Brebes, LIPUTAN 9 NEWS
“Sebelum acara seminar ilmiah dimulai, ketua yayasan Asy-Syafi’iyyah Jatibarang Brebes KH. Drs. Asmuni, M. Si memberikan sambutan sekaligus motivasi kepada para peserta seminar yang notabenenya para siswa-siswi dan dewan guru serta stakeholder MA Asy-Syafi’iyyah.”
Dalam kesempatan itu, beliau menekankan pentingnya doa dan keridhaan orang tua sembari berkata,
“Anak anakku, Alhamdulillah hari ini kita patut berbahagia karena kedatangan tamu agung seorang doktor dari Bondowoso Jatim yaitu Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA. Kesuksesannya dalam meraih gelar doktor saya yakin seyakin-yakinnya tentu tidak terlepas dari doa dan keridhaan orang tua.” Dawuhnya sambil melirik pada saya minta tanggapan dengan anggukan kepala.
Lebih lanjut beliau juga menyampaikan,
“Keberhasilan beliau meraih gelar doktor dalam hidupnya juga tidak terlepas dari kedisipllinannya menunaikan kewajiban shalat terutama shalat sunah dua rokaat sebelum sebuh. Pasalnya, dua rokaat sebelum subuh itu lebih utama daripada dunia dan isinya.” Ungkapnya sambil menoleh dan meminta tanggapan pada diri saya.
Ada seorang psikolog Anak Najeela Shihab mengungkapkan, orang tua memiliki pengaruh besar terhadap kecerdasan dan kesuksesan anak. Ia mengatakan bahwa kunci kesuksesan anak ada pada harapan orang tua.
“Faktor kesuksesan anak ada pada harapan orang tuanya,” kata Ela, sapaan akrabnya, lewat unggahan Youtube CXO.
Sebab, menurut dia, orang tua memiliki pengaruh besar dalam tumbuh kembang anak. Orang tua merupakan figur konstan di kehidupan anak-anaknya. Orang tua adalah orang pertama yang mengajarkan pendidikan kepada anaknya, dari mulai balita, remaja hingga dewasa.
“Peran orang tua terhadap pendidikan anak itu sangat penting karena orang tua itu figur konstan di kehidupan anak-anaknya. Orang tua kan dari mulai lahir sampai sebesar apapun anak itu orang tua perannya tetap tidak berubah,” jelas putri sulung Prof Quraish Shihab itu.
Ia kemudian menegaskan bahwa latar belakang pendidikan, profesi, maupun keluarga tidak menjadi tolok ukur kesuksesan anak. Harapan besar dari keluarga petani dan pengusaha besar mempunyai kedudukan sama, asalkan didasari dengan keyakinan yang kuat.
“Jadi just by having a parents that believes in you (hanya dengan memiliki orang tua yang percaya padamu), kamu yakin akan berhasil meraih kesuksesan kamu,” tegas pendiri sekolah cikal itu.
“Orang tua itu tidak terbatas untuk pengusaha, yang lulusan S3 dari kampus terkenal. Bahkan petani dengan area yang sangat kecil tapi punya harapan tinggi ke anaknya, dia percaya, dia mengatakan kepada anaknya bahwa kamu tuh bisa loh, kamu punya kemampuan untuk itu, itulah prediktor utama kesuksesan anak,” sambungnya.
Terlepas dari latar belakang sekolah dan tenaga pendidik yang berpegalaman, ia menjelaskan bahwa pendidikan keluarga memiliki kedudukan istimewa. Contoh sederhana, mengajak anak berkomunikasi dengan menceritakan aktivitas sehari-hari dia memiliki efek besar bagi perkembangan kosa kata dan cara dia mengambil keputusan.
“Pendidikan keluarga itu penting banget karena it’s not rocket science (ini bukan ilmu yang instan). Jadi sesederhana ngajak ngomong anak dengan membahas kehidupan sehari-hari atau daily activities bundanya, itu saja efeknya sangat besar karena dapat memperkaya kosa kata yang didengar anak. Efeknya kemudian pemahaman membaca, ke hasil tes sekolahnya, itu efeknya besar banget terhadap tumbuh kembang anak,” jelas Ela.
Sayangnya, tambah dia, hal sederhana ini belum tergarap serius. Karena orang banyak ngomong soal pendidikan itu sama dengan persekolahan.
Padahal pendidikan di rumah atau keluarga dan apa yang dilakukan anak sehari-hari itu faktornya jauh lebih besar.
“Jadi, usahakan menjadi orang tua yang full of conversation (penuh percakapan) membahas banyak hal. Perlakukan anak sebagaimana memperlakukan orang dewasa, hormati pandangannya. Dan itu perlu dipraktikkan ke anak-anak,” tandasnya.
Masih terkait nasehat KH. Drs. Asmuni, M. Si tentang faktor kedua yang menunjang kesuksesan anak adalah dua rakaat sebelum subuh dapat mengalahkan dunia seisinya. Dua rakaat sebelum shalat subuh sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Nilai dua rakaat (sebelum subuh) ini, sebagaimana pesan Rasulullah saw lebih baik dari pada jagad seisinya.
ركعتا الفجر خير من الدنيا وما فيها
Dua rakaat shalat fajar lebih baik dari dunia seisinya.
Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menunjukan dua rakaat sebelum shubuh. Dari redaksi hadits tersebut sebagian ulama mengatakannya shalat sunnah fajar. Adapula yang menamainya sebagai shalat sunnah subuh karena dilakukan sesebelum shalat subun.
Ada pula yang mengatakan shalat sunnah berat, mungkin karena dilaksanakan ketika hari masih dingin. Ada pula yang menamakan shalat sunnah ghadat yaitu shalat sunnah yang dilakukan pagi-pagi sekali.
Oleh karena itu dalam Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi memperbolehkan niat shalat dua rakaat subuh ini dengan berbagai macam istilah tersebut. Misalkan ushalli sunnatal fajri rok’ataini ada’an lillahi ta’ala. Atau boleh juga ushalli sunnatal barodi rok’ataini ada’an lillahi ta’ala sunnatas subhi, dan seterusnya. Atau boleh juga yang lebih lengkap adalah
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatas shubhi rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala.
Di samping itu yang harus diperhatikan adalah anjuran untuk tidak berlama-lama dalam shalat, mengingat predikat shalat ini adalah shalat sunnah. Walaupun nilainya lebih berharga daripada dunia seisinya.
Selain itu alasan kebergegasan dua rakaat ini adalah mengikuti Rasulullah saw (liitba’i sunnatir rasul) yang cukup membaca surat al-Kafirun dalam rakaat pertama (setelah al-fatihah) dan al-Ikhlash (setelah al-fatihah)pada rakaat kedua. Atau membaca Alam Nasyrakh (surat al-Insyirakh) pada rakaat pertama dan Alam Taro (Surah al-Fiil) pada rakaat ke dua.
Secara praktis, tersebut pula dalam Nihayatuz zain anjuran untuk membaca wirid khusus setelah dua rakaat sambil menunggu shalat subuh. Bacaan itu adalah (1) Ya Hayyu Ya Qayyum La Ilaha Illa anta, 40 kali. (2) Surat Al-Ikhlas, 11 kali (3) Surat Al-Falaq, 1 kali (4) Surat An-Nas, 1 kali dan (5) Subhanallah wa Bihamdihi, Subhanallahil Adhim, Asytaghfirullah, 100 kali.
Demikianlah keterangan dua rakaat sebelum shalat subuh yang menurut sebagian ulama dikategorikan sebagai rawatib (sebagaimana shalat qabliyah lainnya) yang dilaksanakan sebelum shalat subuh.
Artinya, ketua yayasan menitik beratkan kesuksesan anak tidak hanya pada kecerdasan kognitif saja melainkan juga pada kecerdasan psikomotorik dan kecerdasan spritual untuk mengasah jiwanya menjadi sosok pribadi yang bijak bestari dalam menjalani kehidupannya dimasa yang akan datang.
Salam akal sehat, Brebes 2024
Dr. KH. Muhammad Saeful Kurniawan, MA, Penulis buku Desain Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Teori dan Praktik Penelitian





















you could look here simplehold wallet