Jakarta | LIPUTAN9NEWS
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy (Haji Lilur) Founder Owner PT Sabhumi Barat Basra sebagai induk grup perusahaan-perusahaan tambang miliknya membidik usaha tambang masa depan Republik Indonesia yaitu Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Elements (REE).
Haji Lilur menyebutkan bahwa unsur logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE) terdiri dari 17 unsur kimia, yaitu 15 unsur lantanida, ditambah scandium (Sc) dan yttrium.
“LTJ memiliki sifat-sifat yang unik dan penting bagi berbagai industri, terutama dalam teknologi berkinerja tinggi,” ujar owner Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup perusahaan yang bergerak dalam bidang perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap, Rabu (07/05/2025).
Menurut Haji Lilur, ada 17 unsur logam tanah jarang (LTJ) Lantanida; Lanthanum (La), Cerium (Ce), Praseodymium (Pr), Neodymium (Nd), Promethium (Pm), Samarium (Sm), Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb), Dysprosium (Dy), Holmium (Ho), Erbium (Er), Thulium (Tm), Ytterbium (Yb), dan Lutetium (Lu).
“Selain Lantanida, ada pula Scandium (Sc), dan Yttrium,” papar Haji Lilur yang juga owner Batara Grup, BSD Grup, Trisula Matahari Bumi Grup, Bandar Indonesia Grup, Astra Nawa Grup, Antara Grup, Santri Indonesia Grup, dan Santri Nusantara Grup.

Lebih Lanjut, Haji Lilur pengusha sukses asal Situbondo yang menasbihkan dirinya sebagai Raja Tambang Nusantara, menjelaskan kegunaan Logam Tanah Jarang (LTJ).
“LTJ memiliki beragam aplikasi dalam berbagai industri, antara lain adalah Industri Elektronik yaitu Neodymium (Nd), raseodymium (Pr), Dysprosium (Dy), dan Terbium (Tb). Digunakan dalam pembuatan magnet permanen untuk motor listrik dan generator dalam mobil hibrida dan listrik. Sementara, Lanthanum (La), cerium (Ce), dan neodymium (Nd) digunakan dalam baterai mobil hibrida,” ungkapnya.
Haji Lilur juga menguraikan LTJ juga Industri Optik dari unsur Lanthanum (La), Cerium (Ce), Ceodymium (Nd), Gadolinium (Gd), Erbium (Er), dan Ytterbium (Yb). unsur LTJ jenis ini, digunakan dalam kaca optik untuk kamera digital dan serat optik.
“Sebagai Industri Metalurgi; LTJ digunakan untuk meningkatkan kekuatan, kekerasan, dan ketahanan terhadap panas pada paduan logam seperti baja high strength low alloy (HSLA), baja karbon tinggi, dan superalloy. Selain itu, LTJ juga untuk Industri Katalis, melalui Lanthanum yag digunakan sebagai katalis untuk pemurnian minyak, sedangkan neodymium dan praseodymium digunakan sebagai katalis pemurnian minyak dengan konsentrasi antara 1-5%,” Haji Lilur menjelaskan.
“Industri Nuklir; LTJ digunakan dalam detektor nuklir dan batang kontrol nuklir. Dalam Industri Keramik; Yttrium digunakan sebagai bahan keramik berwarna, sensor oksigen, dan lapisan pelindung karat dan panas,” imbuhnya.
Kemudian, Haji Lilur juga menyampaikan fungsi LTJ dalam Bidang Kedokteran; Samarium, gadolinium, dan ytterbium digunakan sebagai agen kontras dalam pemindaian medis, dan cerium yang digunakan dalam pengobatan kanker.
“Bidang Pertahanan, Cerium digunakan dalam cat anti-radar,” ucap pengusaha berambut gondrong tersebut.
Selanjutnya, Haji Lilur menyampaikan pentingnya LTJ yang sangat berharga karena sifat-sifat unik mereka dan peran penting mereka dalam berbagai industri modern. Ketersediaan LTJ yang terbatas dan permintaan yang terus meningkat telah membuat LTJ menjadi komoditas strategis global.
“Potensi LTJ di Indonesia, memiliki potensi besar dalam hal LTJ, terutama cerium (Ce) yang ditemukan di berbagai wilayah seperti Sumatera Utara dan Jawa Timur,” tuturnya.
Pemanfaatan 17 unsur Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Elements (REE) di Indonesia dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kemajuan industri dalam berbagai bidang.
“Lalu di mana sajakah letak Tambang LTJ – REE di Indonesia? Bagaimana Cara Penambangannya? Mari Kita Berlomba berbakti pada Indonesia. Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” pungkasnya.