JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Salah satu tanda kesempurnaan iman seorang muslim adalah tampaknya akhlak yang mulia dalam setiap aspek kehidupannya. Islam tidak hanya menuntut umatnya rajin beribadah secara ritual, tetapi juga berakhlak baik dalam pergaulan, bekerja, dan bermasyarakat. Akhlak terpuji merupakan cermin dari keimanan yang kokoh dan hati yang bersih. Masyarakat yang berakhlak mulia akan melahirkan lingkungan yang damai, adil, dan saling menghormati.
Naskah Khutbah Jumat dengan judul, “Empat Fondasi Akhlak Mulia Menurut Imam Al-Ghazali” ini, sebelumnya sudah tayang di NU Online pada hari Kamis 30 Oktober 2025. Untuk mencetak naskah khutbah ini, silahkan klik diakhir artikel ini.
الْحَمْدُ لِلّٰهِ، الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللّٰهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ، أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan yang telah melimpahkan kepada kita begitu banyak kenikmatan. Dengan rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberi kesempatan untuk memenuhi panggilan suci-Nya, melangkahkan kaki ke masjid, dan menunaikan salat Jumat secara berjamaah. Semoga setiap langkah yang kita tempuh hari ini menjadi amal kebaikan yang bernilai di sisi-Nya.
Shalawat serta salam, marilah senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga beliau, para sahabatnya, dan semoga limpahan rahmat itu juga sampai kepada kita semua, umatnya, hingga akhir zaman. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Marilah kita terus meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT, dengan selalu bersegera menuju ampunan-Nya. Caranya adalah dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Ali Imran ayat 133:
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
Artinya: “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,” (Qs. Ali-Imran: 133).
Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Salah satu tanda kesempurnaan iman seorang muslim adalah ketika akhlaknya tampak indah dalam setiap aspek kehidupan. Seorang mukmin sejati tidak hanya rajin beribadah secara ritual, tetapi juga menunjukkan akhlak yang baik dalam pergaulan, dalam bekerja, dan dalam bermasyarakat. Islam bukan hanya tentang ibadah di masjid, tapi juga tentang bagaimana kita berperilaku di tengah manusia. Akhlak yang mulia adalah cermin dari iman yang kokoh dan hati yang bersih. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
Artinya, “Sesungguhnya aku diutus (ke dunia ini) hanya untuk menyempurnakan keluhuran akhlak,” (HR. Al-Baihaqi)
Akhlak yang terpuji adalah cermin dari keimanan yang kuat dan hati yang bersih. Semakin baik akhlak seseorang, semakin tampak pula kemantapan imannya. Masyarakat yang dihiasi dengan akhlak mulia akan melahirkan suasana yang damai, adil, dan saling menghormati. Di lingkungan seperti itu, kasih sayang tumbuh, keadilan ditegakkan, dan kehidupan menjadi tenteram.
Hal ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan bahwa di antara orang-orang beriman, yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya. Rasulullah SAW bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا (رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ، وَالدَّارِمِيُّ)
Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya,” (HR. Abu Dawud dan Ad-Darimi).
Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Islam adalah agama yang sempurna. Ia tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan manusia dengan sesamanya. Dalam Islam, akhlak yang baik merupakan bukti nyata dari keimanan yang hidup di dalam hati seorang hamba.
Akhlak mulia bukan sekadar pelengkap, tetapi menjadi cerminan dari ajaran Islam yang dibawa dan diteladankan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Karena itulah, seseorang yang benar-benar berpegang teguh pada Islam akan terlihat dari perilaku dan tutur katanya yang santun, lembut, dan menenangkan.
Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulumiddin menjelaskan bahwa terdapat empat ciri utama yang menunjukkan kesempurnaan akhlak seseorang. Dalam penjelasannya, beliau berkata:
وَكَمَا أَنَّ حُسْنَ الصُّوْرَةِ الظَّاهِرَةِ مُطْلَقًا لَا يَتِمُّ بِحُسْنِ الْعَيْنَيْنِ دُوْنَ الْأَنْفِ وَالْفَمِّ وَالْخَدِّ بَلْ لَا بُدَّ مِنْ حُسْنِ الْجَمِيْعِ لِيَتِمَّ حُسْنُ الْظَّاهِرِ فَكَذَلِكَ فِي الْبَاطِنِ أَرْبَعَةُ أَرْكَانٍ لَا بُدَّ مِنَ الْحُسْنِ فِي جَمِيعِهَا حَتَّى يَتِمَّ حُسْنُ الْخُلُقِ
Artinya, “Sebagaimana keindahan rupa lahir seseorang tidak akan sempurna hanya karena eloknya sepasang mata tanpa diiringi indahnya hidung, mulut, dan pipi, demikian pula keindahan batin. Agar akhlak menjadi sempurna, seluruh unsur batin harus indah secara seimbang. Karena itu, ada empat pilar utama dalam diri manusia yang semuanya harus baik agar sempurna pula akhlaknya.”
Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Imam Al-Ghazali kemudian menjelaskan lebih rinci keempat sifat utama tersebut. Pertama, pengetahuan yang baik. Yang dimaksud dengan pengetahuan yang baik ialah kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Dengan ilmu, seseorang mampu menahan diri dari perbuatan tercela dan memilih yang membawa manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Kedua, kecerdasan emosional. Yaitu kemampuan mengendalikan amarah dan menempatkan emosi pada tempat yang tepat. Orang yang cerdas emosinya tidak mudah marah, tidak tergesa-gesa, dan mampu bersikap bijak dalam menghadapi keadaan apa pun.
Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Ketiga, pengendalian syahwat. Maksudnya adalah kemampuan menjaga diri dari keinginan yang berlebihan dan menyalurkan kebutuhan hidup sesuai dengan tuntunan agama. Orang yang mampu menahan syahwatnya dengan cara yang benar adalah orang yang memiliki kehormatan diri dan kemuliaan akhlak.
Keempat, keadilan dan keseimbangan diri. Yaitu kemampuan menjaga keseimbangan antara ilmu, emosi, dan keinginan, tanpa melanggar batas yang telah ditentukan oleh syariat. Inilah tanda kematangan spiritual dan moral seseorang.
Jamaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,
Keempat sifat ini pada hakikatnya merupakan wujud nyata dari ketakwaan kepada Allah SWT. Bertakwa tidak hanya berarti melaksanakan ibadah ritual, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, bersikap adil, sabar, dan saling menghormati. Sebab menjaga hubungan baik dengan sesama merupakan bagian dari perintah Allah yang wajib kita laksanakan. Dan semua itu hanya dapat terwujud dengan akhlak yang baik.
Maka marilah kita bersama-sama berusaha memperbaiki akhlak, memperhalus budi pekerti, dan meneladani Rasulullah SAW dalam setiap langkah kehidupan kita. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berakhlak mulia dan bertakwa, yang diridai oleh Allah SWT. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر.ِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek Cirebon dan Mahad Aly Jakarta.
























