• Latest
  • Trending
  • All
  • Politik
Makam Kiai Mustaqim bin Husain

Mengenal KH. Mustaqim bin Husain, Wali Quthb dari Tulungagung

July 1, 2025
Akuisisi BCA - Group Djarum

HAPI Meminta KPK Usut Kembali Dugaan Korupsi Transaksi Akuisisi BCA oleh Djarum

September 16, 2025
Rais Aam PBNU-KH Miftachul Akhyar

Teladan Moral Rais Aam PBNU Jadi Rujukan BEM-PTNU dalam Kasus Dana Haji

September 16, 2025
Khotimi Bahri, Mudir Idaroh Syu'biyah JATMAN Kota Bogor, Jawa Barat

JATMAN dan Reorientasi Thariqah dari Ranah Private ke Publik (Catatan dari Raker Idaroh Wustha Jatman Jabar, 20-21 September 2025)

September 16, 2025
Logo JATMAN

JATMAN Jawa Barat akan Menggelar Raker dan Pelantikan Idarah Syu’biyyah Jabar

September 16, 2025
Sunarto (Cak Narto)

Muslim Arbi Desak KPK Periksa Sunarto Mantan Ketum Pemuda Muhammadiyah Terkait Korupsi Kuota Haji

September 16, 2025
Hancur Akibat Serangan Balasan Iran, Institut Weizmann Kini Kelimpungan Hadapi Boikot Global

Hancur Akibat Serangan Balasan Iran, Institut Weizmann Kini Kelimpungan Hadapi Boikot Global

September 16, 2025
Khalid Basalamah

KPK Dalami Proses Jamaah Khalid Basalamah Berangkat, dari Mana Sumber Uang yang Dikembalikan!

September 16, 2025
Ilutrasi daging babi panggang

Tidak Sengaja Makan Daging Babi, Apa yang Harus Dilakukan Seorang Muslim?

September 16, 2025
Budi Prasetyo

Dipanggil KPK Zainal Abidin Mangkir dalam Kasus Korupsi Kuota Kaji

September 16, 2025
Gus Ipul

PBNU Bantah Terlibat dan Siap Berikan Keterangan Jika Diminta KPK untuk Usut Korupsi Kuota Haji

September 15, 2025
  • Iklan
  • Kontak
  • Legalitas
  • Media Sembilan Nusantara
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Tentang
Wednesday, September 17, 2025
  • Login
Liputan 9
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Wisata-Travel
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Dunia Islam
    • Al-Qur’an
    • Ngaji Kitab
    • Muallaf
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Filantropi
    • Seputar Haji
    • Amaliah NU
    • Tasawuf
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Sejarah
    • Buku
    • Pendidikan
    • Seni Budaya
No Result
View All Result
Liputan 9
No Result
View All Result
Home Tokoh

Mengenal KH. Mustaqim bin Husain, Wali Quthb dari Tulungagung

Abdus Saleh Radai by Abdus Saleh Radai
July 1, 2025
in Tokoh
A A
0
Makam Kiai Mustaqim bin Husain

Makam KH. Mustaqim bin Husain (1901-1970), merupakan pendiri pondok PETA (Pesulukan Thariqat Agung) yang lahir di Desa Nawangan, Kecamatan keras, Kabupaten Kediri pada tahun 1901 M/Foto: Kompasiana/ASR

532
SHARES
1.5k
VIEWS

Tulungagung | LIPUTAN9NEWS

KH. Mustaqim bin Husain merupakan pendiri Pondok PETA (Pesulukan Thariqat Agung) Tulungagung, yang lahir di Desa Nawangan, Kecamatan keras, Kabupaten Kediri pada tahun 1901 M.

Jika diurut ke atas nasabnya dari jalur ayah bertemu dengan Prabu Sanghyang Borosngoro atau Sayyid Ali bin Muhammad bin Umar atau Mbah panjalu, Ciamis, Jawa Barat.

Pada usianya yang ke-13 tahun, Kiai Mustaqim belajar ilmu kepada Kiai Zarkasyi Tulungagung untuk belajar ilmu agama dasar. Ketika menginjak dewasa, ia sudah memiliki hati yang selalu terjaga dari sifat-sifat jelek serta selalu berzikir kepada Allah Swt. sehingga ia bisa mengerti apa itu alam gaib, alam barzah, alam jin dan bisikan hati orang lain.

BeritaTerkait:

JATMAN Gelar Diskusi Tasawuf dan Thariqah bersama Syekh Mukhyiddin Abdurrazaq

JATMAN Gelar Diskusi Tasawuf dan Thariqah Bulanan

Haul Ke-56 Pondok PETA 2025 Berlangsung Khidmat dan Meriah Dihadiri Puluhan Ribu Jamaah

Ponpes Al-Istighotsah Setu akan Menggelar Peringatan Haul Ke-22 KH Mahfudz Syafi’i, Ini Lokasinya!

Setelah dewasa, Kiai Mustaqim menikah dengan Nyai Halimah Sa’diyah, putri H. Rois Kauman Tulungagung. Dari pernikahannya tersebut, keduanya dikaruniai 16 orang anak, namun Sembilan di antaranya meninggal ketika masih balita.

Adapun anak-anak yang masih hidup sampai dewasa ada tujuh orang, mereka ialah Nyai Thowilah Sumaranten Mustaqim, KH. Arif Mustaqim, Nyai Hj. Anni Siti Fatimah Mustaqim, Kiai Ali Murtadho Mustaqim, KH. Abdul Djalil Mustaqim dan Nyai Hj. Siti Mahfiyah Mustaqim.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Kiai Mustaqim bekerja sebagai tukang potong rambut atau tukang cukur. Ia juga pernah menjadi tukang jahit sepatu dan berdagang, bahkan ia pernah memiliki toko bernama ‘Bintang Sembilan’.

Awal Mula Sanad Thariqah

Sebelum memiliki sanad Thariqah Syadziliyah, Kiai Mustaqim sudah lebih dahulu memiliki sanad-sanad hizib seperti hizib baladiyah, hizib kafi dan lain-lain.

Suatu ketika, salah satu murid Kiai Mustaqim yang bernama Asfaham Ngadiluwih Kediri mengamalkan wirid hizib kafi dan masuk ke dalam maqam Jadzab Billah.

Pada kondisi tersebut, Asfaham berjalan sampai masuk ke Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur. Setelah masuk ke pesantren, Asfaham berdebat dengan para ustadz di sana. Ketika mendengar hal tersebut, Syekh Abdul Rozak menemui Asfaham dan bertanya,

“Siapa gurumu?”

Kemudian Asfaham menjawab, “Kiai Mustaqim bin Husain dari Kauman Tulungagung”

Setelah kejadian tersebut, beberapa waktu kemudian Syekh Abdul Rozak sowan kepada Kiai Mustaqim untuk mendapatkan ijazah ‘ammah darinya, namun keduanya saling menghindar untuk menjadi guru. Akhirnya keduanya sepakat untuk sama-sama memberi ijazah. Adapun Kiai Mustaqim memberikan ijazah hizib baladiyah sedangkan Syekh Abdul Rozak memberi baiat Thariqah Syadziliyah.

Setelah istiqamah mengamalkan Thariqat Sadziliyah, semakin lama pengikut dan pengamal yang berguru lewat baiat Kiai Mustaqim semakin banyak, sampai akhirnya Syekh Abdul Rozak berkata,

“Thariqah Syadziliyah ini nanti pusatnya pindah ke Kedung (maksudnya pindah ke Kiai Mustaqim bin Husain Kauman Tulungagung).”

Selain menerima baiat Thariqah Syadziliyah, Kiai Mustaqim sebenarnya juga menerima baiat Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah dari Kiai Khudhori bin Hasan Malangbong, Garut. Namun ia lebih mensyiarkan Thariqah Syadziliyah karena ada pesan khusus dari Syekh Abdul Rozak untuk mengembangkan thariqah ini di daerah Tulungagung Jawa Timur.

Adapun sanad thariqahnya adalah:

  1. Kiai Mustaqim bin Husain dari
  2. Syekh Abdul Rozak bin Abdullah at-Tarmasi dari
  3. Syekh Ahmad, Kadirejo Klaten dari
  4. Syekh Ahmad Nahrowi Muhtarom al-Jawi tsumma al-Makkiy dari
  5. Syekh Muhammad Shalih al-Mufti al-Hanafi al-Makkiy dari
  6. Syekh Muhammad Ali bin Thahir al-Watri al-Hanafi al-Madani dari
  7. Syekh Syihab Ahmad Minatullah al-‘Adawi asy-Syabasi al-Azhari al-Mishri al-Maliki dari
  8. Syekh Muhammad al-Bahity dari
  9. Syekh Yusuf asy-Syabasi adh-Dhohiry dari
  10. Syekh Asy-Syihab Ahmad bin Musthafa al-Iskandary asy-Syahir bisshobagh dari
  11. Sayyid Muhammad bin Abdul Baqi’ az-Zurqoni al-Maliki dari
  12. Syekh An-Nur Ali bin Abdurrahman al-Ajhuri al-Mishri al-Maliki dari
  13. Syekh Nuruddin Ali bin Abi Bakr al-Qorofi dari
  14. Syekh Jamaludin Ibrahim bin Ali bin Ahmad al-Qurosyi asy-Syafi’I al-Qolqosyandi dari
  15. Syekh Asy-Syihab Taqiyuddin Abil Abbas Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakr al-Muqdisi asy-Syahir bil Wasithiy dari
  16. Syekh Shodruddin Abil Fathiy Muhammad bin Muhammad Ibrahim al-Maidumi al-Bakri al-Mishri dari
  17. Syekh Abul Abbas Ahmad bin Umar al-Anshori al-Mursi dari
  18. Syekh Abul Hasan Ali asy-Syadzili dari
  19. Syekh Abdus Salam bin Masyisy dari
  20. Syekh Abdurrahman al-Atthar az-Zayyat dari
  21. Syekh Taqiyuddin al-Furqoni dari
  22. Sayyid Fakhruddin dari
  23. Sayyid Nuruddin Abil Hasan Ali dari
  24. Sayyid Muhammad Tajuddin dari
  25. Sayyid Muhammad Syamsuddin dari
  26. Sayyid Zainuddin al-Qozwini dari
  27. Sayyid Ibrahim al-Bashri dari
  28. Sayyid Ahmad Marwani dari
  29. Sayyid Sa’id dari
  30. Sayyid Sa’du dari
  31. Sayyid Fathus Su’ud dari
  32. Sayyid Sa’id al-Ghozwani dari
  33. Sayyid Abi Muhammad Jabir dari
  34. Sayyid Hasan bin Ali dari
  35. Sayyid Ali bin Abi Thalib dari
  36. Nabi Muhammad saw. dari
  37. Malaikat Jibril as. dari
  38. Allah Swt.

Kiai Mustaqim adalah salah satu ulama yang berjuang mempertahankan kemerdekaan saat penjajah Jepang menyerang Indonesia. Ketika bangsa Jepang memaksa Indonesia melakukan ‘Seikerei’ banyak ulama-ulama yang menentangnya dengan keras. Akibatnya penolakan ini dianggap sebuah pemberontakan oleh pemerintah Jepang sehingga mereka banyak melakukan penyiksaan kepada ulama tak terkecuali kepada Kiai Mustaqim.

Derajat Kewalian Kiai Mustaqim

Menurut cerita Pak Ahmad bin Badri, ketika ia berkelana selama 18 tahun, ia pernah sowan menemui Kiai Dalhar Watucongol Magelang. Saat itu Kiai Dalhar bertanya,

“Kamu dari mana?”

Kemudian ia menjawab, “dari Jeli, Karangrejo, Tulungagung.”

Kiai Dalhar bertanya lagi, “Sudah kenal Kiai Mustaqim Kauman Tulungagung?”

Kemudian ia menjawab, “Sudah. Saya sudah tahu beliau, bahkan bapak saya ikut amalan thariqah KH. Mustaqim.”

Kemudian Kiai Dalhar berkata, “KH. Mustaqim itu adalah wali Quthub yang derajat kewaliannya Mastur (ditutupi).”

Padahal, di daerah Tulungagung dan sekitarnya banyak yang tidak mengetahui kedudukan KH. Mustaqim. Yang mereka tahu hanyalah Pak Takim sebagai tukang cukur rambut.

Karomah Kiai Mustaqim

Sebagaimana waliyullah pada umumnya, Kiai Mustaqim juga diberikan kemuliaan oleh Allah Swt. sebagai tanda kebesaran-Nya.

Di antaranya dalam memberikan wejangan, Kiai Mustaqim adalah ulama yang lebih sering berbicara dengan menggunakan bahasa kinayah sehingga menurut KH. Shoddiq Muslih, apabila mendengar perkataan-perkataannya harus dengan berdzikir kepada Allah Swt. agar bisa memahami makna dari perkataan tersebut sebagaimana ungkapannya berikut:

“Menjadi orang mukmin itu harus sering memotong kuku.”  Artinya, menjadi orang mukmin harus menghilangkan sifat ujub supaya bisa ikhlas.

Kemudian, sebelum Indonesia merdeka, pernah suatu ketika pada Bulan Rabiul Awwal, Kiai Mustaqim berkata,

“Bangsa Jepang berada di Indonesia masih enam bulan lagi.”

Dan benar saja, sebab setelah enam bulan, tepatnya pada Hari Jumat Legi, 9 Ramadhan 1383 H. atau 17 Agustus 1945 M., Indonesia merdeka.

Karamahnya yang lain, menurut Kiai Lamri Kedung Sigit Karangan Trenggalek, ia berkata bahwa Kiai Mustaqim kerap menemui tamu yang sowan dan mengajaknya bercakap-cakap sesuai dengan bahasa asal tamu tersebut. Seperti contoh ketika Kiai Mustaqim menerima tamu dari India, ia bisa bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa India tanpa membawa penerjemah. Dan kejadian itu didengarkan langsung oleh Kiai Lamri.

Wafatnya Sang Mursyid

Kiai Mustaqim wafat pada tanggal 1 Muharram setelah ashar dan bertepatan dengan tahun 1970 M. Ia dikebumikan di kawasan pondok PETA Kauman Tulungagung Jawa Timur. Sedangkan estafet kemursyidan diserahkan kepada puteranya, KH. Abdul Djalil Mustaqim. Setelah KH. Abdul Djalil wafat, kini tongkat kemursyidan Pondok PETA di pegang oleh KH Carir Muhammad Sholahuddin Al-Ayubi.

(ASR)

Tags: Hasbulloh MarzukiKH Abdul Jalil MustaqimKH Mahfudz SyafiiMursyid Thariqah Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabadiyah Pondok PETA Tulungagung Jawa TimurPondok PETASyekh Mustaqim bin HuseinThariqah
Share213Tweet133SendShare
Abdus Saleh Radai

Abdus Saleh Radai

Media Sembilan Nusantara Portal berita online yang religius, aktual, akurat, jujur, seimbang dan terpercaya

BeritaTerkait

JATMAN
Tasawuf

JATMAN Gelar Diskusi Tasawuf dan Thariqah bersama Syekh Mukhyiddin Abdurrazaq

by liputan9news
September 8, 2025
0

JAKARTA | LIPUTAN9NEWS Lajnah Mubahatsah Masail Ash-Shufiyah, Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) menggelar kegiatan Diskusi Tasawuf dan Thariqah Bulanan,...

Read more
JATMAN Gelar Diskusi Tasawuf dan Thariqah Bulanan

JATMAN Gelar Diskusi Tasawuf dan Thariqah Bulanan

September 8, 2025
Haul PETA ke-56

Haul Ke-56 Pondok PETA 2025 Berlangsung Khidmat dan Meriah Dihadiri Puluhan Ribu Jamaah

July 1, 2025
Media Sembilan Nusantara

Ponpes Al-Istighotsah Setu akan Menggelar Peringatan Haul Ke-22 KH Mahfudz Syafi’i, Ini Lokasinya!

January 11, 2025
Load More

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gus Yahya

PBNU Respon Rais Am JATMAN yang telah Demisioner dan Teken Sendirian Surat Perpanjangan Kepengurusan

November 26, 2024
Akhmad Said Asrori

Bentuk Badan Hukum Sendiri, PBNU: JATMAN Ingin Keluar Sebagai Banom NU

December 26, 2024
Jatman

Jatman Dibekukan Forum Mursyidin Indonesia (FMI) Dorong PBNU Segera Gelar Muktamar

November 22, 2024
Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

Al-Qur’an Surat Yasih Arab-Latin dan Terjemahnya

2443
KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

KBRI Tunis Gelar Forum Peningkatan Ekspor dan Investasi di Sousse, Tunisia

746
KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

KA Turangga vs KA Commuter Line Bandung Raya Tabrakan, Apa Penyebabnya?

140
Akuisisi BCA - Group Djarum

HAPI Meminta KPK Usut Kembali Dugaan Korupsi Transaksi Akuisisi BCA oleh Djarum

September 16, 2025
Rais Aam PBNU-KH Miftachul Akhyar

Teladan Moral Rais Aam PBNU Jadi Rujukan BEM-PTNU dalam Kasus Dana Haji

September 16, 2025
Khotimi Bahri, Mudir Idaroh Syu'biyah JATMAN Kota Bogor, Jawa Barat

JATMAN dan Reorientasi Thariqah dari Ranah Private ke Publik (Catatan dari Raker Idaroh Wustha Jatman Jabar, 20-21 September 2025)

September 16, 2025
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Media Sembilan Nusantara

Copyright © 2024 Liputan9news.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Artikel
    • Opini
    • Resensi
    • Download
  • Ekonomi
    • Wisata-Travel
    • Bisnis
    • Karir
    • UMKM
    • Lowongan Kerja
  • Politik
    • Pilkada
    • Pilpres
  • Kesehatan
  • Dunia Islam
    • Filantropi
    • Amaliah NU
    • Al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Muallaf
    • Sejarah
    • Ngaji Kitab
    • Khutbah
    • Tanya-Jawab
    • Ramadan
    • Seputar Haji
    • Syiar Islam
  • Lainnya
    • Agenda
    • Pendidikan
    • Sejarah
    • Buku
    • Tokoh
    • Seni Budaya

Copyright © 2024 Liputan9news.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In