SITUBONDO | LIPUTAN9NEWS
Kemarin saya memenuhi undangan panitia dan kepala sekolah MIN 01 Situbondo untuk memberikan ceramah agama dan tausiah dalam rangka acara wisuda tahfidz al-Qur’an dan perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. Setibanya disana, saya disambut hangat oleh segenap panitia dan dewan guru serta kepala sekolah sendiri.
Well, dalam kesempatan itu turut juga mendapingi dan membersamai saya para tokoh agama, kepala kasi pendidikan, pengawas dan kepala desa setempat. Sebelum acara dimulai, saya sempat melakukan ramah tamah dan diskusi kecil dengan Dr. Faiz selalu delegasi kemenag Situbondo cukup mendalam.
So, tidak lama kemudian, pihak panitia meminta kami untuk menaiki panggung kehormatan. Sebelumnya, kepala sekolah MIN 01 Situbondo mengalungi saya dengan kalung bunga melati sebagai simbol rasa cinta dan mahabbah serta respek kita atas lahirnya nabi agung nan suci Muhammad bin Abdullah yang kelahirannya dinantikan syafaatnya.
Syahdan, filosofi peringatan Maulid Muhammad adalah untuk merenungi dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sementara itu, filosofi dan makna kalung bunga melati dalam tradisi Maulid adalah sebagai simbol kesucian, keindahan akhlak, dan semangat kebersamaan serta cinta kasih antar umat, yang juga mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang ramah dan santun.
Mengenang dan Meneladani Nabi: Peringatan Maulid menjadi momentum bagi umat Muslim untuk mengenang kelahiran Rasulullah, sekaligus merenungkan perjuangan beliau dalam menyebarkan ajaran Islam dan meneladani akhlaknya yang sempurna.
Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan: Melalui peringatan ini, umat Islam diajak untuk menghidupkan kembali semangat ajaran Islam, meningkatkan keimanan, serta menumbuhkan rasa cinta dan penghormatan yang mendalam kepada Nabi Muhammad.
Menghidupkan Ajaran Islam: Peringatan Maulid juga dimaknai sebagai cara untuk menjaga semangat Islam agar tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat, serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur seperti kasih sayang dan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan makna Kalung Bunga Melati merupakan Simbol Kesucian dan Keindahan: Bunga melati yang harum dan bersih melambangkan kesucian, kemurnian, dan keindahan, mencerminkan akhlak Nabi Muhammad SAW yang agung dan indah.
Simbol Kebersamaan dan Cinta Kasih: Pembagian bunga melati dalam acara Maulid menjadi wujud kebersamaan dan cinta kasih antarumat, di mana pemberian ini membawa kebahagiaan dan rasa persaudaraan di antara sesama.
Pencerminan Karakter Bangsa: Dalam konteks budaya Indonesia, kalung melati juga menjadi simbol karakter bangsa yang ramah, santun, dan memiliki nilai-nilai budaya yang kuat, menghadirkan nuansa adat dan budaya dalam berbagai acara resmi maupun keagamaan.
Pemberian kalung melati oleh kepala MIN 01 Situbondo, juga berperan sebagai jembatan antar generasi, menjaga tradisi dan menumbuhkan antusiasme generasi muda untuk menerima dan melanjutkan nilai-nilai ajaran Islam dan budaya.
Makna kalung melati yang diberikan kepala MIN 01 Situbondo kepada saya ketika hendak menaiki panggung kehormatan pada acara perayaan wisuda tahfidz al-Qur’an dan perayaan maulid nabi Muhammad Saw. sebagai simbol cinta dan mahabbah kepada Rasulullah Saw
Alaa kulli hal, saat itu saya mengenakan busana berwarna coklat hitam dengan peci hitam, kalung melati, dan kain sorban yang dikalungkan dileher pada saat wisuda tahfidz al-Qur’an dan perayaan maulid nabi Muhammad Saw di halaman MIN 01 kota Situbondo.
Detail busana yang saya kenakan mengundang perhatian, termasuk makna kalung melati yang dikenakannya. Sejumlah tamu undangan juga turut mengenakan rangkaian kalung melati. Berikut adalah makna dibalik busana sebagai seorang da’i .
Sebagai muballigh mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna coklat hitam dengan ciri khas kerah biasa dan tekuk di bagian leher. Bawahannya merupakan sarung ala santri dengan warna serupa yang dipadukan dengan Wastra Nusantara.
Sementara makna kalung melati yang dikenakan saya saat ceramah yaitu mengenakan kalung dari rangkaian bunga melati yang dikalungkan oleh kepala MIN 01 Situbondo yang melambangkan kesucian dan kemurnian. Rangkaian bunga melati yang disematkan sebagai kalung menjadi cerminan budaya dan karakter bangsa Indonesia.
Rangkaian kalung bunga melati menjadi elemen yang selalu dihadirkan di sejumlah momen kenegaraan, acara adat, dan momen lainnya. Kalung bunga melati menghadirkan nuansa adat dan budaya tanpa menghilangkan aspek formalitas dari acara keagamaan, sebagaimana ditampilkan saya saat ceramah wisuda tahfidz al-Quran dan Maulid Nabi Muhammad Saw yang diadakan oleh MIN 01 Situbondo.
Bunga melati sebagai bunga nasional Indonesia menjadi pujaan serta lambang pribadi bangsa. Bunga ini menjadi simbol dalam berbagai aspek kehidupan sosial di Indonesia.
Aromanya yang khas namun tidak mencolok diinterpretasikan sebagai karakter bangsa, yakni ramah serta memiliki sopan dan santun. Kalung bunga melati menjadi menghadirkan nuansa adat dan budaya tanpa menghilangkan aspek formalitas dari acara kenegaraan.
Salah satu makna bunga melati lainnya juga disebut dengan puspa bungsa. Melansir, threebouquets.com, bunga yang memiliki nama latin Jasminum Sambac ini sangat mudah ditemui di berbagai wilayah tanah air yang memiliki ciri khas warna putih yang memiliki harum semerbak.
Kehadiran melati menyimpan makna keindahan dan kerendahan hati, karena meskipun tidak tumbuh tinggi tapi memiliki harum yang wanginya semerbak.
Dalam bunga ini terkandung harapan agar umat Islam menjadi agama yang tulus dan murni dalam berbagai keberagaman suku serta budaya, juga tidak lepas dari kerendahan hati yang disertai semangat untuk terus mengharumkan nama agama Islam yang saat ini dicoreng oleh oknum muslim akibat ulah korupsinya.
Melansir berbagai sumber, ronce melati dalam upacara maulid nabi Muhammad Saw bukan hanya hiasan estetis. Bunga ini simbol persatuan, kesakralan, dan perjalanan sejarah bangsa serta sirah nabawiyah
Melati sendiri melambangkan kesucian, ketulusan, dan keharuman nama baik. Saat melati dironce (dirangkai menjadi untaian), maknanya bertambah: kesucian dan ketulusan itu disatukan dalam ikatan yang utuh. Setiap kuntum melati tampak kecil dan sederhana, namun ketika digabungkan dalam ronce, menghasilkan keindahan yang menawan.
Ronce melati menjadi simbol Bhinneka Tunggal Ika—bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama, yang ketika dirangkai dalam satu ikatan, membentuk kekuatan besar bernama Indonesia.
Semoga acara wisuda tahfidz al-Qur’an dan perayaan maulid nabi Muhammad Saw yang digelar oleh MIN 01 Situbondo menaburkan cahaya al-Quran dan memantik syafaat nabi Muhamad Saw bagi kita semua terutama pada keluarga besar MIN 01 Situbondo. Amin. Allahumma sholli Alaa Muhammad
Salam cinta nabi, Panji Situbondo, 20 September 2025
Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA, Penulis