Jakarta, LIPUTAN9.ID– Sepanjang Juli 2022, acara yang menghadirkan ustaz muda Hanan Attaki sudah tujuh kali dibubarkan, kebanyakan di Jawa Timur. Dari Sumenep, Sidoarjo, Bondowoso, Situbondo, hingga Jember. Terakhir, terjadi di Pamekasan (Madura) 12 Februari 2023. Safari dakwah menghadirkan Hanan Attaki diduga diotaki HTI dengan menggunakan nama organisasi lain yang didirikan anggotanya, salah satunya Majelis Gaul.
“Karena Jawa Timur dipandang pusatnya NU, banyak ulama berpengaruh. Jawa Timur strategis bagi HTI untuk melegetimasi agenda mereka,” ungkap pengurus LDNU Jawa Barat Ayik Heriansyah kepada Beritasatu.com, Selasa (21/2//2023).
Ayik menjelaskan, Jawa Timur merupakan daerah yang sulit ditembus untuk dipengaruhi paham-paham khilafah HTI, makanya mereka menggunakan strategi menyasar anak-anak muda mereka dengan menggunakan ikon ustaz gaul seperti Hanan Attaki, yang sepaham dengan mereka. “Jawa Timur, daerah yang susah ditembus, kalau berhasil, maka gampang tuh jaringan ulama dan santrinya. Kalau ada ulama yang ikut (berhasil dipengaruhi), maka santrinya juga ikut,” katanya.
Dia menjelaskan, HTI pertama kali masuk dan berkembang di Indonesia di Bogor, kemudian Jember, lalu Surabaya. “Jumlah anggota mereka di Jember sudah banyak, masuk melalui IKIP Jember, awal-awalnya. Banyak teman-teman saya juga yang sempat terpengaruh,” ujarnya.
Diketahui, safari Hanan dari Juli 2022 hingga Februari 2023 diduga difasilitasi oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan menggunakan nama organisasi lain, seperti Majelis Gaul, yang didirikan anggota mereka, ustaz Hatri Agus Prayogo. Mereka diduga ingin memengaruhi paham keislaman anak-anak muda di Jawa Timur dengan ajaran khilafah, dengan menggunakan ustaz muda seperti Hanan. “Mereka memanfaatkan Hanan Attaki, sama seperti UAS (ustaz Abdul Somad),” tutup Ayik.
Editor: Yuzep Ahmad
Sumber: BeritaSatu