Bekasi, Liputan9.id – Idarah Syu’biyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyah (JATMAN) Kabupaten Bekasi gelar acara peringatan Harlah Satu Abad NU di Gedung Perguruan Manbaul Hikmah Warrisalah pada hari Senin, (6/2/2023).
Rangkaian acara diawali dengan khsuusiyah Jamaah Thariqah Syadziliyah wal Qadiriyah wan Naqsabandiyah (TSQN) dilanjutkan dengan tawashul dan tahlil yang dipimpin langsung oleh Rois Jatman Kabupaten Bekasi KH Agus Salim HS dan pembacaan riwayat nabi Muhammad SAW oleh Royhan Habibi.
KH Agus Salim HS menyampaikan bahwa dalam usianya yang ke seratus tahun NU telah menjadi benteng aqidah ahlussunnah wal jamaah.
“Genap Satu Abad NU telah menjadi benteng dan garda terdepan menjaga aqidah ahlussunnah wal jamaah. Makanya sebagai warga nahdliyyin kita harus bersyukur, bangsa Indonesia harus bersyukur punya NU sebagai pendiri dan penjaga bangsa,” ujar Kiai Agus yang juga Ketua Umum LADISNU.
Sementata itu Mudir Jatman Kabupaten Bekasi H. Hendra Cipta Dinata dalam sambutannya menjelaskan peran ulama thariqah dalam menjaga dan merawat bangsa Indomesia.
“Cara kaum muslim di Indonesia dalam menghayati agamanya bermacam-macam. Salah satunya adalah melalui wawasan keagamaan yang bernapaskan semangat thariqah. Sering kali disebutkan, bahwa karena thariqah itulah dulu orang Indonesia memeluk Islam,” paparnya.
Hendra juga menyampaikan bahwa thariqah yang mu’tabarah di Inedonesia ada 44 macam thariqah yang terhimpuna dalam Jatman NU.
“Jatman yang didirikan pada tahun 1957 telah menghimpun thariqah mu’tabarah yang ada di Indonesia dalam sebuah organisasi besar bernama Jatman sebagai badan otonom PBNU,” ucap Hendra yang juga anggota DPRD Kabupaten Bekasi dar PKB.
Bekasi sendiri sesuai catatan Jatman Kabupaten Bekasi ada sekitar13 thariqah yang terdaftar.
“Thariqah mu’tabarah di Bekasi ada 13 macam thariqah. Dimana seperti kita ketahui bahwa thariqah syadziliyah dan qodiriyah sangat masyhur yang dibawa oleh KH Mahfudz Syafi’i dari pondok Peta Tulungagung. Sekarang ada penerusnya dihadapan kita, jangan sia-siakan. Belajar terus dzikir nanya apa saja. Agar perjalanan batin kita berada dalam bimbingannya, rugi kalo tidak belajar dzikir mumpung ada beliau,” ungkap Hendra.
Hendra juga mengutarakan suasana dalam malam peringatan Satu Abad NU, merasakan kehadiran para guru sufi sebagai pendiri bangsa.
“Malam ini saya merasakan kehadirian hadlratussyeikh dan Kiai Hasyim Asy’ari. Para guru dan waliyullah,” kata Hendra menyampaikam sirrnya.
Akhirnya moment peringatan Satu Abad NU oleh Jatman Bekasi itu, diisi juga dengan kagiatan slametan hitanan putra para jemaah thariqah TSQN. (Ai)