Jakarta, LIPUTAN 9
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta masyarakat waspada dengan pergerakan para mantan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Hal tersebut disampaikan Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Ahmad Nurwakhid usai para eks HTI membuat acara ‘Metamorfoshow: It’s Time to be One Ummah’ di TMII, Jakarta Timur.
Ahmad Nurwakhid menduga acara tersebut sengaja dikemas sebagai perayaan Isra Miraj guna mengelabuhi pihak-pihak berwenang.
“Dari aspek substansi kegiatan, penyelenggara, dan pembicaranya terkait dengan HTI. Makanya berkedok acara Isra Miraj dengan subtansi tentang penegakan khilafah,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima awak media, Jumat (23/02/24).
BNPT meminta masyarakat mewaspadai gerakan yang dapat membangkitkan kembali sel-sel HTI. Nurwakhid mengingatkan bahwa HTI memiliki strategi dan pola pendekatan dengan metode tertentu khususnya kepada kelompok anak muda.
“Metamorfosa itu hanya perubahan fisik dan bentuk, tetapi tidak merubah subtansi. Begitulah HTI, juga sedang mengalami proses metamorfosa dari organisasi resmi menjadi gerakan dengan beragam nama, tetapi subtansi ideologi dan ajarannya sama,” ucapnya.
Menurutnya, sejak resmi dibubarkan pada tahun 2017 oleh pemerintah, tidak serta merta seluruh organisasi ataupun simpatisan HTI menjadi hilang. Ia menyebut kelompok tersebut masih kerap melakukan pergerakan secara senyap dengan cara mengganti nama organisasi.
“Pembubaran HTI sebenarnya bukan solusi tuntas, selama ideologinya tidak bisa dilarang, organisasi ini bisa berkamuflase dalam bentuk gerakan, narasi dan organisasi non formal,” tuturnya.
“Secara narasi, saat ini kelompok tersebut lebih memilih menggunakan kata one ummah sebagai kamuflase khilafah. Itulah sebenarnya strategi metamorfosa,” Sambungnya.
Sebelumnya, para mantan anggota HTI menggelar sebuah acara bertajuk ‘Metamorfoshow : It’s Time to be One Ummah’ di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 17 Februari lalu. Informasi tersebut ramai beredar di media sosial.
Dalam akun itu juga disampaikan acara tersebut turut dihadiri Ismail Yusanto selaku eks jubir HTI, Aab El Karami selaku konten kreator HTI, M Ihsan Akbar yang merupakan influencer Gen Z HTI), hingga Akhmad Adiasta yang merupakan narrator, producer dokusinema Sejarah Islam ‘Jejak Khilafah di Nusantara’.
Kepala Seksi Humas TMII, Novera Mayang menerangkan pihaknya menerima surat dari panitia acara tersebut pada 7 Februari. Dalam surat itu, disebutkan kegiatan terkait dengan peringatan Isra Miraj.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly juga menyebut acara menggunakan surat pemberitahuan kegiatan perayaan Isra Miraj. Ia turut menyatakan dalam mengajukan surat izin keramaian acara, pihak penyelenggara juga tidak mengatasnamakan HTI.
Selain itu, mantan juru bicara HTI Ismail Yusanto enggan bicara banyak. Dia mengaku hanya diundang saat menghadiri acara tersebut.
“Hubungi panitia saja, carilah itu,” kata Ismail saat dihubungi, Jumat (23/02/24). Dilansir dar CNN Indonesia.
Ismail mengklaim tak ada agenda HTI di balik penyelenggaraan acara tersebut.
“Oh HTI gimana, enggak ada,” pungkaanya. (ASR)