Jakarta, LIPUTAN9.ID – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) meresmikan Pesantren An-Nahdloh di Kampung Tanjung Sepat Darat, Selangor, Malaysia, pada Ahad (21/5/2023).
Acara ini juga dihadiri Mustasyar PBNU KH Said Aqil Siroj dan Katib Syuriyah PBNU Habib Lutfi Alatas. Gus Fahrur menjelaskan bahwa Pesantren An-Nahdloh berdiri di atas lahan seluas dua hektar dan dibangun sejak dua tahun lalu atau pada masa Nahdlatul Ulama dinakhodai oleh Kiai Said Aqil Siroj.
“Pembangunan asrama santri dan masjid menelan biaya sekitar Rp3 miliar dan merupakan amal jariyah patungan warga NU di Selangor dan Kuala Lumpur,” kata Gus Fahrur kepada NU Online, Ahad malam.
Pondok An-Nahdloh Malaysia
Berdasarkan penuturan Gus Fahrur, untuk sementara ini terdapat 70 orang santri yang bermukim di Pesantren An-Nahdloh. Mereka adalah warga NU di Malaysia dan sebagian besarnya merupakan anak dari pekerja migran Indonesia (PMI). Meski begitu, kelak pesantren ini akan dikembangkan menjadi Pesantren Tahfidzul Qur’an untuk semua orang dari berbagai kalangan.
“Kehadiran pesantren sangat dibutuhkan di Malaysia untuk anak usia dini khususnya yang orang tuanya bekerja di Malaysia, juga sekaligus menjadi panti asuhan untuk anak buruh migran yatim dan terlantar,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Fahrur menyampaikan keinginan para warga NU di Malaysia terkait bimbingan dari para kiai yang ada di Jawa, Indonesia.
“Mereka berharap PBNU mengirimkan guru tugas dari berbagai pesantren di Jawa untuk berdakwah atau (semacam) KKN (kuliah kerja nyata) di Malaysia,” katanya.
Sebelum meresmikan Pesantren An-Nahdloh, Gus Fahrur terlebih dulu diundang untuk makan pagi di rumah dinas Yang Amat Berhormat Menteri Besar Selangor Datuk Sri Amirudin bin Shari, di Putrajaya.
Gus Fahrur mengabarkan bahwa Datuk Sri Amirudin bin Shari sangat mendukung dan mengaku siap untuk membantu pengembangan pendidikan NU di Selangor.
“Beliau sangat tertarik dengan pemikiran NU yang moderat dan sistem pendidikan pesantren yang sangat baik di Indonesia,” katanya.
Gus Fahrur menyampaikan, Datuk Sri Amirudin bin Shari ingin melakukan studi banding ke Perkumpulan NU untuk diduplikasi menjadi sistem pendidikan di Malaysia. “Beliau ingin membuat sistem pendidikan sebagaimana pesantren di Indonesia yang mengajarkan akhlak mulia, serta keilmuan Islam Aswaja NU yang mengakar di masyarakat,” pungkas Gus Fahrur. (red)
Editor: Yuzep Ahmad
Sumber: NU Online