JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Generasi muda Qurani adalah solusi terbaik dalam menghadapi tantangan zaman ini. “Menjadikan Al-Qur’an sebagai benteng pertahanan adalah langkah yang tepat untuk melawan pengaruh sosial negatif yang dapat merusak moral dan akhlak anak bangsa. Fenomena kenakalan remaja, seperti narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, serta geng motor bahkan yang baru-baru ini terjadi pengeboman di SMA 73 semakin menjadi perhatian serius di kalangan masyarakat.
Naskah khutbah Jum’at dengan judul “Khutbah Jumat: Membangun Generasi Muda Qur’ani di Era Digital” ini disampaikan pada sidang shalat Jumat di Masjid Istiqamah Pertamina Simprug Kebayoran Lama Jakarta Selatan, pada 23 Jumadil Awwal 1447 H/14 Nopember 2025 M. Naskah dalam bentuk PDF dapat didownload dengan klik tautan diakhir artikel materi khutbah ini.
الْحَمْدُ لِلّهِ الّذِي جَعَلَ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدࣰى لِّلنَّاسِ وَبَیِّنَـٰتࣲ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ, نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ.
Jama’ah Masjid Istiqomah Simprug yang dimuliakan Allah,
Menjadi prioritas utama bagi khatib dalam mengawali khutbah ini untuk senantiasa mengingatkan, mengajak, dan berwasiat kepada diri khatib dan para jamaah untuk terus dan tak henti-hentinya berusaha dengan sungguh-sungguh meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wata’aalaa.
Wujud peningkatan ketakwaan ini adalah dengan penguatan komitmen untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Jama’ah Masjid Istiqomah Simprug yang diberkahi Allah,
Generasi muda Qur’ani adalah generasi muda yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Kemampuannya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman berpikir, bersikap, dan bertindak di tengah tantangan zaman, terutama dalam era digital.
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ٢
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa,”
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ
Sesungguhnya Al-Qur`ân ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus ….[al-Isrâ`/17:9].
Dalam ayat mulia ini, Allah Jalla wa ‘Ala menjelaskan bahwa Al-Qur`ân, sebagai kitab samawi paling agung dan paling luas cakupannya menyangkut semua jenis ilmu sehingga menjadi faktor banyaknya manusia yang memperoleh hidayah.
Generasi muda Qurani adalah solusi terbaik dalam menghadapi tantangan zaman ini. “Menjadikan Al-Qur’an sebagai benteng pertahanan adalah langkah yang tepat untuk melawan pengaruh sosial negatif yang dapat merusak moral dan akhlak anak bangsa.
Fenomena kenakalan remaja, seperti narkoba, pergaulan bebas, tawuran antar pelajar, serta geng motor bahkan yang baru-baru ini terjadi pengeboman di SMA 73 semakin menjadi perhatian serius di kalangan masyarakat.
Semua itu adalah dampak dari jauhnya generasi muda dari ajaran Al-Qur’an.
Jama’ah Masjid Istiqomah Simprug yang diberkahi Allah,
Membentuk generasi muda Qurani di era digital ini membutuhkan kombinasi antara pemahaman Al-Qur’an dan pengamalan nilai-nilainya dalam kehidupan modern, termasuk dengan memanfaatkan teknologi secara bijak.
Tiga langkah utamanya adalah pendidikan yang komprehensif, penerapan nilai Al-Qur’an dalam keseharian, dan penggunaan teknologi secara positif untuk kebaikan.
Langkah pertama : Pendidikan yang komprehensif. Diantaranya :
a. Menguatkan pengetahuan Al-Qur’an.
Menurut Yusuf Qardhawi ; “Generasi muda Qur-ani” adalah generasi yang memiliki ciri-ciri dimana semua masyarakatnya bisa membaca, menghafal, memahami, mengamalkan serta mendakwahkan Al-Qur’an.
1. Membaca Al-Qur’an secara istiqamah setiap hari sesuai kemampuan.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,” (QS. Al-Fathir 29-30)
Rasulallah juga mengatakan dalam Hadits Nu‘man ibn Basyir:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
Artinya: “Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi)
2. Menghafal Al-Qur’an
بَلْ هُوَ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ فِى صُدُورِ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِـَٔايَٰتِنَآ إِلَّا ٱلظَّٰلِمُونَ
“Artinya: “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim.” (QS: Al-Akbabut: 49)
Ibnu Majah dari Sayidina Ali, Rasulullah SAW bersabda;
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَحَفِظَهُ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ وَشَفَّعَهُ فِي عَشَرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ قَدْ اسْتَوْجَبُوا النَّارَ
Artinya: “Barangsiapa membaca Alquran dan menghafalkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga serta akan memberi syafaat kepada sepuluh dari keluarganya yang seharusnya masuk neraka,”
3. Memahami/Mentadabburi Al-Qur’an
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisaa’: 82)
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Memahami Al-Qur’an dan merenungkannya akan membuahkan iman. Adapun jika Al-Qur’an cuma sekadar dibaca tanpa ada pemahaman dan perenungan (tadabbur), itu bisa pula dilakukan oleh orang fajir (ahli maksiat) dan munafik, di samping dilakukan oleh pelaku kebaikan dan orang beriman.” (Zaad Al-Ma’ad, 1:327)
b. Mengintegrasikan nilai Qurani:
Pendidikan (formal maupun informal) harus menanamkan karakter seperti kejujuran, tanggung jawab, kesabaran, dan keadilan sejak dini.
1. Langkah Kedua : Penerapan ajaran dan nilai Al-Qur’an dalam keseharian
Salah satu cara utama untuk mengamalkan Al-Qur’an adalah dengan melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, seperti salat, puasa, zakat, dan haji.
اِتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
2. Menerapkan Akhlak Al-Qur’an
Al-Qur’an mengajarkan berbagai nilai dan akhlak mulia, seperti kesabaran, kejujuran, ketulusan, dan kepedulian. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam adalah teladan terbaik dalam mengamalkan akhlak Al-Qur’an.
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: “Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21
a. Terapkan nilai Al-Qur’an:
Jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dengan mengamalkan nilai-nilainya dalam perilaku sehari-hari, seperti jujur, santun, dan bertanggung jawab.
b. Ciptakan lingkungan positif:
Bergaul dengan lingkungan yang baik dan positif yang dapat mendukung penguatan iman dan amalan sesuai Al-Qur’an.
3. Langkah Ketiga : Penggunaan teknologi secara positif
a. Manfaatkan teknologi:
Gunakan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan Islam dan Al-Qur’an.
b. Gunakan aplikasi:
Manfaatkan aplikasi untuk belajar tajwid, menghafal Al-Qur’an, dan mendengarkan murattal.
c. Waspadai dampak negatif:
Sadari dan hindari dampak negatif teknologi seperti tontonan haram atau ujaran kebencian yang bisa merusak moral.
5. Mendakwahkan/Mengajarkan Al-Qur’an
Mendakwahkan isinya dalam setiap aspek kehidupan
عَن عُثَمانَ رَضِىَ اللٌهُ عَنهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صٌلَى اللٌهُ عَلَيهِ وَسَلٌمَ خَيُركُم مَن تَعلٌمَ القُرانَ وَعَلٌمَهَ . رواه البخاري وابو داود والترمذي والنسائ وابي ماجه
Dari Utsman r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar al Qur’an dan mengajarkannya.” (Hr. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)
Kesimpulan
Jama’ah Masjid Istiqomah Simprug yang diberkahi Allah,
Mengamalkan Al-Qur’an bukan hanya tentang membaca dan menghafal, tetapi juga tentang menerapkan nilai-nilai yang diajarkan di dalamnya. Dengan menjalankan perintah Allah SWT, meneladani akhlak Rasulullah SAW, mengambil hikmah dari kisah-kisah Al-Qur’an, merenungkan ayat-ayat, dan mengajarkan Al-Qur’an kepada orang lain, kita akan semakin dekat dengan-Nya dan mendapatkan hidup yang penuh berkah. Mari kita jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam setiap langkah hidup kita agar hidup kita lebih bermakna dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wata’aala.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Wallahu a’lam bisshowab
Hasan Yazid Al-Palimbangy, M.Ag., Juru Da’wah (da’i/muballigh). Khatib dan narasumber pengajian mingguan, bulanan di masjid-masjid perumahan dan kantor dan penulis buku-buku agama Islam.)
























