Jakarta, LIPUTAN 9 NEWS
Haji dan kurban merupakan ibadah yang teramat sangat agung yang sarat dengan syi’ar dan tanda-tanda kebesaran Alllah Subhanahu wata’aalaa dan bukti kebenaran Islam.
Naskah Khutbah Jum’at dengan judul Khutbah Jum’at: Memaknai Ibadah Haji dan Kurban sebagai Syi’ar Islam dan implikasinya dalam Ubudiyyah ini, disampaikan dalam sidal shalat Ju’mat di Masjid Raya Kebayoran Residence (MRKR) Bintaro Jaya, Sektor 7 Tangerang Selatan. Pada 14 Dzulhijjah 1445 H/21 Juni 2024 M dengan Khatib :(Hasan Yazid Al-Palimbangy M. Ag)
Khutbah Pertama
اَلحَْمْدُ لِللّٰهِ الَّذِي جَعَلَ الحَْجَّ وَ الْأُضْحِيَّةَ مِنْ شَعَائِرِاللهِ وَإِحْيَاءَهَا مِنْ تـَقْوَى الْقُلُوْبِ. نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِالله مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ.
فَيَآ عباد الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. فقال الله تعالي يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾ [آل عِمْرَان:102
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Mengawali khutbah Jum’at ini, khatib ingin mengajak diri khatib dan jama’ah sekalian untuk tak henti-hentinya berusaha semaksimal mungkin, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wata’aalaa dengan cara istiqamah menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Dan menjadi sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa terus bersyukur atas nikmat yang Allah Subhanahu wata’aalaa telah karuniakan kepada kita berupa nikmat iman, Islam, nikmat sehat dan panjang umur. Allah Subhanahu wata’aalaa berfirman :
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (Al-Kautsar ayat 1-3 🙂
Melalui ayat ini Allah Subhanahu wata’aalaa ingin menegaskan, mengingatkan dan menyadarkan kepada kita bahwasanya, DIMINTA atau TIDAK DIMINTA betapa banyak nikmat Allah Subhanahu wata’aalaa yang telah dikaruniakan kepada yang tak akan pernah bisa menghitungnya satu persatu dalam kehidupan dunia ini.
وَاٰتٰىكُمْ مِّنْ كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْهُۗ وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌࣖ ٣٤
“Dan Dia (Allah Subhanahu wata’aalaa) telah menganugerahkan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat zalim lagi sangat kufur” (Ibrahim : 34)
Kewajiban kita adalah mensyukurinya dalam wujud menggunakannya dalam rangka beribadah kepadaNya. Baik itu ibadah individual seperti shalat dan ibadah sosial seperti berqurban sebagaimana ditegaskan dalam ayat kedua surat al-kautsar.
Ibadah Haji dan Qurban sebagai Syi’ar Islam
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Haji dan kurban merupakan ibadah yang teramat sangat agung yang sarat dengan syi’ar dan tanda-tanda kebesaran Alllah Subhanahu wata’aalaa dan bukti kebenaran Islam.
Dalam hadits riwayat Abu Daud dari Abd. Al-Rahman bin Yu’mar al-Dailiy
الحجُّ عرفةُ , فمن اَدْرَكَ لَيْلَةَ عرفةَ قبلَ طُلُوْعِ الفَجْرِ من ليلةِ جُمَعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّـهُ.
“(Inti ibadah) Haji itu adalah Wukuf Di ‘Arafah, maka barangsiapa yang mengetahui (wukuf di ‘Arafah) pada malam ‘Arafah, hingga menjelang terbitnya Fajar dari malam berkumpulnya para jama’ah, maka sungguh hajinya telah sempurna.”
Pernyataan Nabi Muhammad saw. ini, tidak hanya dimaksudkan untuk menunjukkan dari sisi ritualnya saja. Dimana wukuf merupakan rukun haji yang tidak sah ibadah haji seseorang tanpa wukuf di Padang ‘Arafah. Namun, terdapat maksud lain yang ingin beliau sampaikan lewat pernyataannya tersebut.Rasulullah sallahu ‘alaihi wassalam ingin menunjukkan keagungan dan kebenaran agama Islam
{ إِنَّ ٱلدِّینَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسلام
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.” [QS. Ali ‘Imran: 19]
Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa wukuf merupakan salah satu dari keajaiban dunia yaitu berkumpulnya ummat Islam dari seluruh penjuru dunia di satu tempat dalam satu waktu dengan jumlah yang sangat spektakuler yaitu sekitar hampir tiga juta ummat saat wukuf di Arofah.Hanya Islam satu-satunya agama yang mampu melakukannya
Ibadah haji tidak hanya berdimensi ritual akan tetapi juga memiliki dimensi syi’ar dan soaial.
Hal lain yang membuat seluruh manusia terkagum-kagum dan tercengang adalah kebenaran firman Allah SWT ayat 27 surat al-hajj
{ وَأَذِّن فِی ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ یَأۡتُوكَ رِجَالࣰا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرࣲ یَأۡتِینَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِیقࣲ }
“Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” [QS. Al-Hajj: 27]
Dalam Kitab tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma menceritakan, “Setelah Ibrahim selesai membangun Ka’bah, dikatakan kepadanya: Serulah manusia melaksanakan Haji! Ibrahim menjawab: Wahai Tuhanku, apakah suaraku sampai ke mereka? Allah swt berfirman: Serulah, dan kami menyampaikan –seruan itu-. Kemudian Ibrahim berseru: “Wahai manusia, telah diwajibkan haji ke Baitul ‘Atiq (baitullah) atas kalian, maka berhajilah kalian.” Ibnu Abbas melanjutkan, “Apa saja yang ada di antara langit dan bumi mendengar seruan itu, tidaklah engkau lihat manusia dari penjuru bumi datang bertalbiyah?!” Dalam lafadz lain dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata: Ibrahim berdiri di atas batu lalu menyeru, “Wahai manusia, diwajibkan haji atas kalian. Orang-orang yang masih di sulbi para laki-laki dan di rahim para wanita mendengarnya. Lalu orang-orang beriman menjawabnya dan orang-orang yang telah Allah catat akan berhaji sampai hari kiamat “Labbaika Allahuma Labbaika (Kami penuhi seruan-Mu, ya Allah. Kami penuhi seruan-Mu, Ya Allah).” (Diriwayatkan Al-Faqihi dengan isnad shahih)
Saat menerima perintah dari Allah Subhanahu wata’aalaa untuk berseru kepada seluruh manusia untuk menunaikan ibadah haji, nabi Ibrahim AS sempat ragu apakah seruannya sampai kepada seluruh manusia. Allah SWT berfirman kepada nabi Ibrahim ‘alaihissalam : Wahai Ibrahim, sampai tidaknya seruanmu kepada seluruh manusia seantero dunia ini bukan urusanmu tapi urusanKu.
1400 tahun kemudian keraguan nabi Ibrahim ‘alaihissalam terjawab. Sekarang ini semua mata manusia apapun agamanya menyaksikan kebenaran firman Allah SWT ini. Jutaan ummat Islam berdatangan dari seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji. Sebuah ibadah yang tidak hanya berdimensi ritual tapi juga syarat dengan dimensi sosial ekonomi bagi umm Islam dunia umumnya dan Saudi Arabia khususnya. Tanpa melakukan promosi/iklanpun jutaan manusia terus berdatangan setiap tahunnya untuk berhaji bahkan setiap saat untuk berumroh. Maha benar Allah SWT dengan segala firman-nya.
Kalimat talbiyah dan memenuhi Panggilan ibadah secara istiqamah
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
ََلَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ، وَالنِّعْمَةَ، لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيكَ لَكَ –
“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan (juga milik-Mu).”
Kalimat TALBIYAH ini berulang-ulang dan tak henti-hentinya bahkan paling banyak diucapkan para jama’ah calon haji. Baik sebelum berangkat haji, saat berhaji bahkan sepulangnya dari berhaji
Apa rahasia dibalik berulang-ulangnya
kalimat talbiyah ini dikumandangkan ?
أنَّ قوله: “لبيك” يدل على التزام العبودية، والإقامة على ذلك، والثَّبات والدَّوام
Rahasia dibalik berulang-ulangnya kalimat talbiyah dikumandankan adalah Allah Subhanahu wata’aalaa ingin mengingatkan kepada jama’ah haji khusunya dan kita umat Islam umumnya untuk secara istiqamah, continue serta terus menerus memenuhi seruanNya untuk beribadah menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya sampai mati. Sejatinya kesungguhan istiqamah beribadah jangan saat berhaji saja, akan tetapi dilanjutkan sepulangnya dari berhaji sampai hayat di kandung badan. Karena itulah barometer kemabruran ibadah haji.
{ وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ یَأۡتِیَكَ ٱلۡیَقِینُ }
“Beribadalah kepada Allah SWT sampai mati” [QS. Al-Hijr : 99]
★ Ibadah Arbain disamping memiliki pahala yang luar biasa besarnya, ia juga sebagai ajang tarbiyah agar terbiasa istiqamah shalat berjama’ah di masjid sepulangnya ke tanah air
★Kebiasaan bangun tidur dinihari untuk bisa shalat di dalam masjid haromz disamping pahalanya yang luar bisa, juga ajang tarbiyah agar terbiasa istiqamah qiyamullail sepulangnya ke tanah air
Janganlah kita menyesal di kemudian hari. Jangan sampai baru mau beribadah saat sudah tidak bisa lagi beribadah. Saat sakratul mau kita sudah menyesal apalagi setalah wafat
{ وَأَنذِرِ ٱلنَّاسَ یَوۡمَ یَأۡتِیهِمُ ٱلۡعَذَابُ فَیَقُولُ ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ رَبَّنَاۤ أَخِّرۡنَاۤ إِلَىٰۤ أَجَلࣲ قَرِیبࣲ نُّجِبۡ دَعۡوَتَكَ وَنَتَّبِعِ ٱلرُّسُلَۗ أَوَلَمۡ تَكُونُوۤا۟ أَقۡسَمۡتُم مِّن قَبۡلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالࣲ }
“Dan berikanlah peringatan (wahai Muhammad) kepada manusia pada hari (ketika) azab datang kepada mereka, maka orang yang zhalim berkata, “Ya Tuhan kami, berilah kami kesempatan (kembali ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau (untuk menjalankan semua perintahMu dan menjauhi segala laranganMu) dan akan mengikuti (Sunnah) rasul-rasul.” [QS. Ibrahim : 44].
Dahsyatnya Ibadah Qurban (Udhiyah) bagi Syi’ar Islam
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Allah Subhanahu wata’aalaa berfirman :
ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْب
Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati.
Demikianlah, Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah. (Al-Hajj: 32) Yakni perintah-perintah-Nya: maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Al-Hajj: 32) yang antara lain ialah mengagungkan hewan hadyu dan hewan kurban, seperti apa yang dikatakan oleh Al-Hakam dari Miqsam, dari Ibnu Abbas, bahwa mengagungkan hewan hadyu dan hewan kurban ialah dengan cara menggemukkannya dan mengurusnya dengan pengurusan yang baik.
وَالْبُدْنَ جَعَلْنٰهَا لَكُمْ مِّنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ لَكُمْ فِيْهَا خَيْرٌۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا صَوَاۤفَّۚ فَاِذَا وَجَبَتْ جُنُوْبُهَا فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّۗ كَذٰلِكَ سَخَّرْنٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.” (al-hakim : 36)
Dampak Ibadah Kurban bagi Perekonomian Ummat
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Disisi lain, pelaksanaan ibadah kurban baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak positif terhadap perputaran roda perekonomian umat. Di Indonesia sendiri, jumlah kebutuhan hewan kurban selalu naik setiap tahunnya.
Berdasarkan data terkini dari Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) bahwa gabungan hewan qurban yang disembelih pada tahun 2024 ini sebanyak 2 juta ekor. Meningkat sekitar 10% dari tahun sebelumnya.
Jika kita menghitung rata-rata harga satu ekor sapi dan kerbau Rp 20 juta, dan harga satu ekor kambing dan domba Rp 3 juta, maka jumlah rupiah yang berputar dalam sekali pelaksanaan ibadah kurban mencapai kurang lebih Rp 10 triliun. Jumlah angka yang tentunya memiliki nilai ekonomis dalam perputaran roda perekonomian Indonesia.
Tentunya tidak dipungkiri bahwa ibadah qurban memiliki nilai syi’ar yang teramat sangat agung. Menunjukkan Islam yang rahmatan lilaalamiin karena tidak hanya umat Islam yang meraih berkah dari ibadah qurban akan tetapi non muslimpun meraih keuntungan dari jual beli hewan qurban.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ،
عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Hasan Yazid Al-Palimbangy M.Ag., Juru Da’wah (Khotib, penceramah pengajian mingguan, bulanan di masjid-masjid perumahan dan kantor dan penulis buku-buku agama Islam.)_
Domisili :Thali’a Clauster (Ps. Ceger) Jl. Musholla Nurul Huda No.1, blok B12Jurang Mangu Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15222 HP/WA +62852-1737-0897