• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Sulaiman-Djaya

Felix Siauw dan Moral Buzzer

June 23, 2025
Akar Konflik: Iran, Israel, dan Munculnya AS

Akar Konflik: Iran, Israel, dan Munculnya AS

June 24, 2025
Haul

Gelar Haul Damai Tanpa Provokatif, PWI-LS Kabupaten Bogor dan Aliansi Ormas Apresiasi Tertibnya Kegiatan

June 24, 2025
Salah satu tempat bersejarah ini berlokasi di selatan Al Nafud. Makam dan kuburan raksasa situs ini dianggap sebagai salah satu warisan sejarah (Foto: Istimewa)

Syarikah Fasilitasi Kunjungan Destinasi Ziarah di Madinah Tanpa Biaya

June 24, 2025
Raker PP IKA UIN SGD Bandung 2025: Kuatkan Peran Alumni, Buka Akses Global

Raker PP IKA UIN SGD Bandung 2025: Kuatkan Peran Alumni, Buka Akses Global

June 24, 2025
BEM PTNU

LDKM DEMA IAI Abuya Salek Sarolangun Sukses, Korwil BEM PTNU Jambi Berikan Apresiasi

June 24, 2025
Hjai 2024

3 Jemaah Haji Asal Indonesia Dinyatakan Hilang, Inilah Identitasnya!

June 23, 2025
PNIB

Pengungkapan 2,1 Ton Nakotika, PNIB Berikan Apresiasi Tinggi kepada BNN

June 23, 2025
Haji Lilur

Lakukan Ekspansi Global, Sebagai Bandar Daratan dan Lautan Haji Lilur Bawa Tim Ke Singapura, Vietnam sampai China

June 23, 2025
Lurah Jatimulya Pimpin Tertibkan Bangli Demi Lingkungan Tertata

Lurah Jatimulya Pimpin Tertibkan Bangli Demi Lingkungan Tertata

June 23, 2025
Arnol Sinaga dan Umat Lingkungan St. Marta Paroki Vincentius A Paulo Bangga Bercermin Pada Kehidupan Paus Leo XIV

Arnol Sinaga dan Umat Lingkungan St. Marta Paroki Vincentius A Paulo Bangga Bercermin Pada Kehidupan Paus Leo XIV

June 23, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Tuesday, June 24, 2025
  • Login
Liputan 9
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan 9
No Result
View All Result
Home Artikel Opini

Felix Siauw dan Moral Buzzer

Oleh: Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya by Sulaiman Djaya
June 23, 2025
in Opini
A A
0
Sulaiman-Djaya

Sulaiman Djaya, Esais, Penyair, dan Pengurus Majelis Kebudayaan Banten

513
SHARES
1.5k
VIEWS

Banten | LIPUTAN9NEWS

Felix Siauw wajar kecewa, karena sampai kapanpun idolanya, yaitu Turki, tidak akan berperang dengan Israel. Meski begitu, mestinya ia menahan diri untuk tidak mencibir Iran, apalagi sampai menampakkan kedangkalan analisisnya.

Saran yang sama juga berlaku untuk Buaya (bukan abuya) Zulkifli, buzzer berbaju agama lainnya yang serupa dengan Felix Siauw.

Kasihan masyarakat Indonesia yang belum terbangun literasinya, terhasut oleh buzzer-buzzer seperti itu, menyalakan pergesekan hingga kebencian sesama muslim. Mengikuti orkestrasi Barat: pecah belah dan taklukkan!

BeritaTerkait:

Akar Konflik: Iran, Israel, dan Munculnya AS

Drama Bidaah: Antara Kritik Sosial dan Propaganda Tersembunyi

Gaza Negeri Penderitaan

PBNU Nilai Kebijakan Prabowo Relokasi 1.000 Warga Gaza sebagai Langkah Blunder

Felix Siauw tidak paham tentang sejarah Islam dan Khilafah, sehingga tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang merupakan kamuflase Barat berslogan dan berbaju khilafah.

Ada beberapa hal yang perlu kita perjelas keberadaannya –baik dalam batasan wacana maupun realitas dalam politik Islam. Pertama, kelompok yang sengaja memolitisasi Islam. Kedua, dugaan-dugaan politik yang ingin di-Islam-kan. Ketiga, etika dan roh politik Islami.

Perang Shiffin sudah dimulai. Pasukan Ali bin Abi Thalib hampir saja memenangkan pertempuran. Sebuah hasrat dan nafsu yang mengental kotor telah tersirat di benak Muawwiyah bin Abu Sufyan dan Amr bin Ash manakala ia menancapkan al Qur’an di ujung tombak seraya berteriak nyaring, “Bainana wa bainakum al Qur’an” (Antara kami dan kalian terdapat al Qur’an). Muawwiyah dan Amr bin Ash dapat melihat dengan jelas, bila perang itu berlanjut terus, maka ia akan terpecundangi. Oleh karena itu, al Qur’an mereka jadikan alat dan legitimasi untuk dapat mengambil simpati massa –dan massa pun harus tertipu dengan cara mereka yang mengatasnamakan kitab suci itu.

Mereka memolitisasi Islam dan ummat. Muawwiyah dan para sekutunya adalah aktualisasi yang paling transparan dalam memolitisasi Islam untuk sebuah ambisi politik yang di dalamnya terdapat segenap intrik, konspirasi, kolusi dan ribuan bentuk kelicikan lainnya.

Pada akhirnya semua itu bersatu dalam bentuk destruktif. Sementara Ali bin Abi Thalib, dengan nurani Islaminya, bangkit seraya mengatakan, “Mereka adalah orang-orang pencari kebatilan dan telah mendapatkannya”.

Di luar itu, ada segelintir pengikut Imam Ali bin Abi Thalib yang juga terkontaminasi. Mereka adalah orang-orang Khawarij –orang-orang yang gemar larut pada simbol-simbol luaran, serta memiliki dugaan-dugaan politik yang ingin mereka Islamkan, sembari mengatakan “La hukma illa-Allah”.

Sayangnya, anggapan-anggapan dan dugaan-dugaan mereka melumat semua akal sehat mereka, dan karenanya mereka masuk dan terjebak pada sebuah kondisi di mana atribut harus didahulukan daripada substansinya. Imam Ali memberi penilaian terhadap mereka, “Adapun Khawarij adalah orang-orang yang senantiasa mencari kebenaran, tetapi mereka telah keliru dalam memahaminya, akhirnya mereka terjerumus dalam kesesatan”. Untuk memahami al Qur’an, kita perlu memiliki ilmu pengetahuan yang memadai. Tanpa hal tersebut, kita hanya mengikuti dugaan-dugaan tanpa dasar. Imam Ali sebenarnya hanya ingin memberi-tahu keadaan dan kondisi intelektual mereka yang rapuh, jiwa mereka yang labil, dan mudah diombang-ambing karena tak bersandarkan ilmu yang sahih.

Kelompok-kelompok (Khawarij) ini tak hanya berhenti sebatas di stasiun Shiffin saja, mereka terus menggelinding ke dalam kancah sejarah Islam –bahkan berganti-ganti bentuk. Namun, isinya tak pernah jauh berbeda dengan sejarah lamanya. Gerbong-gerbong Khawarij akhir-akhir ini penuh dan berada di sekitar kita dengan ciri-ciri khusus mereka: bodoh, memaksakan kehendak, dan intinya penuh dengan dugaan-dugaan yang tak jelas yang ingin mereka Islamkan, terutama dalam pandangan-pandangan politik mereka.

Kelompok yang terakhir adalah etika (akhlaq) dan ruh politik Islam. Kelompok ini adalah manusia Qur’ani dan sekaligus diwakili oleh washi-nya (pengemban wasiat) Rasulullah, Ali bin Abi Thalib. Beliau sadar ketika melihat al Qur’an yang sedang ditancapkan di ujung tombak, ketika beliau tak mudah tertipu oleh kulit luaran, sementara batin mereka penuh dengan kebatilan. Maka, beliau mengatakan, “kalimatul haq yurodu biha bathil”, artinya kalimat bahwa al Qur’an yang terpampang di ujung tombak itu benar –namun tujuan mereka penuh dengan intrik-intrik kebatilan.

Tak hanya sebatas itu, Imam Ali pun menegaskan, “Itu adalah al Qur’an yang bisu, yang terlihat oleh kalian. Sementara aku yang berada di hadapan kalian adalah al Qur’an yang berbicara”. Sebenarnya Imam Ali ingin mengatakan bahwa al Qur’an yang sudah menyatu dalam diri manusia akan membentuk penjernihan dalam akal dan jiwa manusia tersebut. Ia akan tercerahi dengan ma’rifat-ma’rifat rabbani.

Maka, manusia yang telah memiliki esensi al Qur’an dan berada di dalam al Qur’an, tak akan mudah disesatkan oleh segala bentuk yang tampak di permukaan –walau pun keberadaannya dalam lambang-lambang yang religius. Semoga kita tidak mudah menganggap ocehan tak berdasar para buzzer sebagai kebenaran. Apalagi buzzer berbaju agama tidak kalah berbahayanya dengan buzzer yang membela para pelaku korupsi.

Sulaiman Djaya, Pengasuh Kajian Demokrasi dan Ekonomi Politik Sekretariat KAHMI Banten

Tags: BuzzerFelix SiauwIranIsraelMoralPalestina
Share205Tweet128SendShare
Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya, lahir di Serang, Banten. Menulis esai dan fiksi. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Koran Tempo, Majalah Sastra Horison, Indo Pos, Pikiran Rakyat, Media Indonesia, Majalah TRUST, Majalah AND, Majalah Sastra Kandaga Kantor Bahasa Banten, Rakyat Sumbar, Majalah Sastra Pusat, Jurnal Sajak, Tabloid Kaibon, Radar Banten, Kabar Banten, Banten Raya, Tangsel Pos, Majalah Banten Muda, Tabloid Cikal, Tabloid Ruang Rekonstruksi, Harian Siantar, Change Magazine, Banten Pos, Banten News, basabasi.co, biem.co, buruan.co, Dakwah NU, Satelit News, simalaba, dan lain-lain. Buku puisi tunggalnya Mazmur Musim Sunyi diterbitkan oleh Kubah Budaya pada tahun 2013. Esai dan puisinya tergabung dalam beberapa Antologi, yakni Memasak Nasi Goreng Tanpa Nasi (Antologi Esai Pemenang Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013), Antologi Puisi Indonesia-Malaysia, Berjalan ke Utara (Antologi Puisi Mengenang Wan Anwar), Tuah Tara No Ate (Antologi Cerpen dan Puisi Temu Sastra IV di Ternate, Maluku Utara Tahun 2011), Sauk Seloko (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI di Jambi Tahun 2012)), Kota, Kata, Kita: 44 Karya Para Pemenang Lomba Cipta Cerpen dan Puisi 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Yayasan Hari Puisi, Antologi Puisi ‘NUN’ Yayasan Hari Puisi Indonesia 2015, dan lain-lain.

BeritaTerkait

Akar Konflik: Iran, Israel, dan Munculnya AS
Opini

Akar Konflik: Iran, Israel, dan Munculnya AS

by liputan9news
June 24, 2025
0

Sidoarjo | LIPUTAN9NEWS Satu rangkaian kalimat: "Sedih menyayat hati dunia. Mata tertuju kepada Iran dan Israel saat ini. Ratapan dan...

Read more
Bidaah

Drama Bidaah: Antara Kritik Sosial dan Propaganda Tersembunyi

April 18, 2025
Gaza - Palestina

Gaza Negeri Penderitaan

April 13, 2025
Ulil Abshar Abdalla

PBNU Nilai Kebijakan Prabowo Relokasi 1.000 Warga Gaza sebagai Langkah Blunder

April 13, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In