Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Bersyukur. Adalah ungkapan rasa terim kasih dan menerima dengan ikhlas nikmat yang Allah berikan serta berbuat baik atas dasar nikmat yang diterima dengan semangat dan istiqomah. Tidak banyak orang yang pandai bersyukur atas nikmat Allah karena dia merasa bahwa nikmat yang didapatkan semata-mata adalah hasil usaha yang dilaukukan, padahal tangan Allah ikut beperan atas hasil usahanya.
Materi khutbah dengan judul “Khutbah Jumat: Menggapai Ketenangan dalam Al-Aqur’an” dalambentuk PDF dapat di download dengan KLIK disini.
Khutbah Pertama
الحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَى الْمُتَّقِيْنَ الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ وَفَضَّلَهُمْ بِالْفَوْزِ الْعَظِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا أَفْضَلُ الْمُرْسَلِيْنَ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَلْبِ الْحَلِيْمِ وَآلِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الْمَمْدُوْحِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ،
وَبَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَنَجَا الْمُطِيْعُوْنَ.
Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah,
Marilah kita bersyukur kepada Allah dengan melangitkan kalimat Tahmid sebagai manifestasi dari pujian kita kepada Allah Swt. atas segala limpahan nikmat, rahmat, serta keberkahan yang kita terima setiap saat yang terkadang tanpa harus keluar keringat, Semoga kitab isa dan selalu berusaha menjadikan diri menjadi orang yang selalu bersyukur kepadaNya amin. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita sanjungkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya. Amin.
Selanjutnya, Khatib berwasiat pada diri khatib pribadi dan kepada segenap jamaah, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan taqwa yang sebenar-benar taqwa. Marilah kita menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; memperbanyak berbuat baik, menghormati perbedaaan yang dianugerahkan kepada kita, serta senantiasa menjaga nikmat perdamaian dan kerukunan yang terlimpah kepada bangsa-bangsa dinunia ini.
Sidang Jumat Rahimakumullah,
Pada khutbah kali ini khotib ingin menyampaikan judul khutbahnya yaitu, Khutbah Jumat: Menggapai Ketenangan dalam Al-Aqur’an.
Setiap manusia berharap hidupnya berjalan dengan tenang, damai danbahagia. Banyak penyebab manusia menjadi tidak tenang dan gelisah dalam menjalani kehidupannya. Diantara penyebabnya adalah kondisi kekurangan atau ketidak mampuan yang ada didepan mata, boleh jadi cita-citanya dipandang sulit didapatkan, usahanya gagal total, cintanya titolak orang yang dicinta, yang lebih banyak terjadi justru tidak memiliki uang atau harta untuk kehidupannya hari H dan atau sebulan, setahun yang akan dijalani mendatang.
Pastinya masih banyak hal lagi yang dapat membuat manusia menjadi resah dan gelisah dalam menjalani kehidupanya. Disisi lain seluruh manusiajuga tidak mau mengalami kegelisahan hingga berbagai usaha dilakukan dalam rangka menghilangkan kegelisannya agar berubah menjadi kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan.
Allah adalah dzat yang merupakan pemberi dan penyumbang fasilitas ketenangan manusia, sehingga manusia sulit menghindari peran Tuhan Allah swt. dalam meraih ketenangan hidup baik didunia maupun diakhirat. Oleh karena itu, aktifitas yang kita lakukan sebaiknya adalah berdasar dan berapa pada jalan dan petunjuk Allah agar mendapatkan ketenangan mengingat pemberi ketenangan adalah Allah sebagimana firmanNya:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَـٰنًۭا مَّعَ إِيمَـٰنِهِمْ ۗ
Artinya: “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)” (QS. al-Fath: 4)
Kemudian bagaimana al-Qur’an memerikan jalan kepada manusia agar mendapatkan ketenangan dan menjalani kehidupannya baik diduniamaupundi akhirat.Ada beberapa Langkah yang dapat dijalankan agar bisa mendapatkan ketenangan:
Pertama: Pandai Mensyukuri Nikmat Allah
Bersyukur. Adalah ungkapan rasa terim kasih dan menerima dengan ikhlas nikmat yang Allah berikan serta berbuat baik atas dasar nikmat yang diterima dengan semangat dan istiqomah. Tidak banyak orang yang pandai bersyukur atas nikmat Allah karena dia merasa bahwa nikmat yang didapatkan semata-mata adalah hasil usaha yang dilaukukan, padahal tangan Allah ikut beperan atas hasil usahanya.
Sementara banyak kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita yang tidak terhitung dan tidak mungkin sanggup kita menghitungnya. Begitu banyak nikmat Allah yang harus kita syukuri karna pentingnya nikmat itu. Kecemasan dan ketidaktenangan jiwa salah satu sebabnya karena kurangnya kita mensyukuri nikmat Allah yang jelas kita rasakan dan kita nikmat setiap saat. Jika kita lalai dalam bersyukur, Allah akan memberikan azab yang membuat kita tentu tidak akan merasa tenang. Allah SWT berfirman :
وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ اٰمِنَةً مُّطْمَىِٕنَّةً يَّأْتِيْهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِاَنْعُمِ اللّٰهِ فَاَذَاقَهَا اللّٰهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوْا يَصْنَعُوْنَ
Artinya: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. an-Nahl : 112).
Kedua: Banyak berzikir kepada Allah
Berdzikir adalah mengucap, bersikap dan mengingat Allah swt. dalam setiap kondisi. Berzikir dapat dilakukan dengan mengucapkan kalimah-kalimah tyoyyibah(baik) dalam berbagai kondisi dapat uga dengan melakukan tafakkur atau mengingat-ingat kekuasaan dan kebesaran Allah dengan pengalaman melihat alam semesta diwaktu sebelumnya.
Dzikir yang dilakukan dengan khusu’ akan membuat manusia bisa lupa dengan dirinya sehingga yang diingat adalah Allah karena meras nyaman dan sangat bahagia hilang ras resah dan gelisah. Untuk itu mari kita berusaha untuk berzikir dari yang kita mampu dan bisa dengan berbagai bentuk zikir seperti membaca kalimat thoyyibah, membaca al-qur’an, tafakkur, puasa, ibadah sholat dan lainnya yang sangat baik agar kita segera mendapatkan ketenangan dan kebahagian. Allah berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” QS. Ar-Ra’du: 28
Ketiga: Banyak Membaca, Menyimak dan Megkaji al-Qur’an
Al-Qur’an adalah Kitab suci ummat Islam yang meruakan wahyu Allah sebagai petunjuk manusia untuk dibaca, disimak jika ada yang membaca, dan dikaji atau dipahami agar manusia mendapat kebaikan dari Allah. Untuk itu Al-Qur’an sangat penting bagi ummat Islam sehingga ummat Islam harus berusaha dekat secara fisik maupu nilai-nilai yang ada didalamnya.
Al-Qur’an juga merupakan mukjizat terbesar dari Allah kepada nabi Muhammad.saw. yang memiliki fungsi sebagai penenang jiwa setiap orang yang membaca, menyimak, dan merenunginya. Al-Quran juga merupakan syifa’ (penyembuh) dari segala kegundahan dan kekalutan. Orang yang ingin meraih ketenangan jiwa, sudah sepatutnya tidak jauh dari Al-Quran. Semakin kita dekat dan akrab dengan Al-Quran semakin mudah mendapatkan kebaikan, kedamaian dan ketenangan. Allah berfirman:
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ
Artinya: “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.” (QS. az-Zumar : 23)
Keempat: Berbaik Sangka atau Husnuzon kepada Allah
Allah adalah zat segalanya, karena itu jangan sampai kita terbesit dalam hati apalagi terucap untuk merendahkan atau meremehkan, sedikit ragu dan sebangsanya. Keyakinan bahwa Allah adalah zat yang memiliki sifat segalanya menjadi sangat penting bagi kita orang beriman. Jika kita ragu apalagi tidak percaya, maka keimanan kita kepada Allah maka sudah pasti iman kita mengalam kerusakan ataupuan penurunan.
Jika penurunan atau perusakan iman dialami oleh kita, segera melakukan perbaikan yang dimulai denga husnuzon (berbaik sangka)kepada Allah bahwa Allah memiliki sifat segalanya dan perbaiki kualitas maupun kuantitas ibadah kita. Ibadah yang mana? Semua ibadah yang seudah apalagi belum harus kita perbaiki. Ada ibadah mahdoh atau ibadah yag sudah ada ketentuannya dalam Al-Qur’an maupun hadist ada juga ibadaha ghoiru mahdoh atau ibadah yang tidak ada ketentuan pasti dalam Al-Qur’an dan Hadist seperti bersedekah, berbuat baik dll. Jadi Husnuzon kepada Allah menjadi penting untuk dilakukan agar segera mendapatkan ketenangan hidup. Allah berfirman:
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗوَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ ٤
Artinya: “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka [yang telah ada]. Milik Allahlah bala tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (QS. Al-Fath/48: 4)
Kelima: Yakin dengan pertolongan Allah
Dalam perjalanan hidupnya manusia tidak selamanya bahagia, indah dan nyaman ataupun tenteram. Boleh jadi mengalami jatuh dan sengsara, sakit dan menderita, kecewa dan merana ataupu yang lainnya. Kesemuanya itu belum tentu bisa diselesaikan dalam waktu singkat dan tanpa bantua sahabatatupun zat pemberi rahmat.
Dalam kondisi yang rumit dan sulit, merana da putus asa tentunya berharap masalah atau problem yang dialami berharap segera dapat solusi. Dalam kondisi ini segeralah sadar dan berharap serta berkeyakinan bahwa Allah akan segera memberi jalan keluar sebagai solusi yang diharapkan atupun melebihinya.
Ada dua hal yang harus kita lakukan agar Allah segera memberi solusi yang dihadapi seberat apapun maslah, pertama dengan banyak menolong Allah dahulu dengan banyak beruat baik untuk Alah seperti membuat, mengurus atau mempernyaman masjid. Allah berjanji, “Siapa yang menolong Allah, pasti Allah akan menolongnya. Kedua, perbaiki ibadahnya, dengan menambah kekhusu’an sholatnya dan menambah ataupun memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadahnya. Dengan begitu pasti Allah akan memberikan jalan keluar dari maslahnya sebagaiman janji Allah “siapa yang pandai bertaqwa kepadaNya, maka Allah akan berikan kemudahan jalan keluar solusinya”.
Jadi, berbaiksangka kepada Allah denga keyakinan Allah akan menolong kita dalam menyelesaikan problemnya harus kita pupuk dan perkuat sebagimana firmanNya.:
وَمَا جَعَلَهُ اللّٰهُ اِلَّا بُشْرٰى وَلِتَطْمَىِٕنَّ بِه قُلُوْبُكُمْۗ وَمَا النَّصْرُ اِلَّا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Artinya: “Dan tidaklah Allah menjadikannya melainkan sebagai kabar gembira agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Al Anfal 10)
Hadirin sidang jum’ah yang dimulyakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kitab bisa memahamai tentang pentingnya ketenangan dan bentuk usaha mendapatkannya sehingga kita akan semanyat berusaha melakukan beberapa hal dibawah ini:
- Pandai Mensyukuri Nikmat Allah,
- Banyak berzikir kepada Allah,
- Banyak Membaca, Menyimak dan Megkaji al-Qur’an,
- Berbaik Sangka atau Husnuzon kepada Allah,
- Yakin dengan Pertolongan Allah.
Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa menjauhi perbuatan-perbuatan dosa sehingga akan memudahkan kita menjadi hamba Allah yang selalu beribadah dengan baik dan mendapatkan nikmat dan ampunannya, amin amin ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ, رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْ
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LD PCNU) Tangerang. Penulis tinggal Puri Bintaro Hijau Blok A6/17, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Hp 08129039482