Khutbah Pertama
الحمد لله، الحمد لله الذى جعل الاسلام طريقا سويّا، ووعد للمتمسّكين به مكانا عليّا.
أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له، شهادة من هو خير مّقاما وأحسنُ ندِيّا. وأشهد أن سيّدنا محمدا عبده ورسوله المتّصف بالمكارم كبارا وصبيّا.
أللّهم صلّ وسلّم على سيدنا محمد،كان صادق الوعد وكان رسولا نبيّا، وعلى آله وصحبه الذين يُحسنون إسلامهم ولم يفعلوا شيئا فرِيّا.
أما بعد، فياأيّها الحاضرون، اوصيني نفسى وإيّاكم بتقوى الله، فقد فاز المتقون.
فقد قال الله تعالى: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh.
Pepatah Arab mengatakan:
خير جليس في الزمان كتاب
Sebaik-baik teman duduk adalah buku
Dari pepatah di atas dapat kita pahami betapa berharganya nilai buku. Buku, di dalam bahasa Arab, disebut Kitâb (كتاب). Diambil dari akar kata Kataba (كتب), yang berarti menulis. Dalam Islam, kata Kitâb kadang merujuk pada Al-Qur’an. Seperti firman Allah SWT:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 2)
Secara generik, kata Kitâb berarti yang ditulis, atau tulisan. Sedangkan Al-Qur’ân, diambil dari akar kata Qara’a (قرأ), yang berarti membaca. Maka Al-Qur’ân berarti apa yang dibaca.
Dari sini bisa kita simpulkan, betapa agama kita ini sangat erat dengan aktivitas dan budaya Menulis, Membaca dan Buku. Bahkan, jika kita pahami wahyu pertama yang diterima Rasulullah Saw., yaitu Iqro’ yang berarti Bacalah, semakin jelas bahwa Kitâb atau Buku, Membaca serta Menulis adalah instrumen yang tidak terpisahkan dan menopang bangunan doktrin, ajaran dan peradaban Islam, bahkan peradaban manusia secara umum.
Secara historis hal ini dibuktikan antara lain bahwa zaman keemasan peradaban Islam yang dimulai pada abad ke-8 Masehi, diawali dengan berdirinya Baitul Hikmah, lembaga yang menaungi berbagai aktivitas, seperti penulisan dan penerjemahan buku-buku, perpustakaan, kajian, penelitian dan lain sebagainya. Nama-nama ulama dan inteletual besar lahir dari lembaga tersebut, antara lain Al-Farabi, Al-Ghazali, Al-Khawarizmi dan lainnya.
Zumratal Muwahhidîn rahimakumullâh.
Tidak bisa kita bayangkan, bagaimana jika ummat Islam generasi pertama dan selanjutnya tidak mengenal budaya literasi, berupa penulisan buku serta penyebaran dan pengajarannya? Karena dari dari situlah justru kita kemudian mengenal dan mewarisi Al-Qur’an, hadits dan seluruh ilmu pengetahuan keislaman lainnya.
Sebagaimana sabda Nabi Saw., bahwa salah satu amal ibadah yang pahalanya terus mengalir untuk kita meski kita telah mati adalah ‘ilmun yuntafa’u bih, ilmu yang senantiasa bermanfaat untuk orang lain (HR. Muslim), maka…buku yang merupakan sarana ilmu adalah bagian tak terpisahkan dari upaya melanggengkan aliran pahala tersebut. Sebagaimana kaidah fiqh menyatakan: Lil wasâ’il hukmul maqâshid, bahwa status hukum sarana sama dengan status hukum tujuan.
Pada momentum Hari Buku Sedunia yang jatuh pada 23 April, sepantasnya kita merenung, seberapa dekatnyakah kehidupan sehari-hari kita dengan buku? Seberapa antusiasnyakah kita dalam membaca, alih-alih menulis buku? Seberapakah hidup yang kita lalui ini memberikan kontribusi di dalam peradaban Islam dan kemanusiaan, baik secara minimalis, yaitu dengan membaca buku-buku dan turut menyebarkan berbagai kebaikan yang termuat di dalamnya, atau bahkan secara maksimalis, dengan turut berkarya melalui buku.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah SWT.
Akhirnya, semoga kita termasuk orang-orang yang menghargai ilmu dan selalu mencarinya antara lain melalui buku. Semoga buku, yang merupakan wasilah ilmu pengetahuan, semakin akrab dengan diri kita dan keluarga kita, sehingga tradisi membaca, menulis dan berpengetahuan semakin melekat di keluarga-keluarga muslim, sehingga nilai-nilai luhur Islam dapat berkontribusi dan mewarnai peradaban manusia, dan kerahmatan Islam dapat dinikmati oleh semesta alam, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
بارك الله لى ولكم فى القرآن الكريم. ونفعنى وإيّاكم بما فيه من الآيات والذّكر الحكيم. وتقبّل منّى ومنكم تلاوته, إنّه هو السّميع العليم. أقول قولى هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المؤمنين من كل ذنب, فاستغفروه…إنّه هو الغفور الرّحيم.
Khutbah kedua
الحمد لله على إحسانه. والشكر له على توفيقه وامتنانه. أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي الى رضوانه. صلى الله علي سيدنا محمد وسلم عليه وعلى آله وأصحابه وجميع إخوانه وأعوانه.
عباد الله, إِتّقوا الله حق تقواه, وراقبوه مراقبةَ من يعلم أنه يراه.
فقد قال تعالى: يأَيها الذين آمنوا اتّقوا الله حقّ تُقاته ولا تموتنّ إلا وأنتم مسلمون.
أللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد, وعلى آل سيدنا محمد, كما صليت وسلّمت وباركت على سيدنا إبراهيم, وعلى آل سيدنا إبراهيم, فى العالمين إنك حميد مجيد.
أللهم اغفر للمسلمين والمسلمات, والمؤمنين والمؤمنات, ألأحياءِ منهم والأموات, إنك سميع قريب مجيب الدعوات, يا قاضي الحاجات.
ربنا أفرغ علينا صبرا وتوفنا مسلمين
ربنا ءاتنا من لدنك رحمة وهيّئ لنا من أمرنا رشدا
ربنا آتنا في الدنيا حسنة, وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
عباد الله, إن الله يأمر بالعدل والإحسان, وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر والبغي, يعظكم لعلكم تذكّرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم, واشكروه على نعمه يزدكم, واسئلوه من فضله يعطكم, ولذكر الله أكبر. والله يعلم ما تصنعون. أقمِ الصلاة.
Oleh: KH. Ade Muzaini Aziz, Lc., MA., Pengasuh Yayasan Al-Mu’in Kota Tangerang