Liputan9.id-Jakarta Selain Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) adalah pihak ketiga yang digandeng oleh oleh PSSI dalam penyelenggaraan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. PT. LIB merupakan korporasi yang diberi tanggung jawab sebagai pelasana teknis turnamen yang berujung pada tragedi berdarah.
Ratusan suporter meninggal dunia, ditambah korban luka-luka yang masih dirawat di Rumah Sakit. Tragedi Kanjuruhan, Malang mendapat perhatian dari Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Muhammad Aras Prabowo, S.E,. M.Ak.
Menurut Aras, pemicu tragedi Kanjuruhan bukan hanya soal variabel keamanan, tapi menurutnya adalah variabel keuntungan. “PSSI dan PT. LIB lebih mengedepankan variabel keuntungan dari pada variabel keamanan, tidak mempertimbangkan keselamatan banyak orang” tegasnya.
Ada banyak fakta, kenapa Ekonom Unusia menyimpulkan demikian. Misalnya yang pertama sedari awal pihak kepolisian sudah memberikan peringatan potensi ganguan keamanan, tapi tidak diindahkan.
Kedua, kapasitas stadion yakni 38.000 orang, tapi tiket yang dicetak jumlahnya mencapai 42.000, melebihi kapasitas stadion 4.000 orang.
Ketiga, oleh kepolisian meminta agar laganya dipercepat pukul 15:30 untuk mengantisipasi kepadatan penonton, sebaliknya LIB tetap dengan keputusan awal pukul 20:00 untuk memaksimalkan jumlah penonton. Jam 20:00 itu orang-orang sudah pulang kantor ditambah malam minggu.
“Tiga indikator di atas cukup untuk menyimpulkan bahwa PSSI dan PT. LIB lebih mengutamakan keuntungan dari pada keamanan” tegas Kepala Program Studi Akuntansi Unusia.
Fenomena di atas adalah perilaku ekonomi sebagian besar korporasi di Indonesia. Menurut Adam Smith bahwa dalam tindakan ekonomi hanya ada kalkulatif keuntungan saja, terang Aras.
Lanjut Aras, perilaku ekonomi yang dipertontongkan dan berujung tragedi berdarah oleh PT. LIB tidak hanya terjadi di Korporasi persepakbolaan. Tapi hampir seluruh korporasi di Indonesia dan dunia diberbagai bidang, khususnya korporasi tingkat sefty yang tinggi seperti pertambangan, pengelolaan bahan kimia dan lain-lain.
Sanksi yang setimpal untuk PT. LIB adalah pencabutan izin dan pembubaran korporasi. Ini pantut menjadi refleksi bagi seluruh korporasi dalam menjalankan operasinya. “Meminjam pesan Gusdur bahwa yang terpenting dalam politik adalah kemanusiaan, jika saya qiyaskan dalam perilaku ekonomi bahwa yang terpenting dari laba adalah kemanusiaan, tutup Akademisi Unusia. 06/10/2022.