Jakarta, LIPUTAN 9 NEWS
Hari ini 4 Agustus. 84 tahun yang lalu di tanggal ini lahir seorang putra terbaik bangsa, yang diberi nama Abdurrahman Ad Dakhil, putra pertama KHA. Wahid Hasyim, yang di belakang hari dikenal dengan nama Abdurrahman Wahid, sering disapa dengan Gus Dur.
KH. Abdurrahman Wahid Ttga kali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU; pertama di Muktamar Situbondo 1984, kedua di Muktamar Krapyak Yogyakarta 1989 dan terakhir di Muktamar Cipasung 1994. Gus Dur mengakhiri jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU di Muktamar Lirboyo pada tahun 1999, saat menjabat sebagai Presiden RI ke-4.
Tahun berikutnya, inisiator dan deklarator PKB ini terpilih sebagai Ketua Dewan Syura DPP PKB di Muktamar PKB Surabaya tahun 2000. Saat menjadi Ketua Umum PBNU periode terakhir, tepatnya 23 Juli 1998, lahir partai yang digadang-gadang mewadahi aspirasi politik warga NU.
Saat deklarasi PKB Rais Aam PBNU saat itu, KH. Ilyas Ruchiyat, dalam sambutannya menyatakan,
“Dengan berdirinya PKB, NU tetap dengan jatidirinya. Biarkan NU dengan pengabdiannya yang lumintu pada dakwah, pendidikan dan pengembangan pesantren. Jangan bawa-bawa NU dalam percaturan yang tidak sesuai dengan jati dirinya.” Ujarnya tegas.
Menurut Kiai Arjuna (Arifin Junaidi) Sebagai Ketua Umum PBNU Gus Dur bersikap sama dengan Rais Aam, tegas untuk tidak mencampuradukkan NU dan PKB. Sesuai hasil Tim Lima (yang diketuai KH. Ma’ruf Amin) dan Tim 9 (yang diketuai KH Zainal Arifin Junaidi).
“Hubungan PKB – NU hanyalah hubungan historis, kultural dan aspiratif, bukan hubungan struktural. Karenanya, pengurus PBNU yang menjadi pengurus DPP PKB, seperti KH. Ma’ruf Amin (Rais yang menjadi Ketua Dewan Syura DPP PKB) dan KHM. Dawam Anwar (Katib Aam yang menjadi Sekretaris Dewan Syura DPP PKB) diberhentikan dari PBNU,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kiai Arjuna menyampaikan bahwa menghadapi Pemilu 1999 pengurus PBNU, lembaga dan banom di lingkungan PBNU, yang menjadi caleg dan atau jurkam dinonaktifkan dari kepengurusan PBNU,” Kiai Arjuna mengisahkan
Kemudian pada 30 Desember 2009 Gus Dur dipanggil menghadap ke hadirat-Nya. Banyak jasa dan legacy yang ditinggalkan Gus Dur, dan banyak pula yang “jualan” Gus Dur untuk kepentingan pribadi.
“Maafkan kami Gus, belum bisa menjaga legacy Gus Dur dengan sebaik-baiknya, apalagi mengembangkannya. Mudah-mudahan dengan mengenang hari lahir Gus Dur ini kita diberi kekuatan untuk menjaga dan meningkatkan jasa dan legacy Gus Dur. Lahu alfatihah!,” ucapnya.
Akhirnya, Kiai Arifin Junaidi (Arjuna) mengatakan momen ulang tahun KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kali ini adalah cerminan NU dan PKB.
“Ulang tahun Gus Dur cermin untuk NU dan PKB,” pungkasnya. (HAZAT)