Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ للهِ الْقَائِلُ : وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ قَضَى بِعِبَادَتِهِ وَبِرُّ الْوَالِدَيْنِ . وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ مَنْ اَرْشَدَ النَّاسَ إِلَى الْبِرِّ وَحُسْنُ الْخُلُقِ . اَللَّهُمَّ صَلًّى عَلَى سَيِّدَنَا وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah,
Marilah kita bersyukur kepada Allah dengan melangitkan kalimat Tahmid sebagai manifestasi dari pujian kita kepada Allah Swt. atas segala limpahan nikmat, rahmat, serta keberkahan yang kita terima setiap saat yang terkadang tanpa harus keluar keringat, Semoga kita bisa dan selalu berusaha menjadikan diri menjadi orang yang selalu bersyukur kepadaNya amin.
Shalawat dan salam marilah senantiasa kita sanjungkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya. Amin.
Selanjutnya, Khatib berwasiat pada diri khatib pribadi dan kepada segenap jamaah, marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt dengan taqwa yang sebenar-benar taqwa dengan berusaha menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya; memperbanyak berbuat baik, serta senantiasa menjaga nikmat yang telah Allah berikan kepada kita sekalian.
Sidang Jumat Rahimakumullah,
Pada khutbah kali ini khotib ingin menyampaikan judul khutbahnya yaitu, Khutbah Jumat: Berbakti Pada Orang Tua yang Sudah Tiada.
Seorang anak memang seharusnya berbakti kepada orang tuanya sampai akhir hayatnya. Sehingga bisa diartikan bahwa berbakti sampai orang tua masih hidup dan meninggal serta sampai sianak meninggal dunia. Menjadi tidak harmonis dalam keluarga jika seorang anak tidak mau berbakti kepada orang tuanya karena orang tuanya sudah memberikan kehidupan dengan air susu dan makanna serta kasih sayang yang luar bisa dan tidak bisa dihitung dengan alat secangih apapun.
Islam mengajarkan pentingnya berbakti kepada orang tua. Ibu dan ayah adalah alasan kita bisa hadir di dunia ini dan sumber utama dalam membentuk kita menjadi pribadi yang baik, baik secara agama maupun akhlak. Hal ini ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadits, di mana Allah swt dan Rasulullah mewajibkan kita untuk berbakti dan berbuat baik kepada orang tua.
Kewajiban berbakti kepada orang tua ini merupakan wujud rasa syukur kita atas segala kasih sayang dan pengorbanan yang telah mereka berikan. Sejak kecil, orang tua mencurahkan perhatian dan mendidik kita dengan penuh kesabaran. Mereka berupaya menanamkan nilai-nilai agama dan moral agar kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Kewajiban berbakti pada orang tua tercantum dalam Q.S Al-Isra’ ayat 23;
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya: ”Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” QS. AL-Isra/17: 23
Ketika orang tua sudah meninggal, apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak untuk orang tuanya sehingga bisa dikatakan anak yang berbakti?. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya :
Pertama: Mendoakannya Yang Terbaik
Doa merupakan satu komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya untuk meyampaikan dan harapan untuk suatu harapan tertentu. Doa juga merupakan salah satu jalan serta pola yang harus dipahami manusia berposisi sebagai hamba. Adanya doa merupakan moment yang dapat menyadarkan manusia untuk selalu mengingat Allah sebagai tempat meminta ampunan dan pertolongan.
Sebagai seorang anak tentunya berharap orang tuanya baik yang masih hidup ataupun sudah meninggal berharap mendapatkan kebahagiaan, keselamatan, kenikmatan dana ketenangan dalam kehidupannya baik didunia maupun diakhirat. Ketika mereka sudah meninggal masih bisa dilakukan bakti kita sebagai anak untuk mereka dengan memanjatkan doa kepada Allah agar harapan kita membahagiakan mereka bisa terwujud dengan memanjatkan doa. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam al-Qur’an:
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Berdoalah, Ya Allah, berilah rahmat kepada mereka (kedua orang tua), sebagaimana mereka merawatku ketika kecil.” (QS. Al-Isra: 24)
Kedua: Memohonkan Ampunan Segala Dosanya
Dalam Kehidupan agama Islam, terdapat pemahaman bahwa tidak ada manusia yang tidak memiliki dosa, manun bukan berarti harus berbuat dosa, namun berusaha untuk memohon ampun kepadaNya agar dapat bersih seperti bayi yang dilahirkan ibunya. Kesadaran memiliki dosa merupakan hal yang penting agar terkontrol untuk tidak membuat Kembali sehinga tetap bersih dari segala dosa dan noda.
Menyadari bahwa setiap orang memiliki dosa maka boleh jadi orang tua yang sudah meninggal juga memiliki dosa yang belum diampuni. Untuk itu sebagai anak yang ingin sellau berakti kepada orang tua, alangkah baiknya jika masih berusaha maksimal dan ikhlas untuk memohonkan ampun keada Allah atas dosa-dosa yang mungkin masih dimiliki oleh orang tua yang sudah meninggal. Hal ini sesuai denga hadists Rasulullah shalallahu alaihi wasallam:
إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى لِيْ هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di Surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab: “Lantaran istighfar anakmu untukmu. (HR. Ibnu Majah)
Ketiga: Bersedekah Untuk Orang Tua
Bersedekah atau berbagi kepada sesama dari apa yang kita punya untuk diberikan kepada orag lain dengan niat pahala kebaikan diberikan untuk orang tua yang telah meninggal bisa dikatakan sikap berbakti kepada orang tua. Sedekah yang dilakukan atas nama orang tua akan mengalirkan pahala kepada keduanya, sehingga meringankan beban dan mejadi amal ibadah di alam akhirat. Sejatinya, bersedekah atas nama orang tua merupakan wujud nyata dari rasa cinta dan kasih sayang anak.
Dengan bersedekah, anak tidak hanya membantu orang tua mereka, tetapi juga membantu orang lain yang membutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut telah meneruskan kebaikan orang tuanya dan meneladani nilai-nilai luhur yang diajarkan. Adapun bentuk sedekah atas nama orang tua dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menyumbangkan uang ke masjid, panti asuhan, atau lembaga sosial lainnya. Selain itu, sedekah juga dapat dilakukan dengan memberikan bantuan secara langsung kepada orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim piatu, atau korban bencana alam. Rosululloh bersabda:
إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا
“Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya. Bersedekahlah atas nama ibumu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ
“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR. al-Bukhari)
Keempat: Menjalin Silaturrahmi dengan Teman Baik Orang Tua
Ketika orang tua telah wafat maka banyak handai tolan orang kita yang sedikit demi sedikit mulai memuduar rasa kekeluargaan dan kedekatannya. Banyak sebab yang dapat mempengaruhi mengapa hal ini terjadi, boleh jadi karena sudah tidak ada ikatan bisnis atau transaksi sejenisnya, bisa jadi sudah tidak ada yang dapat mengikat kedekatan secara keuangan dan lain sebagainya. Intinya teman dekat dan handai taulan orang tua yang sudah meninggal sudah tidak kuat ikatan kekeluargaannya.
Dalam rangka menguatkan tali persaudaraan dan pertemanan dengan sahatan dan teman almarhumorang tua kita, maka perkuatlah silaturrahmi dengan mereka agar orangtua kita merasakan adanya kebaikan dengan silaturrahmi yang dilakukan. Mengapa? Karena sangat mungkin sahabat dan teman orang tua kita akan memberikan nasihat-nasihat yang baik dan memberikan cerita-cerita kebaikan tentang orang tua kita sehingga bisa menjadi pelajaran dan pijakan kita dalam bertindak menjalani kehidupan ini. Hal ini sesuai dengan hadist nabi:
إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ
“Sesungguhnya, termasuk sebaik-baik berbakti adalah menyambung hubungan keluarga kepada kenalan baik ayahnya setelah meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 2552).
Kelima: Berkirim Pahala Kebaikan
Setiap orang dalam hidupnya berharap mendapatkan kebaikan, baik dari manusia yang lain maupun dari Allah swt. Dalam kehidupan kita ada namanya hukum kausalitas atau hukum kebalikan, maksudnya adalah jika kita berbuat baik maka akan dibalas dengan kebaikan yang sama. Dalam berbuat baik yang dilakukan manusia, Allah akan membalas dengan 10 kebaikan(QS. A-An’am/6 : 160) bahkan akan memberikan 700 kebaikan (QS. Al-Baqarah/2: 261)
Sebagai bentuk bakti anak kepada orang tua masih dapat dilakukan walau orang tua sudah meninggal. Apa yag bisa dilakukan? Bisa dengan membaca Al-Qur’an yang pahalanya untuk orang tua, berjariah atas nama orang tua, berkurban atas nama orang tua dan lain sebainya aslakan masih punya nilai kebaikan atau pahala bisa disampaian untuk orang tua. Jadi Allah tidak membatasi bakti anak kepada orang tua hanya ketika masih hidup, namun juga sampai telah meninggal dan kita masih hidup. Allah berfirman:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَٰهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ ۚ …
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucuk mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucuk mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka…”. (QS. At-Thur: 21).
Hadirin sidang jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa lebih memahami kehidupan dunia dan akhirat agar seimbang antar keduanya sehingga akan dapat lebih mendekat kepada Allah swt sehingga berusaha melakukan sikap berbakti kepada orang tua wlaupun sudah meninggal dengan melakukan beberapa hal dibawah ini :
- Mendoakannya Yang Terbaik
- Memohonkan Ampunan Atas Segala Dosanya
- Bersedekah Untuk Orang Tua,
- Menjalin Silaturrahmi dengan Teman Baik Orang Tua,
- Berkirim Pahala Kebaikan.
Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa dan merenungi kehidupan yang silih berganti agar mendapatkan rahmaNya sehingga kita mendapatkan maqam atau posisi yang tinggi dimata Allah dan Manusia. amin amin ya Robbal “aalamiin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ قُدْسِهِ.
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ كَمَا شَرَّفْتَنَا بِاْلإِيْمَانِ بِكَ، وَكَرَّمْتَنَا فِيْ أَرْكَانِ الإِسْلَامِ بِالصِّيَامِ لَكَ، أَعِنَّا عَلَى طَاعَتِكَ فِيْهِ، وَاجْعَلِ اللّهُمَّ صَفَاءَ أَرْوَاحِنَا فِي اسْتِقْبَالِهِ وَسِيْلَةً لِلْإِجَابَةِ فِي كُلِّ مَا نَسْأَلُ، مِمَّا عَلَّمْتَنَا أَنْ نَدْعُوَكَ بِهِ فِي قَوْلِكَ فِيْ كِتَابِكَ الْكَرِيْمِ , اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ, اَللّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LD PCNU) Tangerang. Penulis tinggal Puri Bintaro Hijau Blok A6/17, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Hp 08129039482
Naskah Khutbah Jumat dalam bentuk PDF dapat di download dengan KLIK disini.