yang inheren dalam pola pikir ke-NU-an,” ujarnya.
“Setiap kader NU harus memahami dan memedomani hal tersebut, karena ulama dan intelektual pada akhirnya harus memilih ketulusan dan kebeningan hati untuk menyelami esensi hidup sebagai jalan untuk mewujudkan kemaslahatan”, sambungr Dubes RI yang juga sebagai Mustasyar PCINU Tunisia.
Dubes Zuhairi Misrawi menegaskan, sosok Sidi Bousaid patut untuk diteladani dan dijadikan inspirasi dalam menjadikan sufisme sebagai jalan terang kehidupan.
“Tunisia ini mempunyai slogan, Tunis Mahrusah. Tunisia dijaga oleh para kekasih Allah. Di antara wali yang tersohor yang menonjol di Tunisia adalah Sidi Bousaid, yang sekarang dikenal dan diabadikan sebagai kawasan wisata paling indah di kota Tunis,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Cendikiawan Nahdlatul Ulama itu menjelaskan, bahwa Sidi Bousaid dikenal sebagai wali yang peduli pada pendidikan dan filantropi. Dua murid Sidi Bousaid yang paling menonjol dan dikenal luas, yaitu Imam Abul Hasan al-Syadzili, yang kemudian dikenal sebagai Tarekat Syadziliyah dan Sayyidah Manoubiyah sebagai ulama sufi perempuan Tunisia, yang menginspirasi gerakan perempuan Tunisia.
“Sebab itu, ziarah kader-kader NU ini mempunyai makna simbolik dan substansial penting agar para kader NU bisa meneladani dan melanjutkan jalan para ulama dan intelektual di masa lampau”, pungkasnya.
Dalam ziarah tersebut, Dubes Zuhairi Misrawi memimpin langsung bacaan Yasin, Tahlil, dan doa. Setelah itu memberikan sambutan dan pengenalan atas Sidi Bousaid Al-Baji. (ASR)