Jakarta, Liputan9.id – Hingar bingar menyambut Pemilu tahun 2024 sudah semakin terasa. Di mana-mana, terutama di media sosial, pengenalan bursa calon presiden dan wakil presiden semakin intensif.
Pemilu bukan semata hanya soal capres dan cawapres, elektabilitas figur dan partai politik. Tetapi yang jauh lebih penting ialah, kejelian kita dan ke hati hatian kita melihat para figur yang nantinya akan menjadi pilot negeri ini. Dan mengamati dengan seksama siapa saja yang berada di belakang calon pilot tersebut.
Presiden Haidar Alwi Institute, Haidar Alwi menyampaikan, kita pasti tahu mobil mewah Lamborghini. Lamborghini itu ada di Indonesia, tapi Mobil mewah tersebut jarang terlihat di jalanan Indonesia. Mobil tersebut seharusnya di pakai full speed dan ngebut di jalanan. Tapi sayangnya saat ini Lamborghini lebih banyak di pajang dan hanya buat foto foto. Jika hanya untuk seperti itu, ya untuk apa?
“Lamborghini itu sudah besar pajaknya, mahal pula perawatannya. Walaupun ada nilai tinggi saat di jual, nilai sebagai mobil koleksi dan untuk sebuah gengsi, tapi hakekatnya mobil mewah tersebut akan naik nilai asetnya,” ujar tokoh toleransi Indonesia tersebut.
Haidar juga mengatakan, Jika kita sadari Indonesia itu negara bagaikan sebuah mobil Lamborghini. Tapi saat ini Indonesia kita di gunakan hanya untuk flexing flexing, pamer pamer oleh para pejabatnya. Yang semua tidak ada manfaatnya untuk rakyat tetapi hanya untuk isi kantong nya dan pencitraan para pejabatnya. Atau mungkin sebenarnya pejabat kita tidak tahu bahwa Indonesia itu ibarat mobil mewah Lamborghini.
“Bagi mereka Indonesia hanya mobil rakitan yang harus di modifikasi setiap saat agar terlihat keren. Sungguh ironis jika demikian,” ungkapnya.
Mulai saat ini kita harus sadar bahwa negara kita adalah racing star terbaik di dunia. Tinggal kita kedepannya, kita pilih pilot nya harus yang canggih, timnya harus jago strategi, ahli mekanik dan ide ide nya semua untuk kesempurnaan. Dan pilot nya memang berani dan mahir.
“Saya mengingatkan, jangan fokus pada calon pilot nya saja di tahun 2024,” ucapnya tegas.
Saya mengajak Rakyat untuk peka dalam melihat tim di sekitarnya karena pasti nanti jadi pembantunya, jadi menterinya. Rakyat harus melihat juga siapa siapa yang mendukung para votternya, para sponsornya yang nempel di baju pilot dan di racing car nya.
“Karena Merekalah yang nantinya akan menjadi mekanik, management racing untuk indonesia nantinya,” ajaknya.
“Sekali lagi kita harus Hati hati dan lebih peka dalam memilih pilot. Tentu kita tidak mau model yang sama kita mau model yang baru,” imbuhnya.
Selanjutkan Haidar mengingatkan lagi… sponsor itu ada dua;
‘Yang pertama adalah Oligarki lokal. Yang kedua adalah Negara asing,” papar Haidar yang juga Presiden Alwi Care.
Menurutnya, Negara asing ini turut serta bermain untuk memanfaatkan sumber alam kita. Kalau indonesia hasilnya Cuma singkong atau tape, tidak mungkin ada sponsor negara besar bakal masuk dan kita di puji puji setinggi langit, di kasih sangu/cuan.
“Sponsor asing itu tidak butuh kebanyakan singkong, mereka butuh nikel, butuh minyak bumi indonesia, butuh batubara dan sumber alam lainnya. Sponsor asing pasti masuk di belakang calon pilot tahun 2024. Asing yang masuk itu karena ada kebutuhan dasar di dalam negeri mereka masing masing,” paparnya.
Untuk itu kita sebagai rakyat yang cerdas harus mempelajari mereka, mencari tahu detail nya apakah mereka mereka yang di belakang sang calon pilot itu ingin menjadikan sang calon pilot sebagai boneka untuk mempermudah gerak kerajaan bisnis nya atau tujuan nya untuk kemakmuran Indonesia.
“Mari jadikan Pemilu 2024 mendatang lebih bermakna dengan partisipasi kita Rakyat Indonesia mulai saat ini, untuk mengamati, menilai dan memutuskan secara yakin bahwa calon pilot yang di pilih nanti bisa mendatangkan kemaslahatan bukan penyesalan,” himbau Haidar Alwi. (Red)
