Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Naskah khutbah Jum’at dengan judul Khutbah Jumat: Tetap Istiqamah Pasca Hari-hari Agung Dzulhijjah disampaikan dalam sidang shalat Jumat di Masjid Al-Barkah Anggrek Loka Graha Raya Bintaro, pada 17 Dzulhijjah 1446 H/13 Juni 2025 M
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ الاِسْتِقَامَةَ فِي الْعِبَادَةِ مِفْتَاحًا لِرِضْوَانِهِ وَجَنَّاتِهِ.نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ma’aasyirol muslimin Jama’ah Jum’at rahimakumullah
Mengawali khutbah Jum’at ini, khatib ingin mengajak diri khatib dan seluruh jama’ah shalat idul adha untuk tak henti-hentinya berusaha semaksimal mungkin dan sungguh-sungguh untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu wata’aalaa dengan cara istiqamah menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya.
Dan menjadi sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa terus bersyukur atas berbagai nikmat yang telah Allah Subhanahu wata’aalaa karuniakan kepada kita.
Al-‘asyrul awaa’il min Dzilhijjah atau 10 hari Pertama Dzulhijjah yang disebut oleh Rasulullah shalallahu alayhi wasallam sebagai Afdholu Ayyaamuddunya/Waktu yang Paling Utama dan agung di Sejagat Dunia Sepanjang Masa) sudah Berlalu. Lalu what Next ….?
Apakah semangat, kesungguhan dan keistiqamahan ibadah kita hanya akan ada di musim-musim ketaatan saja, seperti Ramadhan, 10 hari awal Dzulhijjah dan hari-hari besar lainnya ?
Apakah semangat, kesungguhan dan keistiqamahan ibadah kita hanya muncul ketika pahala dilipatgandakan ?
Jika demikian, sampai kapan kita menjadi hamba yang transaksional, hamba yang hanya rajin beribadah saat banyak apresiasi/pahala besar dari Allah Subhanahu wata’aalaa ?
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Dalam Surah Fusshilat ayat 30 Allah Subhanahu wata’aalaa memerintahkan kita untuk selalu berusaha konsisten/istiqamah dalam menjalani ketaatan, menjaga ibadah yang telah dilakukan, serta menjauhi segala larangan-Nya.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati: dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
“Maka istiqomahlah (tetaplah kamu pada ketaatan kepada Allah SWT/jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Hud : 112).
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.” (HR. Muslim no. 783)
Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab
أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit.” (HR. Muslim no. 782)
’Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah, ”Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam beramal? Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” ’Aisyah menjawab,
لاَ. كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَطِيعُ
”Tidak. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu (rutin dilakukan). Siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lakukan.” (HR. Muslim no. 783)
Kiat istiqamah beribadah:
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Berikut ini kiat yang disampaikan ulama agar kita istiqamah ibadah :
1. Berdo’a
Yang pertama dan yang paling utama adalah memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wata’aalaa agar diberi kekuatan untuk istiqamah ibadah,ditetapkan dalam taat karena hati kita ini bertolak-balik dan iman fluktuatif. Tanpa campur tangan atau pertolongan Allah Subhanahu wata’aalaa maka kita tidak akan bisa berbuat apa-apa
Diantara do’anya yang terdapat dalam hadits riwayat Imam Bukhori adalah:
اَللّٰهُمَّ يَامُقُلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيٍ عَلَى دِيْنِكَ
Artinya: “Ya Allah wahai sang pembolak balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.”
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( اللَّهُمَّ مُصَرِّف القُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ )) . َروَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ALLOHUMMA MUSHORRIFAL QULUUB SHORRIF QULUUBANAA ‘ALA THOO’ATIK (artinya: Ya Allah, Sang Pembolak-balik hati, balikkanlah hati kami untuk taat kepada-Mu).” (HR. Muslim, no. 2654)
2. Luruskan niat (Beribadah hanya berharap ridho Allah Subhanahu wata’aalaa)
{ وَمَاۤ أُمِرُوۤا۟ إِلَّا لِیَعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِینَ لَهُ ٱلدِّینَ حُنَفَاۤءَ وَیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَیُؤۡتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَ ٰلِكَ دِینُ ٱلۡقَیِّمَةِ }
“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).” [Surat Al-Bayyinah: 5]
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
وَمَا لاَ يَكُوْنُ لله لاَ يَنْفَعُ وَلاَ يَدُوْمُ و مَا كَانَ للهِ يَبْقَى
“Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal. Dan segala sesuatu yang didasari ikhlas karena Allah, pasti akan langgeng.” (Dar’ At-Ta’arudh Al-‘Aql wa An-Naql, 2:188).
Implikasi dari ikhlas dalam beribadah ibadah adalah istiqamah dalam beribadah. Orang yang ikhlas beribadah pasti istiqamah ibadahnya. Kapanpun, dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun dia pasti istiqamah beribadah.
Orang yang tidak ikhlas akan berat istiqamah ibadah karena dia beribadah tergantung kebutuhannya
3. Membangun kesadaran bahwa beribadah kepada Allah swt harus dilakukan sepanjang hidup/sepanjang hayat di kandung badan. Jiwa robbaaniyyiin
Karena sesungguhnya yang diinginkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dari ibadah kita adalah ibadah yang istiqamah berkelanjutan sampai akhir hayat kita
Ulama mengatakan
كن ربانيين ولا تكن مواسم
“Jadilah hamba Allah SWT selamanya dan janganlah menjadi hamba musiman”
{ وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ }
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,” [Surat Adz-Dzariyat: 56]
{ وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ یَأۡتِیَكَ ٱلۡیَقِینُ }
“Beribadalah kepada Allah SWT sampai mati” [Surat Al-Hijr: 99]
4. Memahami makna syahadat
Dengan mengetahui dan memahami makna syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah Subhanahu wata’aalaa maka berarti seseorang memiliki kewajiban beribadah kepada Allah Subhanahu wata’aalaa dan dengan mengakui bahwa Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah utusan Allah Subhanahu wata’ala berarti dia mempunyau kewajiban untuk mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
5. Sering-seringlah mengingat kematian/ingat mati
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادم اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi).
Dengan mengingatkan kematian maka seseorang akan segera bertaubat, beristighfar dan beramal soleh
6. Berteman dan bergaul dengan orang-orang shaleh
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ( أي مع الصالحين)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119).
Para mufassir menjelaskan bahwa yang tergoling orang-orang yang benar/jujur adalah orang-orang shaleh.
Katagori sahabat Soleh adalah yang sams2 menghadiri majelis ilmu/pengajian, sama-sama mengaji,tadarrus, shalat berjama’ah, saling setoran hapalan Al-Quran bersama, menjadi panitia kajian dll.
Mempunyai sahabat soleh merupakan kenikmatan yang luar biasa. Kholifah Umar bin Khattab berkata,
ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به
“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka pegang lah erat-erat.” [Quutul Qulub 2/17]
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Manfaat bergaul/bersahabat dengan orang sungguh teramat luar biasa. Sahabat soleh akan memberikan syafa’at kepada kita di akhirat kelak dengan izin Allah Subhanahu wata’ala
Hasan Al- Bashri berkata,
استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة
”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (Ma’alimut Tanzil 4/268)
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata kepada sahabat-sahabatnya,
إن لم تجدوني في الجنة بينكم فاسألوا عني وقولوا : يا ربنا عبدك فلان كان يذكرنا بك
”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.” Kemudian beliau menangis.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ،
عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
Sungguh, para pendahulu kita yang saleh sangat memperhatikan hal-hal yang menyebabkan diterimanya amal lebih dari mereka melakukan amal itu sendiri.”
يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60) أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ (61)
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut (azab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
فمن علامة قَبول العمل عند الله، أن يوفَّق العبد لعمل خير آخر، فالحسنة تجُرُّ الحسنة، والسيئة تجر السيئة إِنَّ مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةَ بَعْدَهَا، وَإِنَّ مِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ بَعْدَهَا
“Sesungguhnya di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya. Dan di antara balasan dari amalan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.”
Maksudnya adalah tanda suatu amalan itu diterima adalah jika dilanjutkan dengan kebaikan selanjutnya dan tanda suatu amalan tidak diterima (dinilai jelek) adalah jika dilanjutkan dengan kejelekan selanjutnya.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.
Hasan Yazid Al-Palimbangy, M.Ag., Juru Da’wah (da’i/muballigh). Khatib dan narasumber pengajian mingguan, bulanan di masjid-masjid perumahan dan kantor dan penulis buku-buku agama Islam.)
Domisili : Thali’a Clauster (Ps. Ceger) Jl. Musholla Nurul Huda No.1, blok B12Jurang Mangu Barat, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten 15222 HP/WA +62852-1737-0897.