• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Kiai Imam Jazuli: Jangan Ngaku Santri Jika Tak Pilih Pemimpin dengan Latar Belakang Santri

Kiai Imam Jazuli: Jangan Ngaku Santri Jika Tak Pilih Pemimpin dengan Latar Belakang Santri

December 12, 2023
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 27, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
MUI

MUI Sentil Tampilnya Biduan dalam Peresmian Masjid di Jawa Tengah

October 27, 2025
Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

Peringati Hari Santri 2025, PWNU DKI Jakarta Ajak Perkuat Nilai-nilai Kejujuran

October 27, 2025
Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

Ratusan Juta Uang Rakyat Diduga Disalahgunakan: Proyek Drainase U-Ditch di Sukajaya Asal Jadi, Jalan Licin Membahayakan Warga

October 27, 2025
Melda Safitri

The Ultimate Life Perspektif Islam 

October 26, 2025
BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

October 26, 2025
BNPT Gelar Rakor Deradikalisasi Di Yogyakarta, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan Jadi Narasumber

BNPT Gelar Rakor Deradikalisasi Di Yogyakarta, Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan Jadi Narasumber

October 25, 2025
Zakky Mubarok

Merajut Hubungan Vertikal dan Horizontal

October 25, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Tuesday, October 28, 2025
  • Login
Liputan9 Sembilan
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan9 Sembilan
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kiai Imam Jazuli: Jangan Ngaku Santri Jika Tak Pilih Pemimpin dengan Latar Belakang Santri

Moh. Faisal Asadi by Moh. Faisal Asadi
December 12, 2023
in Uncategorized
A A
0
Kiai Imam Jazuli: Jangan Ngaku Santri Jika Tak Pilih Pemimpin dengan Latar Belakang Santri

Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia KH Imam Jazuli Lc MA-Dokumentasi Pribadi

525
SHARES
1.5k
VIEWS

Jakarta, LIPUTAN9.ID – Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon KH Imam Jazuli mengungkap sebuah fakta bahwa 82 persen kekayaan di Indonesia hanya dikuasai segelintir orang. Tak lebih dari 18 orang.

“Kita sudah tahu data hari ini menunjukkan 82 persen kekayaan negara kita dikuasai oleh 18 orang saja, mereka bukan dari santri. Ini tentu menyalahi prinsip keadilan dan kesejahteraan dalam bernegara,” kaya Kiai Imam Jazuli.

Di depan ribuan santri Bina Insan Mulia dan video ceramahnya beredar di saluran-saluran media sosial, Kiai Imam menyerukan agar kaum santri segera bangkit untuk merebut kekuasaan.

BeritaTerkait:

BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

Hari Santri Nasional 2025, Habib Salim Jindan: Santri Wajib Jadi Duta Peradaban dengan Akhlak dan Ilmu

Mbah Hasyim dan Santri Nusantara: Api Kebangsaan yang Tak Pernah Padam

Santri Menjawab: Jalan Jongkok Akulturasi Budaya dan Agama

“Lalu bagaimana orang Indonesia hanya pegang 18 persen saja, kalau orang ditanya dua persen orang NU tuh, bagaimana caranya bangkit secara ekonomi? Harus dengan merebut kekuasaan,” katanya.

“Bayangkan kalau semuanya bersama-sama kaum santri, untuk memastikan negara ini dipimpin oleh santri, maka 2024 adalah kemenangan santri untuk Indonesia,”

“Kenapa kita selalu memberikan semboyan dari santri, untuk santri dan oleh santri. Dari santri sudah tapi oleh santri belum, sudah saatnya negara ini dipimpin oleh para santri,” ujar Kiai muda alumni Pesantren Lirboyo dan Al-Azhar Mesir ini.

Dengan semangat berapi-api, Kiai Imam Jazuli, menjelaskan pilihan pemimpin dari kaum santri saat ini sangat diperlukan Indonesia agar para pemimpin di negeri ini merupakan pemimpin yang bermoral, pemimpin yang peduli pada rakyat kecil, pemimpin yang peduli pada kaum santri dan kaum pesantren.

Meski demikian, Kiai Imam Jazuli menegaskan untuk mewujudkan agar pemimpin Indonesia berasal dari kaum santri bukan pekerjaan ringan.

“Ini berat perjuangan kita. Kenapa ini berat? karena pasti barisan santri akan di acak-acak akan dipecah dari kelompok luar tidak menginginkan santri berkuasa,” ujarnya.

“Bahkan antar santri dan santri dipecah, antar kiai dan kiai dipecah. Maka harus muncul wahai kaum santri nasional kalian harus sadar, ayo bersatu padu, kita memiliki jalan perubahan, santri harus berubah, pesantren berubah, rakyat harus berubah, keadilan harus ditegakkan,” sambungnya.

Menurut Imam Jazuli, perubahan itu harus dimulai dengan satu kalimat, ukhuwwah wal wihdah dengan cara mengikat persaudaraan sesama santri, sesama kaum muslimin dalam ikatan persatuan, persaudaraan persatuan. “Minimal di santri dulu, kalau santri bersatu selesai kita ini,” katanya.

“Bayangkan kalu santri, walisantri dan keluarganya semua sepakat, ayo kita pastikan negeri ini dari santri maka pasti negeri ini dipimpin oleh santri,” ujar Imam Jazuli.

Kiai Imam Jazuli juga menyampaikan kalau ada orang ngaku santri tapi tidak peduli dengan kepemimpinan nasional dari santri tidak mau memilih santri perlu dipertanyakan kesantriannya.

“Santri tidak memiliki keinginan untuk menjadi agen perubahan. Ada orang bilang saya santri tapi tidak mau menjadikan santri sebagai pemimpin maka yang harus dipertanyakan kesantriannya,” tandas Imam Jazuli.

Fenomena kaum santri yang hanya dijadikan pelengkap dan selalu dimanfaatkan suaranya saja dalam setiap kontestasi Pemilu di Indonesia juga tak luput dari kritik Kiai Imam Jazuli.

“Kita sudah muak, kita sudah capek melihat kaum santri kaum pesantren hanya dijadikan tunggangan saja hanya disuruh mendorong mobil mogok di dalam pemilu dan setelah Pemilu ditinggalkan,” katanya dengan tegas.

Menurutnya, sudah saatnya kaum santri nasional bersatu padu memenangkan Pemilu pada tahun 2024. Perayaan hari santri nasional memiliki arti penting jangan sampai hari santri terus dirayakan tetapi hanya seremonial saja, tidak ada artinya tidak ada semangatnya.

Hari santri,aka Imam Jazuli, harus dijadikan sebagai momentum bangkit, meraih kesuksesan, meraih kemenangan, meraih kekuasaan karena tujuan dari kekuasaan adalah kemaslahatan.

“Tujuan kekuasaan yang kita ambil adalah keadilan, tujuan yang kita upayakan dalam kekuasaan adalah bagaimana rakyat merasakan kesejahteraan,”

“Kesejahteraan dan keadilan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar dan itu hanya bisa dilakukan oleh kita untuk menegakkannya kalau kita memegang tampuk kekuasaan.

Kalau kaum santri berkuasa Insya Allah akan menegakkan keadilan sebagai perintah dari agama ‘I’dilu huwa aqrobu lit taqwa’ adillah kalian semuanya karena keadilan itu mendekatkan kepada ketaqwaan,” katanya.

Kiai Imam Jazuli juga melontarkan kritik terhadap elite Nahdliyyin yang dinilainya hanya melakukan kegiatan-kegiatan seremonial dalam bentuk seminar-seminar internasional.

“Saatnya kaum Nahdliyyin bangkit dan itu tidak dengan hal remeh temeh, ecek-ecek, hanya bicara tentang seminar peradaban dunia ini dan itu, nggak ada manfaatnya,”

“Kalau kita mau bangkit syaratnya satu rebut kekuasaan bukan mengadakan seminar internasional bicara tentang peradaban dunia, para ulama berjuang sejak tahun 1500 sampai 1945 apa mereka ingin merdeka, mereka ingin bebas, karena dengan kemerdekaan mereka bisa menegakkan keadilan dan kesejahteraan,” katanya.

Dari tiga paslon Capres-Cawapres di Pemilu 2024 sangat jelas representasi santri sudah tampil ke panggung politik nasional. Mereka adalah pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar (AMIN).

Anies Baswedan adalah seorang santri alumni Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Selain santri, Anies juga sosok santri yang berhasil menjadi akademisi, tepatnya Rektor Universitas Paramadina.

Sedangkan keluarganya juga akademisi. Ayahnya, Rasyid Baswedan, sempat jadi Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), pada periode 1990-1993.

Demikian pula dengan Abdul Muhaimin Iskandar. Kesantriannya tidak diragukan lagi. Gelarnya adalah Panglima Santri, yang senafas dengan latar belakang pribadinya. Ia adalah cicit KH. Bisri Syansuri, pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, sekaligus Pendiri Nahdlatul Ulama.

Di Mambaul Maarif, Denanyar, inilah Muhaimin Iskandar mengenyam pendidikan kepesantrenan pertama kali. Setelah dari Denanyar, Muhaimin melanjutkan pendidikan pesantrennya di Lirboyo Kediri. Setelah itu, Muhaimin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Yogyakarta.

Pasangan AMIN (Anies-Muhaimin) tidak pelak lagi merupakan representasi santri tulen. Latar belakang pasangan capres-cawapres ini menggambarkan visi masa depan mereka. Seperti pepatah; “dari santri, oleh santri, untuk santri” atau “dari pesantren, oleh pesantren, untuk pesantren “.

Kiai Imam Jazuli juga menyampaikan sebuah pesan bahwa yang disampaikannya untuk menumbuhkan sebuah kesadaran agar para santri bersatu dan bangkit lewat Pemilu 2024 nanti.

“Saya ini bukan sedang kampanye, ini sedang menumbuhkan kesadaran pada kita kaum santri, saya bukan Jurkam, saya bukan bagian dari partai, saya bukan bagian kekuatan politik tertentu, tapi saya punya kesadaran bahwa saatnya kita kaum santri bangkit,” pungkas Kiai Imam.

Editor: Moh. Faisal Asadi
Sumber: Disway.id

Tags: PemimpinSantri
Share210Tweet131SendShare
Moh. Faisal Asadi

Moh. Faisal Asadi

Aktual, Faktual, Kompeten, Konsisten dan Terpercaya

BeritaTerkait

BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7
Nasional

BEM PTNU SE-NUSANTARA Menggelar Aksi Lanjutan, Geruduk Kantor Trans7

by liputan9news
October 26, 2025
0

JAKARTA | LIPUTAN9NEWS - BEMPTNU Se-Nusantara kembali melakukan aksi jilid dua, yang pertama aksi ke gedung KPI dan aksi yang...

Read more
Habib Salim Jindan

Hari Santri Nasional 2025, Habib Salim Jindan: Santri Wajib Jadi Duta Peradaban dengan Akhlak dan Ilmu

October 22, 2025
Mbah Hasyim dan Santri Nusantara: Api Kebangsaan yang Tak Pernah Padam

Mbah Hasyim dan Santri Nusantara: Api Kebangsaan yang Tak Pernah Padam

October 22, 2025
Adab Santri pada Kiai

Santri Menjawab: Jalan Jongkok Akulturasi Budaya dan Agama

October 22, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2463
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

757
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

141
Wali Kekasih Allah

Ciri Wali (Kekasih) Allah: Tidak ada Rasa Takut dan Larut dalam Kesedihan

October 27, 2025
Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

Kemendikbud Siapkan 150 Ribu Beasiswa untuk Guru yang Belum S1/D4

October 27, 2025
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti

Program Wajib Belajar 13 Tahun pada 2026, PIP untuk TK dan Insentif Guru Dinaikkan

October 27, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In