KOTA BEKASI | LIPUTAN9NEWS
Kota Bekasi dinilai membutuhkan grand design pembangunan yang terukur, menyeluruh, serta mampu mengintegrasikan seluruh program antar organisasi perangkat daerah (OPD). Tanpa peta besar tata ruang yang jelas, arah pembangunan kota dikhawatirkan berjalan parsial dan tidak berkelanjutan.
Wakil Ketua II DPRD Kota Bekasi, Faisal, menegaskan bahwa Kota Bekasi selama ini berkembang pesat dan menjadi magnet investasi, namun belum memiliki desain kota yang benar-benar terintegrasi.
“Pembangunan apartemen dan investasi itu penting, tapi kita tidak bisa hanya bicara gedung tinggi. Kita harus melihat struktur kota secara menyeluruh,” ujarnya saat ditemui oleh wartawan Liputan9news, pada Ahad (16/11/2025).
Faisal menekankan pentingnya green design sebuah peta besar yang memuat struktur jalan, saluran drainase, ruang terbuka hijau, hingga titik pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, desain tersebut memudahkan pemerintah mengidentifikasi kekurangan tiap wilayah secara akurat.
“Dengan grand design, pemerintah bisa melihat kekurangan setiap wilayah secara jelas. Kita jadi tahu mana yang harus dibenahi, bukan menebak-nebak,” Terangnya.
Ia mencontohkan sejumlah ruas jalan yang hingga kini masih macet karena tidak diimbangi rencana jaringan jalan baru.
“Kalau grand design tersedia, kita bisa tentukan pembangunan jalan baru untuk pecah konsentrasi kemacetan. Ini bukan lagi wacana, tapi kebutuhan,” tegasnya.
Dengan kapasitas APBD sekitar Rp6,7 triliun, Faisal menilai Kota Bekasi perlu membuka ruang kemitraan dengan pihak swasta. Ia menekankan bahwa investasi dapat berjalan optimal bila pemerintah memiliki rencana jangka panjang yang jelas.
“Tidak ada salahnya bermitra dengan swasta, selama konsepnya jelas dan orientasinya untuk masyarakat,” jelas ucapnya.
Menurutnya, investor lebih mudah masuk ketika pemerintah menawarkan arah pembangunan yang terarah.
























