• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Sulaiman Djaya

Israel Harus Diadili

December 6, 2023
Logo JATMAN

Dzikir Sejati tidak Butuh Sorotan Lampu

August 9, 2025
Dr. KH. Zakky Mubarok, MA, Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU)

Kesempurnaan Ajaran Agama

August 8, 2025
Ayik Heriansyah: Doktrin al Wala wal Bara Sebabkan Prasangka Buruk Terhadap Umat Islam

Jangan Su’uzhan kepada Ulama yang Dekat dengan Pengauasa

August 8, 2025
Pra-peradilan Kasus OTT Kades Golo Bilas di Labuan Bajo Sarat dengan dugaan Mafia Peradilan

Pra-peradilan Kasus OTT Kades Golo Bilas di Labuan Bajo Sarat dengan dugaan Mafia Peradilan

August 8, 2025
PNIB: Rakyat Indonesia Patut Bersyukur Punya Densus 88, Selalu Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme seluruh Indonesia dari Aceh Hingga Papua

PNIB: Rakyat Indonesia Patut Bersyukur Punya Densus 88, Selalu Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme seluruh Indonesia dari Aceh Hingga Papua

August 7, 2025
KNPI

Ketua Umum DPP KNPI Resmikan Satgas Pemuda Asta Cita untuk Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran

August 7, 2025
Arifa Widiasari, mahasiswa asal Pati sekaligus Sekretaris Wilayah BEM PTNU DIY

Menaikkan PBB Hingga 250 Persen! Mahasiswa Asli Pati Geram, Tuntut Bupati Buka Telinga

August 7, 2025
Yaqut

Didampingi Kuasa Hukumnya Yaqut Cholil Qoumas Penuhi Panggilan KPK

August 7, 2025
BEM PTNU

BEM PTNU DIY Soroti Penangkapan Pemain Judi Online: Kenapa Bukan Bandarnya yang Ditangkap?

August 7, 2025
Yaqut Cholil Qoumas

Hari Ini! KPK Panggil Eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Terkait Kasus Korupsi Kuota Haji Khusus

August 7, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Saturday, August 9, 2025
  • Login
Liputan 9
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan 9
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Israel Harus Diadili

Oleh: Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya by Sulaiman Djaya
December 6, 2023
in Uncategorized
A A
0
Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya, Ketua Bidang Perfilman Majelis Kebudayaan Banten

507
SHARES
1.4k
VIEWS

LIPUTAN9.ID – Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mendukung usulan sejumlah negara untuk menyeret Israel ke Mahkamah Internasional sebagai pelaku kejahatan kemanusiaan atas genosida yang mereka lakukan di Gaza. “Indonesia mendukung upaya untuk meminta pertanggungjawaban Israel, termasuk di International Court of Justice,” demikian ujarnya pada konferensi pers secara virtual (29 Oktober 2023) lalu.

Sebelumnya Menlu Indonesia Retno Marsudi juga menegaskan bahwa akar masalah konflik Palestina dan Israel adalah okupasi atau penjajahan Israel atas Palestina yang sudah berlangsung selama 75 tahun. Artinya masalah yang sesungguhnya memang penjajahan dan penindasan, bukan semata serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Usulan untuk menyeret Israel ke Mahkamah Internasional itu mengingatkan kita pada Tragedi Srebrenica beberapa tahun yang silam.

BeritaTerkait:

Khutbah Jumat: Krisis Kemanusiaan di Gaza Palestina

MUI Desak PBB Tetapkan Palestina sebagai Negara Berdaulat

Ikhtiar Festival Teater Remaja Banten

Di Senja Lantai 4 Toko Krakatau Royal – Tiongkok dan Lee Kuan Yew

11 Juli 1995, terjadi sebuah drama kekejian yang mengejutkan dunia: 8000 nyawa muslim Bosnia dijagal atas nama nasionalisme. Kala itu, dunia seakan kembali menorehkan ritus kekejamannya setelah era Hitler dan Perang Dunia Kedua berakhir. Keduanya tak jauh berbeda: Hitler dan Slobodan Milosevic menjagal ummat manusia atas nama nasionalisme –tepatnya: rasisme. Seperti pada Perang Dunia Kedua, perang Balkan sepanjang 1992-1995 itu juga menjadi arena pembantaian ummat manusia yang sangat mengejutkan dunia dan terbilang paling mengerikan: 20.000 perempuan muslim diperkosa dan sekitar 200.000 ribu muslim lainnya di kawasan itu menjadi korban kebrutalan dan kekejian para jenderal ultranasionalis Serbia yang ingin menegakkan sebuah imperium bangsa Serbia berdasarkan ras dan balas dendam kepada sang pembantai, Turki Ottoman, atas Serbia di masa lalu sejarah dunia.

Tragedi Srebrencia, 11 Juli 1995 itu, bermula ketika pasukan Belanda yang diberi mandat oleh PBB tidak sanggup menjaga kamp pengungsi Srebrenica dari gempuran pasukan Serbia, pasukan Scorpion, pimpinan Jenderal Ratko Mladic yang dibantu pasukan paramiliter Serbia. Setelah berhasil merebut kawasan pengungsi Srebrenica itu dari pasukan Belanda, pasukan Serbia menginterogasi para pengungsi yang akhirnya berujung pada penjagalan. Peristiwa tersebut tak diragukan lagi menjadi sejarah hitam paling mengerikan dan yang terburuk bagi Eropa, negeri yang konon humanis dan tercerahkan itu. Hingga seorang penulis kesohor Yahudi, Elie Wiesel, menyesalkan keterlambatan dunia untuk mencegah tragedi kekejian tersebut. Memang, setelah bersembunyi dari kejaran hukum selama 16 tahun, seperti dilansir sebuah stasiun radio Serbia B29, kepolisian Serbia akhirnya menemukan keberadaan Jenderal Ratko Mladic di sebuah desa Lazarevo, dekat Zrenjanin, Serbia Utara.

Sebelumnya, di desa yang terbilang cantik dan sejuk itu, Jenderal Ratko Mladic hidup bebas dengan nama samaran Milorad Kamadic. Namun naas ternyata tak bisa ditolaknya, kepolisian Serbia yang telah dilatih untuk mempelajari raut wajah dan ciri-ciri tubuh sang jenderal, akhirnya yakin bahwa lelaki usia baya yang bernama Milorad Kamadic itu tak lain adalah Sang Jenderal Ratko Mladic, sang penjagal ummat manusia paling berdarah dalam sejarah Eropa dan dunia. Tentu saja tak ada sebab tanpa akibat. Alkisah, kepolisian Serbia menjadi yakin tempat keberadaan sang jenderal tersebut ketika sebelumnya pengadilan di Beograd menyidangkan istri sang jenderal, Bosiljka, atas dakwaan memiliki senjata api secara ilegal. Di pengadilan itulah, selain dari keterangan orang-orang terdekat sang jenderal yang tertangkap, sejumlah keterangan tentang keberadaan sang jenderal mulai menemukan titik terang, meski di pengadilan itu Bosiljka terus berusaha berbohong bahwa suaminya telah meninggal beberapa tahun setelah Slobodan Milosevic berhasil digulingkan pada akhir tahun 2000 silam.

Tertangkapnya Ratko Mladic itu tentu saja disambut gembira oleh keluarga-keluarga para korban yang harus menunggu bertahun-tahun tertangkapnya Ratko Mladic setelah sebelumnya pengadilan internasional telah menyidangkan Radovan Karadzic yang tertangkap setelah 11 tahun melarikan diri dan bersembunyi. Kegembiraan keluarga-keluarga korban para jenderal ultranasional itu mungkin bisa menebus kekecewaan mereka ketika Slobodan Milosevic, mantan presiden Serbia, keburu meninggal saat tengah menjalani proses hukum di Mahkamah Internasional dan tak sempat mendapatkan hukuman yang setimpal untuk kejahatannya selama Perang Balkan.

Paska tergulingnya Slobodan Milosevic di penghujung tahun 2000 silam itu, Tribunal Yugoslavia sendiri telah mendakwa 19 orang yang bertanggungjawab atas pembantaian ummat manusia pada Perang Balkan tersebut, selain empat tokoh utamanya: Slobodan Milosevic, Radovan Karadzic, Ratko Mladic dan Zdravko Tolimir. Setelah perang berakhir, atas desakan para aktivis HAM internasional, para pemimpin dunia dan setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, PBB pun akhirnya menetapkan tragedi Srebrenica 11 Juli 1995 silam itu sebagai peristiwa pembantaian ummat manusia alias genosida –yang artinya para pelakunya dicap sebagai para penjahat perang yang harus diadili di Mahkamah Internasional.

Apa yang dilakukan militer Israel terhadap warga Gaza, Palestina selama sebulan lebih adalah juga genosida, sebagaimana ditegaskan Paus di Vatikan. 4000-an lebih bayi dan anak-anak terbunuh oleh militer Israel yang menyasar warga sipil dan fasilitas atau infrastruktur warga sipil semisal hunian, rumah sakit, mesjid, dan gereja yang berdasarkan hukum humaniter Internasional tidak boleh menjadi sasaran militer dan konflik bersenjata.

Singkatnya, Israel melanggar hukum humaniter Internasional dan tentu saja melakukan kejahatan kemanusiaan terburuk dalam sejarah dunia kita saat ini. Melakukan genosida warga sipil. Dengan demikian, usulan untuk menyeret Israel ke Mahkamah Internasional merupakan usulan yang harus didukung oleh banyak negara dan banyak pihak.

Sulaiman Djaya, (Budayawan)

Tags: DiadiliIsraelPalestinaSulaiman DjayaSuleiman
Share203Tweet127SendShare
Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya

Sulaiman Djaya, lahir di Serang, Banten. Menulis esai dan fiksi. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Koran Tempo, Majalah Sastra Horison, Indo Pos, Pikiran Rakyat, Media Indonesia, Majalah TRUST, Majalah AND, Majalah Sastra Kandaga Kantor Bahasa Banten, Rakyat Sumbar, Majalah Sastra Pusat, Jurnal Sajak, Tabloid Kaibon, Radar Banten, Kabar Banten, Banten Raya, Tangsel Pos, Majalah Banten Muda, Tabloid Cikal, Tabloid Ruang Rekonstruksi, Harian Siantar, Change Magazine, Banten Pos, Banten News, basabasi.co, biem.co, buruan.co, Dakwah NU, Satelit News, simalaba, dan lain-lain. Buku puisi tunggalnya Mazmur Musim Sunyi diterbitkan oleh Kubah Budaya pada tahun 2013. Esai dan puisinya tergabung dalam beberapa Antologi, yakni Memasak Nasi Goreng Tanpa Nasi (Antologi Esai Pemenang Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013), Antologi Puisi Indonesia-Malaysia, Berjalan ke Utara (Antologi Puisi Mengenang Wan Anwar), Tuah Tara No Ate (Antologi Cerpen dan Puisi Temu Sastra IV di Ternate, Maluku Utara Tahun 2011), Sauk Seloko (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI di Jambi Tahun 2012)), Kota, Kata, Kita: 44 Karya Para Pemenang Lomba Cipta Cerpen dan Puisi 2019, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Yayasan Hari Puisi, Antologi Puisi ‘NUN’ Yayasan Hari Puisi Indonesia 2015, dan lain-lain.

BeritaTerkait

Masjid Nabawi
Khutbah

Khutbah Jumat: Krisis Kemanusiaan di Gaza Palestina

by liputan9news
August 7, 2025
0

Khutbah Pertama إنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ...

Read more
KH Anwar Iskandar

MUI Desak PBB Tetapkan Palestina sebagai Negara Berdaulat

August 5, 2025
Teater remaja

Ikhtiar Festival Teater Remaja Banten

August 3, 2025
Sulaiman Djaya

Di Senja Lantai 4 Toko Krakatau Royal – Tiongkok dan Lee Kuan Yew

July 24, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2420
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

740
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

140
Logo JATMAN

Dzikir Sejati tidak Butuh Sorotan Lampu

August 9, 2025
Dr. KH. Zakky Mubarok, MA, Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU)

Kesempurnaan Ajaran Agama

August 8, 2025
Ayik Heriansyah: Doktrin al Wala wal Bara Sebabkan Prasangka Buruk Terhadap Umat Islam

Jangan Su’uzhan kepada Ulama yang Dekat dengan Pengauasa

August 8, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In