Salah satu nikmat Allah yang agung yang sering dilupakan oleh umat manusia adalah nikmat persaudaraan dan persahabatan. Seandainya tidak ada nikmat ini, pasti antara satu manusia dengan manusia yang lain, satu kelompok dengan kelompok yang lain akan saling bermusuhan dan saling menyerang. Kalau kita memperhatikan bagaimana dahsyatnya hewan buas terhadap hewan lainnya, seperti macan, singa, macan tutul, kuda nil dan sebagainya, itu belum seberapa apabila dibandingkan dengan keganasan manusia terhadap manusia lain yang tidak memiliki kasih sayang terhadap sesamanya.
Karena manusia dikaruniai oleh Allah sifat saling mengasihi, saling menyayangi, dan bersahabat sesama mereka, maka keganasan manusia kepada manusia yang lainnya dapat dihindari. Agungnya karunia kasih sayang dan persahabatan dijelaskan dalam firman Allah:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran, 03:103).
Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa kita diarahkan agar selalu menyadari dan memahami nikmat Allah berupa persaudaraan da kasih sayang di antara kita. Karena itu kita diarahkan agar terus berpegang teguh pada tali agama Allah, menjaga persatuan dan kesatuan, serta tidak bersilang sengketa. Umat manusia pada masa yang lalu saling bermusuhan antara yang satu dengan yang lainnya, antara satu kelompok dengan kelompok lain, antar satu negara dengan negara yang lainnya. Kemudian Allah s.w.t. melembutkan hati umat manusia sehingga mereka menjadi saling bersaudara dan saling mengasihi, tidak ganas lagi dan tidak kejam lagi antara satu dengan yang lainnya.
Dahulu umat manusia berada di tepi jurang api neraka, melakukan berbagai perbuatan yang tercela, kemudian Allah s.w.t. mengutus para nabi dan rasul-Nya sehingga dengan perantara nabi dan rasul itu, Allah menyelamatakan mereka dari kehancuran dan jurang yang mengerikan. Kepada umat manusia, diharapkan agar memahami ayat-ayat dan bimbingan-Nya agar mendapat petunjuk yang mengantarkan mereka pada kesuksesan lahir dan batin.
Pengertian silaturrahim secara umum adalah menyambung dan melestarikan kasih sayang sesama umat manusia. Dengan silaturrahim itu, maka kehidupan umat manusia akan memperoleh kemajuan-kemajuan yang sangat tinggi dan memasuki dunia kehidupan dengan penuh ketenangan dan ketentraman.
Demikian agungnya karunia Allah yang diberikan kepada umat manusia, berupa lembutnya hati dan kasih sayang sesama mereka, sehingga digambarkan bahwa sekiranya umat manusia mendermakan seluruh hartanya yang ada di bumi, niscaya tidak akan dapat melembutkan hati mereka. Demikian juga tidak akan dapat menumbuhkan rasa kasih sayang. Allah yang melembutkan hati mereka, sesungguhnya Ia Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.
وَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡۚ لَوۡ أَنفَقۡتَ مَا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا مَّآ أَلَّفۡتَ بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ أَلَّفَ بَيۡنَهُمۡۚ إِنَّهُۥ عَزِيزٌ حَكِيمٞ
Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Anfal, 08:63).
Selama umat manusia menyadari karunia agung yang diberikan Allah pada mereka, pastilah mereka akan meraih keridhaan-Nya dan memperoleh kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Menyadari karunia Allah adalah dengan jalan memeliharanya dengan baik dan terus menerus merajut silaturrahim. Sedangkan mereka yang memutuskan silaturrahim akan mendapat kemurkaan Allah s.w.t. dan akan mengalami kehancuran dalam kehidupannya, baik di dunia, maupun di akhirat.
Mereka yang memenuhi janjinya terhadap Allah, dan tidak merusak perjanjuan itu, demikian juga mereka yang merajut apa yang diperintahkan Allah berupa silaturrahim sesama manusia, mereka akan memperoleh kemuliaan dan keluhuran.
ٱلَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ وَلَا يَنقُضُونَ ٱلۡمِيثَٰقَ وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلۡحِسَابِ
(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS. Al-Ra’du, 13:20-21).
Umat manusia yang tidak merajut silaturrahim dan tidak menjaganya dengan baik, maka akan mendapatkan laknat dari Allah s.w.t. dan memperoleh kehidupan yang sangat hina.
وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ
Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam). (QS. Al-Ra’du, 13:25).
Rasulullah Muhammad s.a.w. membimbing umatnya agar selalu merajut silaturrahim, menjalin hubungan sesama mereka dengan kasih sayang, saling mencintai satu dan lainnya dalam kehidupan yang penuh rahmat dan kemuliaan. Mereka yang merajut silaturrahim akan mendapatkan kehidupan ekonomi yang sangat maju dan memiliki kesan yang baik dalam kehidupan masyarakatnya.
مَن سَرَّهُ أنْ يُبْسَطَ له في رِزْقِهِ، أوْ يُنْسَأَ له في أثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Barang siapa yang menghendaki untuk memperoleh rizki yang luas dan memiliki kesan yang baik dalam kehidupannya, maka hendaklah ia merajut silaturrahim. (HR. Bukhari, 2067).
Mereka yang merajut silaturrahim dengan baik, memperoleh rizki yang banyak dan berkah, karena aktivitas ekonomi tidak akan bisa terjadi tanpa silaturrahim. Semakin banyak bersilaturrahim, maka akan banyak pelanggannya dan rizkinya akan semakin bertambah. Kenyataan ini, bisa kita lihat bahwa orang-orang yang hidup dalam suatu kota yang banyak penduduknya akan sangat mudah mengais rizki. Aktivitas bisnis apapun akan cepat berkembang dengan baik.
Sebaliknya kalau tinggal di hutan tidak ada orang lain dengan sendirinya tidak bisa silaturrahim, maka tidak bisa berbisnis. Semakin banyak penduduk semakin banyak rizki yang beredar, itu merupakah salah satu hikmah silaturrahim. Dalam hadits yang lain, Rasulullah s.a.w. menjelaskan bahwa mereka yang rajin bersilaturrahim, bukan saja memperoleh rizki yang berlimpah akan tetapi akan dipanjangkan umurnya dan dapat memakmurkan suatu kota atau suatu negeri.
صِلَةَ الرَّحِمِ، وحُسْنُ الْخُلُقِ، وحُسْنُ الْجِوَارِ: يَعْمُرَانِ الدِّيَار، ويَزِيدَانِ فِي الأَعْمَار
Silaturrahim, berakhlak yang mulia, berbuat baik pada tetangga, memakmurkan tempat tinggal, dan memanjangkan umur. (HR. Ahmad, 25259).
Silaturrahim dapat memanjangkan umur, karena dengan aktivitas itu, manusia akan sangat berbahagia, berjumpa dengan teman-teman, termasuk teman lama, dengan saudara, handai taulan, kerabat, orang tua, dan sebagainya akan dapat menghilangkan stres. Dalam perkembangan masyarakat modern, stres sangat membahayakan, karena dapat menimbulkan serangan jantung, stoke, depresi, dan obesitas.
Sebagian ulama lain memberikan pemahaman bahwa yang dimaksud usianya panjang adalah amalnya sangat banyak, balasan pahalanya terus berlimpah meskipun orangnya telah wafat. Dengan demikian, yang dimaksud panjang umur adalah usianya tetap sesuai dengan yang ditakdirkan, akan tetapi amalnya sangat banyak dan luas.
Memperhatikan uraian di atas, maka sangat wajar apabila Nabi s.a.w. menjelaskan bahwa kalian tiadak akan bisa masuk syurga, sehingga beriman kepada Allah dan tidak mungkin bisa beriman sehingga ia saling mencintai antara sesama umat manusia.
لا تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ حتَّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حتَّى تَحابُّوا،
Kamu sekalian tidak akan masuk syurga sehingga beriman, dan tidak mungkin bisa beriman sehingga kamu saling mencintai. (HR. Muslim, 54).
Dr. KH. Zakky Mubarok, MA., Dewan Pakar Lajnah Dakwah Islam Nusantara (LADISNU) dan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)