• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Imam Jazuli

Kritisi Pidato Rais ‘Aam PBNU, Kiai Imam Jazuli Sebut Mengemis pada Kekuasan Jadi Tren Elite NU

February 19, 2025
Logo JATMAN

Dzikir Sejati tidak Butuh Sorotan Lampu

August 9, 2025
Dr. KH. Zakky Mubarok, MA, Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU)

Kesempurnaan Ajaran Agama

August 8, 2025
Ayik Heriansyah: Doktrin al Wala wal Bara Sebabkan Prasangka Buruk Terhadap Umat Islam

Jangan Su’uzhan kepada Ulama yang Dekat dengan Pengauasa

August 8, 2025
Pra-peradilan Kasus OTT Kades Golo Bilas di Labuan Bajo Sarat dengan dugaan Mafia Peradilan

Pra-peradilan Kasus OTT Kades Golo Bilas di Labuan Bajo Sarat dengan dugaan Mafia Peradilan

August 8, 2025
PNIB: Rakyat Indonesia Patut Bersyukur Punya Densus 88, Selalu Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme seluruh Indonesia dari Aceh Hingga Papua

PNIB: Rakyat Indonesia Patut Bersyukur Punya Densus 88, Selalu Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme seluruh Indonesia dari Aceh Hingga Papua

August 7, 2025
KNPI

Ketua Umum DPP KNPI Resmikan Satgas Pemuda Asta Cita untuk Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran

August 7, 2025
Arifa Widiasari, mahasiswa asal Pati sekaligus Sekretaris Wilayah BEM PTNU DIY

Menaikkan PBB Hingga 250 Persen! Mahasiswa Asli Pati Geram, Tuntut Bupati Buka Telinga

August 7, 2025
Yaqut

Didampingi Kuasa Hukumnya Yaqut Cholil Qoumas Penuhi Panggilan KPK

August 7, 2025
BEM PTNU

BEM PTNU DIY Soroti Penangkapan Pemain Judi Online: Kenapa Bukan Bandarnya yang Ditangkap?

August 7, 2025
Yaqut Cholil Qoumas

Hari Ini! KPK Panggil Eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Terkait Kasus Korupsi Kuota Haji Khusus

August 7, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Saturday, August 9, 2025
  • Login
Liputan 9
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan 9
No Result
View All Result
Home Berita Nasional

Kritisi Pidato Rais ‘Aam PBNU, Kiai Imam Jazuli Sebut Mengemis pada Kekuasan Jadi Tren Elite NU

Moh. Faisal Asadi by Moh. Faisal Asadi
February 19, 2025
in Nasional
A A
0
Imam Jazuli

KH Imam Jazuli, Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon

529
SHARES
1.5k
VIEWS

Cirebon | LIPUTAN9NEWS
Pidato Rais ‘Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar dalam peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 memicu kontroversi. Salah satu pernyataannya yang menjadi sorotan adalah titipan khusus kepada Presiden terkait peran Bendahara Umum PBNU, Gus Gudfan Arif Ghofur.

“Ada Bendum, Gus Gudfan, saya titip Pak Presiden. Dia mendapat gelar oleh Ketua Umum sebagai bendahara yang biayaan. Mencari dana untuk kepentingan Nahdlatul Ulama, jadi biayaan! Berikan pintu kepada beliau, beserta kuncinya sekalian…” bunyi potongan pidato tersebut.

Ucapan tersebut menuai kritik, diantaranya disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli. Menurutnya, mengingat Harlah NU seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat perjuangan organisasi, bukan sekadar ajang promosi individu kepada pemimpin negara yang hadir dalam acara tersebut.

BeritaTerkait:

Cak Imin Sebut NU Sudah Agak Lupa dengan Lingkungan

Lima Prestasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 dan Sedikit Catatan Evaluatif

Membaca Ombak, Menjaga Arah: PBNU di Tengah Polemik Nasab dan Tambang

Catatan Nadirsyah Hosen atas Klaim “Penambangan Itu Baik, Asal Bukan Bad Mining”

Menurut Kiai Imam, jika dicermati dengan seksama, banyak paradoks antara tujuan memperingati hari lahir organisasi besar NU untuk memperkuat langkah perjuangan dan mempromosikan secara pragmatis Bendahara Umum PBNU untuk mendapatkan perhatian khusus dari Presiden dan Wakil Presiden RI yang turut hadir.

“Dalam sejarahnya, NU berdiri atas fondasi perjuangan besar yang dirintis para muasis seperti Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, dan KH. Bisri Syansuri. Tiga aspek utama yang mereka perjuangkan adalah kepemudaan, ekonomi, dan keilmuan,” kata Kiai Imam dikutip dari Kabar Cirebon, Selasa (18/02/2025).

Kiai Imam Jazuli mengatakan, Rais ‘Aam belum mengutip walau sekilas trilogi kebangsaan NU yang dirintis para muasis untuk mengatasi permasalahan bangsa dari visi besar tiga tokoh tersebut, terkhusus buat membidik kaum muda. Membuatkan wadah perjuangan yang disebut Nahdlatul Wathan pada 1916. Dua tahun kemudian, 1918, berdiri Nahdlatut Tujjar untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan Tashwirul Afkar untukmerayakan kebebasan berpikir ilmiah.

“Kepemudaan, perekonomian dan keilmuan adalah trilogi kebangsaan yang digagas para muasis NU. Warga NU yang berjiwa muda, kuat secara ekonomi, dan berwawasan luas mulai membahas hubungan Islam dan nasionalisme pada tahun 1919,” ungkapnya.

Selanjutnya Kiai Imam Jazuli mengisahkan, Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari, Kiai Abdul Wahab Hasbullah, dan HOS Tjokroaminoto secara intensif membincang nasional. Salah satu anggota diskusi itu adalah seorang pemuda intelek, Soekarno, yang baru berusia antara 18-19 tahun. Kelak Soekarno menjadi menantu Tjokroaminoto.

Di usia NU ke-102, trilogi kebangsaan warisan para muasis, menurutnya semakin rapuh. Cendikiawan NU bukannya melahirkan pemikiran kritis malah melayani kekuasaan. Mencoba segala cara untuk melegitimasi praktik eksploitasi alam yang mengancam masa depan bumi. Cendikiawan NU menukil dalil agama sana-sini untuk membenarkan praktik politik uang.

Pudarnya Semangat Nahdlatul

Lelang intelektualisme semacam itu menurutnya, bertali-temali dengan pudarnya semangat Nahdlatul Tujjar. Membangun kekuatan ekonomi dari bawah berbasis akar rumput tidak lagi dilirik.

“Sebaliknya, mengemis pada kekuasaan menjadi tren baru di lingkungan elite. Tidak mengherankan ketika berada di lingkaran kekuasaan, mereka tidak bisa lepas dari jebakan korupsi. Bahkan, salah satu dari mereka terpaksa dieksekusi KPK ke Lapas Sukamiskin,” katanya.

Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri dan Universitas Al-Azhar, Mesir ini mengaku miris dengan elite di PBNU sekarang. Hematnya, sebagai warga NU yang masih tulus dalam jalan perjuangan merasa malu tak mampu mengenang wajah-wajah para muasis.

“Apa yang hendak dikatakan kepada Hadratussyeikh, Mbah Wahab dan Mbah Bisri? Siapa lagi yang akan percaya pada mereka yang menghalalkan suap dan politik uang, ikut menjadi bagian dari eksploitator alam, tanpa punya perasaan apapun akan nasib buruk rakyat kecil. Siapa yang akan peduli kepada mereka yang mengemis pada penguasa terang-terangan di muka publik?” jelasnya.

Kiai Imam Jazuli menilai, peringatan hari lahir NU ke-102 bukannya menguatkan tekad perjuangan, malah berubah pasar tanpa marwah, tanpa wibawa, tanpa muka, yang semakin mempersulit menjalankan misi menjaga moral dan amar ma’ruf nahi mungkar.

“Harlah kali ini tidak lebih dari sekedar seremonial tanpa jiwa. Seandainya ucapan Rais ‘Aam disampaikan ke internal, ke jamaah Nahdliyyin yang Aghniya’, tentu masih relevan,” ujarnya.

Kiai Imam melanjutkan, apa yang tersisa dari NU hari ini adalah memori tanpa ingatan, bagaimana Mbah Hasyim mendidik di bidang dakwah, ekonomi, pendidikan, militer, agar warga NU berkontribusi pada bangsa, untuk memerdekakan negara dari cengkraman kolonial.

Sementara pemandangan hari ini, kata dia, tak lebih dari sekedar menjilat untuk mendapat jatah kekuasaan. Memang sudah salah jalan sejak awal ketika menghentikan prinsip ta’awun, tolong menolong, di antara jemaah. Sehingga mengemis pada kekuasaan menjadi alam bawah sadar yang tak terelakkan.

Dampak terburuknya, menurut Kiai Imam, adalah perubahan tren yang mengarah pada pembusukan budaya. Dulu NU menjadi tangan di atas yang memberi pelayanan kepada Mustad’afin. Sekarang tak lebih dari bagian kelompok Mustad’afin. Dari sini bisa dipahami mengapa NU kurang kritis dan ragu-ragu dalam kasus pagar laut, sementara ormas lain seperti Muhammadiyah dan MUI dengan tegas melawan sejak awal.

“Oleh karenanya, tidak perlu berbangga NU menjadi ormas terbesar, karena itu lahir dari kerelaan dan ketulusan jemaah. NU menjadi layu akibat perilaku pemimpinnya,” kata Kiai Imam.

Perjuangan dan Kebangsaan

Menurut dia, pidato Rais ‘Aam pada Harlah NU mestinya fokus pada nilai-nilai ideal perjuangan dan kebangsaan, dan tidak perlu dicampuraduk dengan urusan teknis menitip bendahara umum pada presiden dan wakil presiden, lebih-lebih di sampaikan tanpa aling-aling di muka umum. Mengapa Rais ‘Aam tidak berpikir dampaknya, dan bagaimana jika mata dunia memandang NU tidak lebih dari sekumpulan orang yang menggantungkan nasibnya pada jatah politik.

Kondisi ini, kata dia, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Butuh jalan keluar untuk mengembalikan idealisme yang semakin keropos. PBNU butuh diingatkan untuk kembali pada pelayanan umat dan kaum mustad’afin.

“Istana memang bisa memukau, bahkan bagi yang tak siap, malaikatpun berubah identitas, kata Prof. Mahfud. Karena itu dalam krisis multidemensi, kita seperti kehilangan keteladanan pemimpin yang berjiwa malaikat. Ini yang menjadi agenda besar warga NU di masa mendatang,”pungkasnya.

(MFA/MSN)

Tags: Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NUImam JazuliKH Miftachul AkhyarNahdlatul UlamaPBNUPidatoRais Aam PBNU
Share212Tweet132SendShare
Moh. Faisal Asadi

Moh. Faisal Asadi

Aktual, Faktual, Kompeten, Konsisten dan Terpercaya

BeritaTerkait

Ajak PKB Kembali ke-NU, Cak Imin sebut Gus Ipul Makelar
Nasional

Cak Imin Sebut NU Sudah Agak Lupa dengan Lingkungan

by liputan9news
June 25, 2025
0

Jakarta | LIPUTAN9NEWS Dengan nada bercanda, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan Nahdlatul Ulama atau NU sudah...

Read more
Imam Jazuli

Lima Prestasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 dan Sedikit Catatan Evaluatif

June 23, 2025
Yusuf mars

Membaca Ombak, Menjaga Arah: PBNU di Tengah Polemik Nasab dan Tambang

June 23, 2025
Gus Nadir

Catatan Nadirsyah Hosen atas Klaim “Penambangan Itu Baik, Asal Bukan Bad Mining”

June 23, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2420
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

740
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

140
Logo JATMAN

Dzikir Sejati tidak Butuh Sorotan Lampu

August 9, 2025
Dr. KH. Zakky Mubarok, MA, Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU)

Kesempurnaan Ajaran Agama

August 8, 2025
Ayik Heriansyah: Doktrin al Wala wal Bara Sebabkan Prasangka Buruk Terhadap Umat Islam

Jangan Su’uzhan kepada Ulama yang Dekat dengan Pengauasa

August 8, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In