JAKARTA | LIPUTAN9NEWS
Kita semua prihatin dan berduka cita serta berbelasungkawa atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Sumatera dan tempat-tempat lainnya. Semoga mereka diberikan kesabaran, kekuatan iman dan taqwa serta didatangkan pertolongan oleh Allah Subhanahu wata’aala dari segala arah dan dengan segala cara. Dalam menyikapi musibah ini selaku orang beriman, ketika musibah menerpa saudara kita, baik saudara seagama maupun saudara sebangsa dan setanah air, maka seharusnya, yang pertama dan paling utama yang ada dalam pikiran kita adalah apa yang bisa kita perbuat/bantu untuk meringankan beban mereka yang terdampak. Lalu bermuhasabah (merenungkan) mengapa musibah ini terjadi?
Naskah khutbah dengan judul Khutbah Jumat: Menyikapi Musibah ini disampaikan dalam sidang shalat Jumat 12 Desember 2025 M/21 Jumadil Akhir 1447 H di MJBJ (Masjid Jami’ Bintaro Jaya) Sektor 1 Jakarta Selatan. Naskah dalam bentuk PDF dapat didownload pada tautan diakhir materi khutbah ini.
الحَمْدُ لِلُٰهِ ٱلَّذِیۤ أنْزَلَ الْمُصِيبَةَ، ابْتِلَاءً وَ تَذْكِيرَةً وَعَذَابا لِلنَاسِِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wata’aalaa
Menjadi prioritas utama bagi khatib dalam mengawali khutbah ini untuk senantiasa mengingatkan, mengajak, dan berwasiat kepada diri khatib dan para jamaah untuk terus dan tak henti-hentinya berusaha dengan sungguh-sungguh meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wata’aalaa.
Wujud peningkatan ketakwaan ini adalah dengan penguatan komitmen untuk menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kita semua prihatin dan berduka cita serta berbelasungkawa atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Sumatera dan tempat-tempat lainnya. Semoga mereka diberikan kesabaran, kekuatan iman dan taqwa serta didatangkan pertolongan oleh Allah Subhanahu wata’aala dari segala arah dan dengan segala cara
Dalam menyikapi musibah ini selaku orang beriman, ketika musibah menerpa saudara kita, baik saudara seagama maupun saudara sebangsa dan setanah air, maka seharusnya, yang pertama dan paling utama yang ada dalam pikiran kita adalah apa yang bisa kita perbuat/bantu untuk meringankan beban mereka yang terdampak. Lalu bermuhasabah (merenungkan) mengapa musibah ini terjadi?
Selanjutnya yang tidak kalah essensialnya, kita harus sikapi musibah ini dengan berkeyakinan bahwa semua musibah yang terjadi di muka bumi ini atas ketetapan Allah Subhanahu wata’aalaa.
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِی كِتَـٰبࣲ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَاۤۚ إِنَّ ذَ ٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ یَسِیرࣱ
Artinya: “Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.” (Surat Al-Hadid: 22)
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن یُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ یَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣱ
Artinya: “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah. Siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Surat At-Taghabun: 11)
Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Subhanahu wata’aala
Ulama menjelaskan, ditinjau dari segi tujuan nya, minimal ada 3 jenis musibah :
1. Musibah sebagai ujian (Ibtilaa’)
Apabila musibah itu menimpa orang-orang shalih yang taat kepada Allah ta’ala, maka ia adalah ujian untuk menguji kesabaran, keimanan, dan ketakwaan seseorang. Allah ingin melihat bagaimana seseorang merespons kesulitan dan apakah mereka tetap bersyukur dan bersabar. Tujuannya adalah Allah ingin meninggikan derajat mereka dan melipatgandakan pahala serta menghapuskan dosa-dosa mereka.
Semakin taat seseorang dan semakin banyak ia melakukan kebaikan, maka semakin besar dan berat ujian yang Allah Subhanahu wata’aalaa timpakan kepadanya. Berkenaan dengan hal ini Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155-156 :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦)
Artinya: “Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali untuk dihisab)” (QS al Baqarah: 155-156).
2. Musibah Sebagai Teguran/peringatan (Tanbih/tadzkiroh)
Allah Subhanahu wata’aalaa menimpakan musibah kepada manusia pada umumnya sebagai teguran agar mereka tidak terjerumus kepada hal-hal yang melampaui batas. Serta mengingatkan seseorang agar kembali kepada jalan yang benar, memperbaiki diri, dan meningkatkan ketakwaan. Dan ini adalah bentuk kasih sayang Allah agar hamba-Hamba-Nya tidak terus-menerus dalam kesalahan yang mengakibatkan turunnya bencana sebagai teguran dari Allah Subhanahu wata’aalaa
وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ .
Artinya: “Dan sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat/kecil (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S.al-Sajdah: 21)
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagiaan dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” ( QS. Ar-Rum : 41 )
3. Adzab (Hukuman)
Bencana sebagai adzab yang ditimpakan karena perbuatan suatu kaum yang telah melampaui batas dalam melakukan kemaksiatan dan kedzaliman. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
Artinya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura : 30).
Imam at-Thabari menafsirkan Al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 30 dengan mengatakan: “Bencana dan musibah yang menimpa kalian di dunia wahai manusia, pada diri, keluarga dan harta kalian, itu semua adalah azab dari Allah kepada kalian yang disebabkan dosa-dosa yang kalian lakukan kepada sesama kalian dan dosa yang kalian perbuat kepada Allah. Dan Allah mengampuni banyak dosa kalian yang lain sehingga tidak menurunkan azab (yang lain) kepada kalian.”
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Sebagai bentuk kasih sayangNya agar manusia tidak terjerumus pada berbagai kezoliman, Allah subhanahu wata’aalaa telah mengisahkan banyak kaum yang melampaui batas dalam berbuat kedzoliman, mereka diperingatkan oleh para ambiya, namun mereka membangkang, ditegur pun masih saja belum sadar, lantas Allah Subhanahu wata’aala langsung menurunkan azab dengan kekuasaanNya.
Berbagai macam azab yang Allah Subhanahu wata’aala timpakan kepada kaum yang melampaui batas dalam melakukan kezaliman
- Kaum Nabi Nuh yang dilanda banjir bandang (banjir besar), karena kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh (Al-Ankabut : 14)
- Kaum Nabi Hud/Kaum ‘Ad, didatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir. Karena mereka mendustakan kenabian Nabi Hud dan akhirnya binasa (QS At Taubah: 70, Al Qamar: 18, Fushshilat: 13, An Najm: 50, Qaaf: 13).
- Kaum Nabi Saleh/kaum Tsamud dihancurkan oleh Guntur (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).
- Kaum Nabi Syuaib/Kaum Madyan dihancurkan oleh awan yang teramat sangat panas karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
- Firaun dan balatentaranya ditenggelamkan di Laut Merah. Karena kekejamannya menindas Kaum Bani Israil. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah angkuh mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).
Cukuplah kisah-kisah ini menjadi peringatan bagi kita untuk tidak melakukan kemungkaran dan berbagai kemaksiatan dan kezoliman. Namun apabila peringatan atau teguran ini tidak diindahkan, malah melakukan kemungkaran yang justru mengundang murka Allah Subhanahu wata’aala, bisa jadi musibah lebih besar dan lebih dahsyat lagi akan ditimpakan
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya ? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (Q.S.al-Sajdah: 22)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Adakah korelasinya antara seringnya terjadi musibah bencana alam dll di penghujung tahun jelang perayaan Natal dan tahun baru Maseh dengan kemarahan dan kemurkaan Allah Subhanahu wata’aalaa yang diakibatkan kemaksiatan-kemaksiatan yang diperbuat manusia pada malam tahun baru Masehi ? Seperti pesta pora, poya-poya, hura-hura bahkan perzinahan, perjudian dan tidak kalah membuat Allah Subhanahu wata’aalaa murka adalah kemusyrikan dan kekufuran dengan mengatakan bahwa Allah Subhanahu wata’aalaa mempunyai anak …… ???_
Ternyata lebih dari 1500 tahun yang lalu Al Qur’an telah memberikan jawabannya.
Ucapan yang paling dimurkai Allah Subhanahu wata’aalaa di muka bumi adalah “mengatakan bahwa Allah Subhanahu wata’aalaa mempunyai anak
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا* لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا* تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا* أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا* وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا
Artinya: “Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan (Allah beranak) itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak,” (QS. Maryam: 88-92).
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ،
عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Hasan Yazid Al-Palimbangy, M.Ag., Juru Da’wah (da’i/muballigh). Khatib dan narasumber pengajian mingguan, bulanan di masjid-masjid perumahan dan kantor dan penulis buku-buku agama Islam.)
























