Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Founder owner Balad Grup HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy (Haji Lilur) bersama Direktur Utama dan para direksi Bandar Laut Dunia Grup sedang berada di Hanoi Vietnam untuk menuntaskan Izin Budidaya Lobster di Luar Negeri (Vietnam) di DOF MAE – Departement of Fisheries Ministry Agriculture Environment Vietnam.
Menurut Haji Lilur, Estimasi tuntasnya Perizinan Budidaya di Luar Negeri di Vietnam milik Bandar Laut Dunia Grup bersama 4 JV-nya adalah Minggu Pertama Juli 2025.
“Tuntasnya Perizinan Budidaya di Vietnam ini mengharuskan para Direksi Bandar Laut Dunia Grup memusatkan perhatian untuk melengkapi persyaratan guna segera mengajukan Izin Budidaya Lobster di Luar Negeri ke Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia – Dit. Jend. PB KKP RI.” ujarnya pada MSN, Jumat (27/06/2025) bertepatan dengan 1 Muharram 1447 Hijiriyah.
Haji Lilur mengatakan bahwa pemusatan perhatian pada tuntasnya perizinan Budidaya Lobster di luar negeri dari Dit. Jend. PB KKP RI setelah tunainya perizinan Budidaya Lobster dari DOF MAE Vietnam membuat Agenda Anjangsana Usaha ke China ditunda selama tiga minggu.
“Agenda anjangsana usaha ke China yang mestinya dilakukan pada 3 Juli 2025 ditunda menjadi 24 Juli 2025,” ungkapnyanya.
Lebih lanjut, HajiLilur menyampaikan bahwa berdasarkan pada Kepmen. KKP No. 7 Thn 2024, ada dua jenis budidaya lobster yaitu budidaya lobster di dalam negeri dan budidaya lobster diluar negeri.
“Seperti Kita tau Kepmen. KKP No. 7 Thn 2024 memutuskan ada ada dua jenis budidaya lobster yaitu budidaya lobster di dalam negeri dan budidaya lobster diluar negeri,” ucap Sang Nelayan Nusantara itu.
Seperti diketahui, kata Haji Lilur, Balad Grup sedang berbudidaya Lobster di dalam negeri dan menyiapkan diri bersama Mitra Kerjasamanya-Joint Venturenya untuk berbudidaya Lobster di Luar Negeri di Vietnam.
“Syarat berbudidaya di luar negeri adalah harus berbudidaya di dalam negeri,” Kata Pengusaha sukses Nahdlyyin asal Situbondo tersebut.
Haji Lilur menuturkan bahwa syarat volume besar berbudidaya di luar negeri adalah melakukan budidaya dengan volume besar di dalam negeri.
Oleh karena itulah Bandar Laut Dunia Grup akan berbudidaya tidak hanya di 4 Teluk melainkan langsung berbudidaya di 16 Teluk di gugusan Teluk Kangean Sumenep Jawa Timur Indonesia dengan total luas teluk sebesar 8.800 Hektar,” tuturnya.
Anjangsana Usaha Tambang dan Budidaya ke China
Sementara itu, seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa Balad Grup akan melakukan anjangsana usaha ke China. Adapun anjangsana usaha ke China meliputi dua Kegiatan; Survei Budidaya Teripang di dua Provinsi di China, yaitu Provinsi Shandong di China Utara dan Provinsi Fujian di China Selatan.
“Mitra Usaha Bandar Laut Dunia Grup di China sudah menyiapkan Jadwal anjangsananya, namun terpaksa BALAD Grup tunda karena menuntaskan perizinan Budidaya Lobster di luar negeri menjadi prioritas utama,” kata Haji Lilur, dari Vietna.
Agenda anjangsana usah kedua adala Survei Mesin Produksi Tambang. Para Direksi Bandar Laut Dunia Grup yang juga Direksi di dua induk perusahaan tambang, yakni Sarana Nata Tambang Lestari (Santri) Grup dan Bandar Indonesia Grup (BIG)
Sebagai informasi dua Induk Perusahaan ini memiliki puluhan blok tambang Silika di beberapa Provinsi di Indonesia; Jawa Timur, Bangka Belitung, Lampung, Kalteng.
“Dua Induk Perusahaan Tambang tersebut sedang menyiapkan diri utk menjadi Pemasok Pasir Silika buat Dua Perusahaan Raksasa Dunia yang kegiatannya ada di JIIPE Gresik Jawa Timur; Smelter Freeport dan pabrik kaca Xinyi,” papar Haji Lilur sebagai Penambang Nusantara.
Selanjutnya Haji Lilur mejabarkan, guna memenuhi standar kualitas pasir Silika Smelter Freeport dan Pabrik Kaca Xinyi di JIIPE Gresik, dua Induk Perusahaan yang memiliki puluhan tambang Pasir Silika tersebut sudah menjalin Komunikasi dengan Pabrikan Mesin Pasir Silika di China.
“Selain Mesin Produksi Pasir Silika, Bandar Indonesia Grup dan Santri Grup juga akan membeli Mesin Produksi Timah dan Zirkon utk ditemoatkan di Provinsi Bangka Belitung,” jalasnya.
Menurutnya, Mitra Usaha di China – Pabrikan di China juga sdh mengatur jadwal anjangsananya, namun terbitnya Izin Budidaya di Luar Negeri (Vietnam) membuat agenda anjangsana usaha ke China ditunda dari Awal Bulan menjadi Akhir Bulan di Bulan Juli 2025.
Saat ini, kata HajiLilur, seluruh Direksi Bandar Laut Dunia Grup yang juga menjadi Direksi di Bandar Indonesia Grup (BIG) dan Santri Grup memilih memusatkan perhatiannya untuk menyempurnakan perizinan budidaya lobster di luar negeri.
“Bandar Laut Dunia Grup meyakini mampu membawa Indonesia menjadi Kiblat Baru Dunia untuk Usaha Perikanan Budidaya. Bismillah, salam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.