Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Berkah atau barokah berasal dari bahasa Arab yang artinya nikmat, nikmat yang diberikan Allah kepada seluruh mahluknya termasuk manusia. Berkah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Menurut Imam Al-Ghazali, barokah diartikan sebagai زيادة الخير (ziyadatul khair), yaitu bertambahnya kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Ketika dipahami bahwa keberkahan adalah tambahnya kebaikan, pastinya sangat diharapkan oleh setiap orang dalam menjalani kehidupannya. Namun apakah semua orang memahami lebih jauh bahwa keberkahan itu diterima akan diterima oleh kaum muslimin seperti kita sekalian. Boleh jadi tidak semua memahami bagaimana cara mendapatkan keberkahan dalam kehindupan.
Materi khutbah Jumat dengan judul “Khutbah Jumat: Meraih Keberkahan Menurut Al-Qur’an” ini dapat di download dalam bentuk PDF dengan KLIK disini.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ اللهِ الَّذِي أَرْسَلَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صلى الله عليه وسلم الَّذِي جَعَلَهُ اللهُ خَيْرَ خَلْقِهِ. اَللَّهُمَّ فَصَلّ وَسَلّمْ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ أَشْرَفِ عِبَادِهِ.
أما بعد: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أَوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin sidang Jumat rahimakumullah,
Marilah kita bersyukur kepada Allah dengan melangitkan kalimat Tahmid sebagai manifestasi dari pujian kita kepada Allah Swt. atas segala limpahan nikmat, rahmat, serta keberkahan yang kita terima setiap saat yang terkadang tanpa harus keluar keringat, Semoga kita bisa dan selalu berusaha menjadikan diri menjadi orang yang selalu bersyukur kepadaNya amin. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita sanjungkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya. Amin.
Selanjutnya, Khatib berwasiat pada diri khatib pribadi dan kepada segenap jamaah sidang shalat jumat, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt dengan taqwa yang sebenar-benar taqwa. Marilah kita menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; memperbanyak berbuat baik, menghormati perbedaaan yang dianugerahkan kepada kita, serta senantiasa menjaga nikmat perdamaian dan kerukunan yang terlimpah kepada bangsa-bangsa dinunia ini.
Sidang Jumat Rahimakumullah,
Pada khutbah kali ini khotib ingin menyampaikan judul khutbahnya yaitu, “Khutbah Jumat: Meraih Keberkahan Menurut Al-Qur’an“.
Berkah atau barokah berasal dari bahasa Arab yang artinya nikmat, nikmat yang diberikan Allah kepada seluruh mahluknya termasuk manusia. Berkah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artinya karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Menurut Imam Al-Ghazali, barokah diartikan sebagai زيادة الخير (ziyadatul khair), yaitu bertambahnya kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Ketika dipahami bahwa keberkahan adalah tambahnya kebaikan, pastinya sangat diharapkan oleh setiap orang dalam menjalani kehidupannya. Namun apakah semua orang memahami lebih jauh bahwa keberkahan itu akan diterima oleh kaum muslimin seperti kita sekalian. Boleh jadi tidak semua memahami bagaimana cara mendapatkan keberkahan dalam kehindupan.
Ada beberapa tanda orang-orang yang hidupnya berkah sehingga terasa indah dan bahagia kehidupannya, tidak terasa berat, susah maupun kekurangan. Diantara ciri-cirinya adalah: terasa nikmat dalam beramal shalih (QS. Al-An’am ayat 125), nyaman dan senang serta istiqomah dalam berbuat baik QS. Ali Imran ayat 101) dan Sabar dalam berbagai kondisi termasuk ujian dalam kehidupan (QS. Ali Imran ayat 200).
Allah mengingatkan ummat manusia agar kehidupanya mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi. Tentu sangat penting bagi kita ummat Islam untuk memahami dan menjalankan apa yang disampaikan Allah dalam al-Qur’an yaitu untuk beriman dan bertaqwa yang baik dan benar sebagaimana Allah firmankan:
وَلَوۡ اَنَّ اَهۡلَ الۡقُرٰٓى اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوۡا لَـفَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالۡاَرۡضِ وَلٰـكِنۡ كَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ
Artinya: Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’raf: 96)
Dalam mendapatkan keberkahan Allah tidak cukup berdoa saja, namun perlu melakukan berbagai ibadah dalam kehidupan sehari-hari seperti:
Pertama: Bertakwa kepada Allah Dengan Baik
Taqwa adalah melaksanakan semua perintah-perintah Allah dan menjauhi segalan larangan-Nya. Taqwa juga bermakna melindungi sesuatu dari berbagai hal yang membahayakan serta merugikan, juga bermakna keinsyafan diri yang diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangn-Nya. Sedangkan menurut KBBI taqwa berarti terpeliharanya diri untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Seorang yang bertaqwa akan berusaha mendekatkan diri kepada Allah (QS.Al-Maidah:35); meninggalkan perbuatan riba (QS. Al-Baqarah:278); selalu membersamai orang yang baik (QS.At_Taubah: 119); selalu takut akan hari Qiyamat (QS. Lukman: 33); selalu berkata benar (QS. Al-Ahzab: 70); senang bersiaturrahmi (QS. Annisa:1); memanaj hidupnya untuk akhirat (QS. Al-Hasy:18 ).
Dengan memahamai ketaqwaan maka bisa dipaham bahwa taqwa merupakan cara terbaik meraih keberkahan hidup, sehingga menjadi harapan semua orang tanpa terkecuali. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Artinya: “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)
Kedua: Gemar Bersedekah Kepada Yang Membutuhkan
Bersedekah adalah memberikan sebagian dari rizqi yang kita miliki dari Allah untuk diberikan kepada yang membutuhkan dengan ikhlas. Dari pengertian tersebut, bukan hanya uang yang bisa disedekahkan, namun bisa semua yang kita miliki baik tenaga, pikiran, termasuk senyum. Sehingga tidak mungkin kalau kita sehat pasti bisa bersedekah walau hanya memberikan senyum yang ikhlas untuk saudara kita yang bertemu atau berpapasan.(tabassamuka fi wajhi akhiika shodaqoh, senyum yang engkau berikan kepada saudaramu adalah sedekah).
Dengan mudahnya bersedekah, maka mari kita biasakan bersedekah dalam berbagai kesempatan dan peluang kemudian kita ajarkan kepada anak-anak kita agar ke depan lebih senang dan tidak merasa berat namun merasa nyaman dan bahagia ketika bersedekah. Memang ketika seseorang yang boleh jadi sedikit kekurangan banyak yang berpikir bahwa yang dikatakan sedekah adalah “memberi uang” padahal bukan hanya uang, akan tetapi semua hal yang kita miliki yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain apalagi orang banyak sehingga mereka merasa berat. Jika mereka berpikir tidak hanya uang, maka sangat mungkin akan terasa tidak berat untuk bersedekah. Namun begitu jangan sampai tidak bersedekah uang jika kita memiliki rizki dan tidak harus kaya raya baru bersedekah. Allah menyebutkan di dalam ayat:
قُلۡ إِنَّ رَبِّى يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُ لَهُ ۥۚ وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن شَىۡءٍ۬ فَهُوَ يُخۡلِفُهُۖ ۥ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٲزِقِينَ
Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”.Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’ [34]: 39).
Ketiga: Pandai Beristighfar Memohon Ampun Kepada Allah
Beristighfar adalah memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat kepada Allah swt. Istighfar bisa bermakna pengakuan atas kekurangan dalam beribadah yang biasa dilakukan setelah ibadah kepada Allah. Istigfar juga bermakna memomohon ampun saja kepada Alah (QS. Al-Anfal: 33). Sedangkan menurut KBBI istighfar adalah berdoa memohon ampun kepada Allah. Dalam filosofi Islam, bermakna sebagai seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya.
Ada beberapa ayat Qur’an yang memerintahkan ummat Islam untuk beristighfar kepada Allah mengingat tidak semua manusia yang bebas dari dosa maupun salah kepada Allah. Diantara perintah Istighfar itu dalah: QS. Nuh ayat 10; QS. Ali Imran ayat 17; QS. Annisa ayat 64; QS. An-Nisa ayat 106; QS. Hud ayat 3 dan 52 serta 90; QS. Yusuf ayat 29; QS. Al-Kahfi ayat 55 dan masih banyak lagi di ayat lainnya.
Begitu pentingnya istghfar sehingga Allah mengulang perintah istghfar di beberapa ayat. Untuk itu mari berusaha mengahadap Allah untuk mengakui doa dan salah kita dengan beristighfar kepadaNya. Bukan hanya diampuni dosanya, namun juga ditambah keberkahan-keberkahan hidup kita. Allah berfiman:
فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُ ۥ كَانَ غَفَّارً۬ا (١٠) يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارً۬ا (١١) وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٲلٍ۬ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡہَـٰرً۬ا (١٢)
Artinya: “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepadaTuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dananak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (puladi dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh [71]: 10-12).
Keempat: Pandai berbuat baik kepada Sesama
Berbuat baik adalah melakukan aktifitas dalam rangka memberikan manfaat kepada orang lain. Banyak bentuk yang bisa dilakukan dengan kategori berbuat baik, bisa memberikan barang, uang atau jasa. Kesemuanya tetap masih dalam kategori berbuat baik. Berbuat baik bisa diberikan kepada diri sendiri dengan memperhatikan hak-hak badan, bisa juga memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain seperti memberikan jasa, barang,maupun uang. Allah pun memerintahkan berbuat baik kepada sesama sebagaiman disampaikan dalam surat Al-Qashash ayat 77.
Allah juga memerintahkan berbuat baik kepada ummat Islam seperti yang firmankan dalam Al-Qur’an dalam QS. Al-Baqarah/2 ayat 195 dan 261; QS. Arrahman ayat 60; Al-Zalzalah ayat 7; QS. Al-A’raf ayat 56; QS. Al-Isra ayat 7 dan Al-Maidah ayat 100.
Ada beberapa alasan kenapa kita ummat Islam diperintahkan berbuat baik. Diantara alasannya adalah merupakan wahana mendekatkan diri kepada Allah, Mengharap diberikan pahala dari Allah, menjaga hubungan baik dengan sesama, dan menghindari maksiat kepada Allah. Disisi lain, berbuat baik juga akan menstimulan diberkannya keberkahan dalam kehidupan kita.sebagaiman firman Allah:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS. An-NAhl: 97
Kelima: Sabar Menjalani Ujian Dari Allah
Dalam pemahaman masyarakat bahwa “setiap melewati ujian dan lulus mengandung arti akan naik tingkat atau posisi”. Hal ini bisa diartikan bahwa ujian bisa menjadi harapan setiap orang agar dapat naik keposisi yang lebih atau lebih baik, sehingga ujian bukan sesuatu yang menakutkan dan harus dihindari, namun sesuatu yang harus dijalani dengan baik agar berhasil dan naik tingkat atau posis yang lebih tinggi.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang ujian, boleh jadi akan memberikan kekuatan dan semangat serta keyakinan akan bisa melawati ujian yang ujungnya akan sabar menjalani ujian yang diberikan Allah karena memiliki keyakinan bahwa Allah tidak akan menguji hambanya jika hambanya tidak sanggup menjalani ujiannya. Ada beberapa tujuan Allah memeberikan ujian kepada manusia, diantaranya adalah memberikan kabar gembira kepada orang yang sabar ( QS. Al-Baqarah: 155), mengetahui orang yang benar dan dusta (Al-Angkabut :2-3), agar manusia kembali kepada kebenaran (AL-A’raf: 168) serta untuk mengetahui orang yang bersungguh-sungguh dan bersabar (QS. Muhammad ; 31).
Ketika manusia bersabar dalam ujian yang dijalaninya, maka Allah akan memberikan keberkahan dalam kehidupannya sebagaiman firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (QS Ali Imran: 200)
Hadirin sidang jum’ah yang dimulyakan Allah,
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kitab bisa memahami betapa pentingnya meraih keberkahan dalam kehidupan sehingga ada secercah harapan untuk mendapatkan kebaikan, rahmat dan nikmat dari Allah dalam kehidupan didunia dan akhirat karena keberkahan yang dapatkan dengan beberapa hal sebagai berikut yang bisa dilakukan:
- Bertaqwa Kepada Allah dengan Baik,
- Gemar Bersedekah Kepada Yang Membutuhkan.,
- Pandai Beristighfar Memohon Ampun Kepada Allah,
- Pandai Berbuat Baik Kepada Sesama,
- Sabar Menjalani Ujian dari Allah.
Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita untuk bisa dan memahami pentingnya mendapatkan keberkahan sehingga dapat beribadah dengan baik dalam waktu yang panjang dan mendapatkan maqam atau posisi yang tinggi dimata Allah dan Manusia. amin amin ya Robbal “aalamiiin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
Khutbah kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
KH. Ahmad Misbah, M.Ag., Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LD PCNU) Tangerang. Penulis tinggal Puri Bintaro Hijau Blok A6/17, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Hp 08129039482