Jakarta | LIPUTAN9NEWS
Setelah PBNU menggelar Kongres JATMAN Ke-13 di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, pada 19-20 Jumadal Akhir 1446 H/21-22 Desember 2024 M. Lalu, Kongres menetapkan KH Achmad Chalwani sebagai Rais ‘Ali dan Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa sebgai Mudir ‘Ali JATMAN 2025-2030. Secara otomatis kepengurusan JATMAN disebut PATMAN pimpinan Habib Luthfi bin Yahya berakhir.
Kini, Habib Luthfi dan Helmy Faishal Zaini, secara resmi mendeklarasikan terbentuknya organisasi baru bernama Jam’iyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah Ahlussunnah wal Jamaah (JATMA Aswaja).
Deklarasi tersebut berlangsung pada Jumat pagi, 18 April 2025, bertepatan dengan pengajian rutin Jumat Kliwon di Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan.
Habib Luthfi didaulat sebagai Rais ‘Aam, sementara Helmy Faishal Zaini Sekjen PBNU (2015-2021) mengemban amanat sebagai Sekretaris Jenderal JATMA Aswaja.
JATMA Aswaja berdiri sebagai organisasi masyarakat (Ormas) yang sah dan bersifat independen, berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan nomor AHU- 0001630.AH.01.07.TAHUN 2025.
“Dengan adanya SK ini, maka kedudukan kita adalah sebagai ormas yang sah, mandiri, dan tidak menjadi bagian underbow dari organisasi lain manapun,” ujar Helmy Faishal dalam video yang beredar luas di dunia maya, Jumat (18/04/2025).
Pada momen itu, Helmy memaparkan bahwa struktur organisasi JATMA Aswaja terdiri dari tiga elemen utama:
- Majelis Irsyad wan Nasihah yang menjadi wadah para mursyid dan masyayikh;
- A’wan yang berperan sebagai penasihat berdasarkan keahlian masing-masing;
- serta Tanfidziyah yang menjalankan operasional harian organisasi.
Lebih lanjut Helmy Fashal menerangkan, bahwa Lebih dari sekadar wadah pengamal thariqah, JATMA Aswaja mengedepankan semangat inklusif dalam memahami ajaran Islam. Helmy Faishal juga menekankan pentingnya umat Islam untuk terus bergerak menuju kemandirian dan kemajuan, sejalan dengan nilai luhur Islam.
“Tak hanya fokus pada aspek spiritual, JATMA Aswaja juga menaruh perhatian besar pada sektor ekonomi, pertanian, dan pendidikan sebagai kontribusi riil terhadap penguatan ketahanan nasional,” terangnya.

“Tantangan ke depan bukanlah hal kecil, terutama dalam bidang ekonomi dan pendidikan. Kita harus ikut serta memperkuat pertahanan dan ketahanan nasional. Dunia thariqah harus bisa menyuarakan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi negara,” imbuh politisi PKB dan mantan Sekjen PBNU itu.
Sebagai langkah awal, organisasi ini merencanakan penyelenggaraan musyawarah nasional dengan fokus pada sektor ekonomi dan pertanian. Kegiatan tersebut dijadwalkan akan berlangsung di Masjid Istiqlal dalam waktu mendatang.
Deklarasi JATMA Aswaja ini turut dihadiri para ulama, mursyid, dan tokoh thariqah dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah lainnya.
“Para tokoh berharap, kehadiran JATMA Aswaja dapat menjadi titik temu antara nilai-nilai spiritualitas dan tanggung jawab sosial kebangsaan dalam kerangka Islam rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya.