Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Mudir ‘Ali Idarah Aliyah Jam’iyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) KH. Ali Masykur Musa mengatakan pelantikan JATMAN masa khidmah 2025-2030 akan meminta arahan dan koordinasi dengan PBNU kapan akan menyelenggarakan pelantikan.
“Kami mengajukan kepada PBNU dibarengi halal bihalal serta istighosah kubro, waktu dan tempat akan dibicarakan lebih lanjut dengan PBNU,” ujar Ali Masykur Musa dalam Konferensi Pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Kamis (13/02/2025) lalu.
Sebelumnya, PBNU menyerahkan Surat Keputusan (SK) Kepengurusan JATMAN masa khidmah 2025-2030.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PBNU H Amin Said Husni berharap kepada JATMAN segera melakukan konsolidasi agar segera melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai salah satu badan otonom (banom) di lingkungan PBNU.
“Tugas utama JATMAN melakukan pembinaan terhadap warga NU yang menjadi pengamal thariqah dan bisa diberikan pengayoman melalui Jamaah Thariqah Mu’tabarah,” ucapnya.
Jam’iyyah Ahlu Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) sebelumnya telah menggelar Kongres Ke-13 JATMAN di Asrama Haji Donohudan Solo, 21-22 Desember 2024.
Kongres memilih KH Achmad Chalwani dan Prof KH Ali Masykur Musa sebagai Rais dan Mudir ‘Aali JATMAN.
Mudir ‘Ali JATMAN Kiai Ali Masykur menyampaikan bahwa struktur SK kepengurusan ini mencerminkan empat pilar.
Pertama, struktur SK ini mencerminkan sejarah panjang JATMAN, yang mewakili para pendiri sejak tahun 1957, seperti yang dapat dilihat pada representasi dari Berjan Purworejo, Mranggen, serta pondok-pondok besar yang ada.
Kedua, kepengurusan ini mencerminkan peran ulama khos yang bergerak dalam bidang tasawuf, yang tersebar mulai dari Jawa hingga luar Jawa, dengan pondok-pondok tarekat sebagai pusat kegiatan.
Ketiga, struktur ini mencerminkan perubahan semangat dan kesatuan antara pengamal tarekat dari periode sebelumnya, termasuk pondok tarekat di Sumatra yang akhirnya berkolaborasi dengan JATMAN.
“Ini menjadi kekuatan yang merangkul semua pengamal tarekat di Indonesia,” tutur Kiai Ali Masykur dalam Konferensi Pers dikutip dari NU Online.
Keempat, struktur ini mencerminkan keberadaan para profesional sufi modern, yang menunjukkan bahwa tarekat tidak harus meninggalkan profesionalitas dan dunia keseharian.
“Empat pilar ini mencerminkan kepengurusan yang ada,” pungkasanya.